Islam Radikal? Islam Politik? Islam Fundametalis? Kok Islam - TopicsExpress



          

Islam Radikal? Islam Politik? Islam Fundametalis? Kok Islam Banyak Banget ya? 30 Juli 2003, koran berbahasa Inggris, The Jakarta Post memuat berita berjudul Prosecutors demand 7 months jail for militant leader. Ditulis dalam berita itu: Prosecutors urged the Central Jakarta District Court on Tuesday to sentence chairman of Islam Defenders Front (FPI) Habib Rizieq Shihab to seven months in jail for ordering his followers to vandalize and raid nightclubs in the capital. Flanked by dozens of his followers, Rizieq did not react when prosecutor Hasan Basri said he deserved the punishment for allegedly urging his followers to spread haterd. Members of the militant group have attacked a number of entertainment venues here in the past few years. Name calling, adalah sebuah strategi yang kerap digunakan dalam propaganda. Fungsinya untuk mengkategorikan dan membuat berbagai istilah untuk membangun sebuah persepsi. Dan nampaknya musuh-musuh Islam tahu betul cara tersebut begitu ampuh disusupkan ke dalam masyarakat. Istilah-istilah inilah yang perlu kita cermati dan berhati-hati dalam menyikapinya. Salah-salah kita malah terjebak oleh kepentingan mereka. Puncaknya hari ini kita dapat menemukan berbagai jenis Islam. Ya, kata suci nan agung bernama Islam dilekatkan dengan bermacam kata sifat. Mungkin unik, tetapi seharusnya kita merasa aneh. ..masuklah kalian ke dalam Islam secara kaffah (menyeluruh).. (QS. 2: 208) ayat ini sudah sangat jelas, bukan? Imam Hasan Al-Banna pun memaparkan bahwa Islam itu universal, menyangkut seluruh aspek hidup dan kehidupan. Lalu mengapa harus ada berbagai macam jenis Islam? Permainan bahasa seperti ini sebenarnya telah dimulai sejak Adam diciptakan. Lihat saja ketika Iblis memainkan logikanya ketika ia menolak bersujud pada Adam, Aku diciptakan dari api, sedangkan Engkau ciptakan ia dari tanah. Dan orang-orang yang memainkan kata-kata hari ini untuk akhirnya mengotak-kotakan Islam sejatinya hanya meneruskan apa yang dilakukan para pendahulunya. Iblis sudah memulainya, lalu di zaman Abbassiyyah kita menemukan kaum Mutazilah yang mengobarkan paham; Al-Quran adalah makhluk. Kita bisa menemukannya lagi di era 80an di Indonesia, ketika debat antara Islam Budaya dan Islam Politik gencar diadakan. Jadilah Islam ketika itu terbagi dua, dan mudah diadu domba. Benar-benar sangat tidak produktif. Kalau hari ini? Selain istilah-istilah di atas, alangkah mudah kita menemukan orang-orang yang bertahan pada Quran dan Sunnah disebut fundamentalis, yang mengekor pada barat disebut modernis. Orang-orang yang mengikuti ulama disebut jumud, sedangkan yang menafsirkan Quran seenak udelnya disebut ilmiah. Kebodohan macam apa ini? Semoga kita diselamatkan oleh Allah dari sifat dan sikap seperti ini. Dan semoga Allah memberikan hidayah-Nya bagi mereka yang telah salah memilih jalan. Aamiin. Allahu alam.
Posted on: Sun, 17 Nov 2013 03:33:59 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015