JOHAN (Jodoh di Tangan Tuhan) PART 42 2 PART END Mohoon responya - TopicsExpress



          

JOHAN (Jodoh di Tangan Tuhan) PART 42 2 PART END Mohoon responya donk Proophets, kok makin kesini makin kendor ya semangatnyaa... :( Main Cast : Tiffany Hwang, Choi Siwon Sub Cast : Find by your self hehehe Tiffany’s side : “Yaak! Kau ini, masih saja menyebalkan!berhenti sok keren didepanku, pikirkan kesehatanmu...!” kataku lagi sambil mengganti kompresannya “Aku akan tetap keren walau bagaimanapun, kau lupa...” katanya dengan memegang tanganku yang tadinya tegah sibuk mengganti kompresannya dan menatap lurus ke arahku, untuk beberapa saat aku tidak bisa mengendalikan pikiran maupun detak jantungku yang berdetak tak karuan, pandangannya begitu teduh dan menenangkan hingga aku seakan tak bisa berpaling maupun bergerak, tatapannya begitu mengunci setiap sel tubuhku. “Eoh Fany-ah... ini obatnya...” tiba tiba suara Donghae mampu menghancurkan freze momentku dan Siwon. “Eoh... nneee...” kataku sambil mengambil obat yang dibelikan Donghae “Akan kuambilkan minum, tunggu sebentar...” kata Donghae lagi dan pergi kedapur mengambil minum, akupun membuka obat paracetamol yang dibelikan Donghae, kulihat Siwon melihatku intens dan pandangannya tak lepas dariku. “Kenapa melihatku seperti itu...?” tanyaku padanya “Anieyeoo...” jawabnya singkat dan kembali melihat ke arahku “Kau ini...” gerutuku “Ini Fany-ah...” kata Donghae memberikan air minum padaku “Nnnee, Gomawoo, Siwon-ah, kajja, minum obatmu...” kataku sambil memberikan obat padanya, Siwonpun bangkit dari tidurnya dan bersandar di tempat tidurnya. “Gomawo...” katanya setelah meminum paracetamolnya. “YA sudah kau kembali istirahat...” kataku sambil merapikan selimutnya. “Eoh... seeprtinya aku harus ke kamarku, kau istirahatlah Siwon-ah, Annyeeong..” kata Donghae dan langsung pergi begitu saja “Donghae-ah... Donghae-ah...” teriakku memanggil Donghae yang terus berjalan menuju kamarnya, eothokee... Akupun kembali mengganti kompresan Siwon, “Gomawo...” ucapnya “Sudahlah, jangan banyak bicara lagi, kau istirahatlah...” kataku padanya, akupun merapikan tempat tidurnya, mengatur kembali suhu dan kelembaban udara kamarnya dan memastikan semuanya baik baik saja. Setelah yakin akupun beranjak pergi berniat kembali ke kamarku, tapi tiba tiba tangan Siwon mencegahku, “Andwe...! Kajima... tetaplah disini...” katanya sambil memegang tanganku dan menariknya ke atas dadanya. “Siwon-ah...” gumamku, kembali kurasakan jantungku berdegup takk karuan dan darahku mendesir seketika. “Kumohon, tetaplah disini...” katanya lagi dengan mata yang terpejam dan tetap memegang tanganku. “Eung... Nde... baiklah, aku akan tetap disini, kau istirahatlah....” aku tidak tahu dorongan apa ataupun sihir apa yang menyebabkan aku berkata seperti itu dan malah aku menepuk nepuk tangannya yang kini memegang tanganku. Ada apa denganku? Sepertinya aku sudah tidak waras. Aiigoo.... ******* Aku mengerjapkan mataku beberapa kali, dan menggeliat guna menghilangkan rasa malas pasgi yang biasa mendera, setelah beberapa saat akhirnya mataku terbuka sempurna, pandanganku menyapu sekeliling ruangan dan aku berpikir ini bukan kamarku? Akupun mengalihkan pandanganku ke arah kiriku, akupun terkejut seketika... “Yaaak! Mwoaneungeoya(apa yang kau lakukan)?” teriakku seketika melihat Siwon yang duduk manis disamping kiri tempat tidur “Morning... bagaimana tidurmu...?” tanyanya, dan seketika ingatanku terasa kembali, tadi malam aku disini guna menemani Siwon yang sedang demam, dan sekarang kenapa malah aku yang tidur di atas tempat tidur? “Yaaak! Neo...? Kenapa aku sampai tidur di atas? Kau sudah sembuh...?” tanyaku dengan meletakkan tanganku dikeningnya guna memeriksa suhu tubuhnya. “Aku tidak tega melihatmu tidur di kursi ini, makanya aku pindahkan kau ke atas, aku sudah sembuh, percayalah padaku...” katanya lagi dengan tersenyum manis kepadaku, Aiigooo... kenapa senyum dengan lesung pipit itu kembali terpampang didepanku? Heuh... membuatku sulit bernafas saja. “Ishk... biasanya kau selalu tega padaku, Siwon-ah... panasmu memang sudah turun, tapi kau belum sepenuhnya sembuh, kau harus banyak istirahat, kajja tidurlah kembali...” kataku menceramahinya sambil segera bangkit dari tempat tidurnya. “Yaaak! Aku sudah sembuh, Jinjaeyeo...” katanya lagi berusaha meyakinkanku “............” aku tidak menjawab dan hanya memberikan tatapan mematikanku padanya “Aiigooo... Arrashooo... aku akan istirahat, kau ini cerewet sekali....” gerutunya dengan melakukan apa yang aku suruh. “Hmm... Good Boy! Aku akan mencarikan sarapan untukmu, kau istirahatlah...” kataku “Nnneee....” sahutnya tanpa semangat dan sedikit bibir manyun. Akupun keluar kamar Siwon dan berniat mencari sarapan untuknya, sebelumnya aku ke kamarku untuk mandi dan bersih bersih diri, untung Sica dan Taeng belum bangun jadi aku tidak akan mendengarkan ocehan gila mereka yang selalu menggodaku. Selesai mandi aku langsung menuju resto yang berada di lobby hotel, aku memesan bubur khusus untuk Siwon dan fruits Salad, serta segelas susu coklat panas, yah satu kesamaanku dan Siwon, kami sama sama menyukai susu coklat baik panas maupun dingin. Setelah pesanan ku selesai aku meminta bantuan waithersnya untuk mengantar pesanan tersebut ke lantai 11, dan setelah sampai akupun segera mengambil nampan pesanan tersebut dan memberi beberapa tip untuk waithers tersebut. Akupun segera masuk kedalam kamaar Siwon... “YAAAK! Siwon-ah... bukankah aku menyuruhmu beristirahat...?” teriakku seketika melihatnya yang sudah berkutat dengan tablet dan beberapa map di atas kasurnya. “Fany-ah... Mianhae, keundae aku benar benar sudah sembuh, file ini harus selesai sebelum siang, aku tidak bisa mengabaikannya...” katanya lagi, sejenak aku berpikir dia sangat bertanggung jawab atas pekerjaannya “Hmm.... kau ini, oke, terserah padamu, yang pasti sekarang kau makanlah dulu...” kataku sambil meletakkan nampan berisi bubur, fruits salad dan hot coklat di meja samping tempat tidurnya “Nnnnee...baiklah, chakaman nneee...” katanya lagi masih ingin menunda makanannya “Sajang-nim....” teriakku dengan tatapan mematikanku “Nnneeee.... Nnneee..... aku makan sekarang....” katanya sambil menyingkirkan tabletnya dan beralih ke makanan yang aku berikan “Whooaaa... Daebak! Hot Chocolate is always the best...” gerutunya setelah menyeruput minumannya “Tshk.... kau ini, cepat habiskan, setelah itu minum vitamin yang dibelikan Donghae semalam, Arrachii...?” kataku lagi, setelah aku pikir ulang, kenapa aku jadi cerewet begini “Nnnneeeee.... Arraaasshoooo sajang-nim, kau cerewet sekali...” gerutunya sambil terus melahap buburnya “karena kau itu keras kepala sekali, ya sudah, aku akan kembali ke kamarku... Annyeeong...” kataku dengan berbalik melangkah pergi “Fany-ah.... Chakaman...”Siwon meraih tanganku dan membuatku kembali berbalik ke arahnya. “Nde...? Ada apa....?” tanyaku bingung dan gugup mengingat tangan Siwon yang kini menggenggam tanganku “Nanti sore kau ada waktu....? mau melihat Sunset bersamaku...?” tanyanya dengan tatapan teduh mematikannya, yah tatapan yang akhir akhir ini berhasil membuatku bertingkah aneh tak karuan. “Ndeee...? Sunset...?” tanyaku bingung “Nnneee... kau pernah memperlihatkan Sunset indah di San Fransisco padaku, dan aku juga ingin memperlihatkan Sunset indah Jaeju padamu, kau ada waktu...?” jelasnya lagi “Eoh...? Geuraeyeoo...? Okeee... baiklah....” jawabku “Baiklah, nanti sore jam 5, dan terima kasih atas bantuanmu dari semalam...” katanya lagi dan kini melepas tanganku “Okeee,,, no problemo, aku pergi, sampai jumpa...” kataku sambil melangkah pergi meninggalkan kamar Siwon, aku ingin segera lenyap dari tempat ini, sungguh aku merasa jantungku kembali berdetak tidak normal dan darahku mendesir seketika mendapat sentuhan ataupun tatapan teduh dari Siwon, Ya Tuhan! Kenapa reaksi tubuhku seperti ini. Akupun masuk kamar dan menyandarkan diri di pintu, sambil mengeluarkan nafas berat... “Huuuuuffftttt.... Aiiggoooo...” gumamku melepaskan semua beban dan kegugupan yang tengah ku alami.
Posted on: Sat, 20 Jul 2013 14:10:53 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015