JakOnline-Alkisah dulu ketika Bung Karno kecil,beliau nekat ikut - TopicsExpress



          

JakOnline-Alkisah dulu ketika Bung Karno kecil,beliau nekat ikut perkumpulan sepak bola,dia diejek anak-anak berambut pirang yang menjaga pintu lapangan. “Hei kau Bruine. Hei anak kulit coklat goblok yang malang. Inlander! Anak kampung! Ngapain kau ke sini. Dan hahaha, rupanya kau lupa pakai sepatu. Dasar kampungan!” Begitu ejekan yang diterima Sukarno kecil. Saat Bung Karno panas mendengar ejekan itu. Dia marah, dia ngamuk, dia berkelahi dan dia kalah. Bung Karno babak belur dikeroyok. Itulah Bung Karno, dia rela babak belur main sepak bola, asal demi harga diri bangsa. Itu hanyalah sekelumit sejarah tentang perjalanan bangsa ini, terutama dilihat dari kajian tak lazim mengenai sebuah olahraga rakyat bernama sepakbola di sebuah Negara bernama Indonesia. VIJ adalah perkumpulan sepakbola yang murni diisi oleh orang-orang Pribumi. Rasa nasionalisme para pemuda ini tidak terbendung lagi, sehingga VIJ pun diberi identitas ‘Merah dan Putih’ sebagai wujud Indonesia secara kecil. Dan VIJ itu kini pun telah berganti nama menjadi Persija Jakarta, dengan sorak sorai dukungan dari suporternya yang terkenal dengan sebutan The Jakmania tak hanya mereka yang berasal dari kota Jakarta tetapi juga ada di daerah-daerah di luar jakarta semua dengan lantang berkata, “Gue Cinta Persija”. Persija Jakarta sudah “terlanjur” Jakarta, wajar tindak tanduk dari prestasi klub dan ulah supporternya selalu saja mendapat sorotan dari publik,santapan yang menarik dan juga unik karena Persija Jakarta memang selebritis Ibukota yang terasa sayang jika tidak dibuat menjadi berita. Terasa aneh mungkin bagi orang-orang awam yang selalu bertanya kenapa dan mengapa kita harus mendukung sebuah klub sepakbola bernama Persija Jakarta? Ada kawan-kawan supporter Persija Jakarta dari Bogor, Cikampek, Tangerang, daerah Utara Jakarta serta wilayah lain yang selalu mengalami “pertandingan tandang” walau Persija Jakarta bermain di Gelora Bung Karno. Kenapa harus membuang-buang uang dan waktu untuk pergi ke stadion, bahkan yang lebih gilanya lagi pergi ke luar kota Jakarta untuk melihat Persija Jakarta berlaga sampai terkadang ada yang rela bolos dari pekerjaannya? Jawabannya mungkin.. Cinta tidak membuat dunia berputar, Cinta inilah yang membuat perjalanan tersebut berharga, karena gue cinta Persija Jakarta. Mereka tidak bodoh mereka cinta Persija bukan hanya dari hati tapi juga sudah bicara logika, ada yang rela menabung demi membeli jersey asli Persija dan ada juga yang rela menabung demi punya uang untuk ikut menemani Persija Jakarta saat menjalani pertandingan tandang.. Sederhana,mereka bekerja dengan logika dan cinta demi Persija Jakarta. Rasanya mendukung sebuah klub sepakbola lokal seperti Persija Jakarta mungkin ada yang menganggap sebelah mata, sama rasanya ketika Bung Karno ingin bermain bola dan dipandang sebelah mata oleh bangsa belanda ketika itu. Kalimat “dasar kampungan” adalah hal yang biasa kami dengar, tapi kata kampungan kini menjadi lebih prestise karena kita membawa nama sebuah “kampung” kebanggaan yang bernama Persija dari Jakarta. Luruhnya hati bukanlah suatu dosa, Maka jangan pernah takut untuk jatuh cinta mengenal Persija Jakarta, karena mendukung klub sepakbola lokal bukan perbuatan kriminal Dan musim ini akan segera berakhir,banyak cerita dari musim ini, dari terancam degradasi sampai masalah management, rindu dari supporternya untuk bertemu di tribun akan mulai terdengar lagi sampai musim depan dibuka kembali. Karena kata seorang kawan, ”Sejatinya pemilik sebuah klub sepakbola adalah suppoternya sendiri”. Terkadang,bukan kenangan buruk yang membuatmu bersedih, tapi kenangan indah yang kamu tak tahu, entah kapan akan terulang kembali. Terima kasih Persija Jakarta, maafkan jika kami terus bertanya “Sampai Kapan Kami Menunggu Lama, Lihat Kamu Angkat Piala?” (@mas23dimas/JO)
Posted on: Wed, 18 Sep 2013 08:30:46 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015