JANJI SANG PELAUT PART IIII Pertemuannya dengan gadis ini bagai - TopicsExpress



          

JANJI SANG PELAUT PART IIII Pertemuannya dengan gadis ini bagai telah diatur oleh Penguasa Alam, saat itu dia berjalan-jalan ke sebuah pasar dekat pelabuhan, hanya 2 minggu kapalnya membuang sauh di kota ini, tak begitu ramai seperti Jakarta, tapi kata salah seorang temannya rujaknya enak dan harus dicicipi sebelum pergi. Maka tak ada salahnya mencoba sekaligus mungkin ada sesuatu yang bisa dia dapatkan ketika berjalan-jalan. Suasana pasar pagi itu ramai, berdesak-desakan, hingga suatu waktu ketika ia sedang asyik mengamati sebuah clurit yang ditawarkan untuk cendera mata, ada seseorang yang menyenggolnya. Gadis yang membawa keranjang bawaan itu tidak sengaja menabraknya karena memang jalan pasar terlalu sempit dan berjubel. Serta merta keranjangnya jatuh dan memuntahkan seluruh isinya ke jalan. Mereka bersitatap sejenak, seperti ada magnet yang membuatnya tak bisa berpaling… slow motion. Hingga ….. ”Maaf mas…” kata sang gadis. Sadar, diapun mengatakan ”oh… tidak apa-apa” spontan diapun menunduk dan membantu sang gadis memasukkan kembali barang-barang bawaannya ke dalam keranjang. Sepertinya keranjangnya berat dan diapun spontan menawarkan bantuan untuk ikut membawakannya ke tempat becak biasanya menunggu pelanggan, dan senyum yang terukir di mulut sang gadis menjadi isyarat tawarannya diterima. Perjalanan sampai tempat becak itupun membuat mereka mengenal nama masing2, sebentar saja memang tapi rasanya….entahlah…..dia juga tak tahu kenapa ketika malam tiba dia masih mengingat wajah manis dan pendar mata indah itu, ha..ha… konyol kan. Dia bahkan juga masih belum mengerti kenapa dia ke tempat yang sama esok paginya, menunggu kesempatan dan berharap bertemu lagi dengan gadis itu. Tapi pagi itu takdir sedang tak memihak, sang gadis tak muncul untuk ditemuinya. Begitu juga esoknya, dan esoknya lagi………..sampai di hari ketiga, ketika ia memutuskan untuk kembali pada takdirnya, pada lautnya…..tiba-tiba gadis itu muncul, masih dengan wajah dan pendar mata yang sama yang selalu diingatnya setiap malam. Entah kekuatan apa yang membuatnya mendekat dan bercakap-cakap dia tidak tahu, yang pasti setelah pertemuan itu dia telah mengenal bukan hanya nama, tapi juga rumah, dan janji untuk bisa bertemu kembali. Next
Posted on: Fri, 05 Jul 2013 09:41:31 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015