Janan Andarmani Zadeh, Wanita Sukses Iran di Bidang Aerospace - TopicsExpress



          

Janan Andarmani Zadeh, Wanita Sukses Iran di Bidang Aerospace Engineering Ancaman asing adalah bahaya yang selalu mengintai keamanan setiap negara. Untuk itu, masing-masing negara berusaha meningkatkan kemampuan militer dan pertahanannya untuk melindungi diri termasuk dengan memperkuat angkatan udara dan kedirgantaraannya. Sejak kemenangan Revolusi Islam, Iran selalu menjadi sasaran ancaman pihak asing. Karenanya, negara ini terus meningkatkan kemampuan pertahanan dan militernya yang juga meliputi Aerospace dan kedirgantaraan. Dalam hal ini, kemajuan yang dicapai Iran tak lepas dari kerja keras para ilmuan dan tenaga teknisnya yang handal, termasuk dari kalangan perempuan. Janan Andarmani Zadeh adalah salah satu ilmuan wanita Iran yang sukses di bidang Aerospace Engineering. Dia lahir di Tehran tahun 1974 dan berhasil menyelesaikan studi pasca sarjana di bidang Aerospace Engineering di Universitas Politeknik Iran pada tahun 2000. Setahun berikutnya dia diterima bekerja di Lembaga Dirgantara Republik Islam Iran. Saat ini, Andarmani Zadeh bekerja sebagai teknisi di bagian produksi. Dialah wanita pekerja keras yang saat ini menjadi tenaga teknisi pada proyek pembuatan berbagai jenis pesawat jumbo Airbus. Andarmani Zadeh mengukir banyak prestasi gemilang dalam pekerjaan dan bidang keilmuan yang digelutinya. Dialah orang pertama di Iran yang berhasil membuat rancangan program 10-15 tahun reparasi menyeluruh untuk pesawat-pesawat jumbo Airbus 300-600. Dia pula yang membuat program perbaikan Airbus 310 yang sudah tidak beroperasi. Tahun 2009, dia memaparkan kepada publik program reparasi total pesawat Airbus. Pada seminar internasional teknik mekanik di Isfahan tahun 2004, makalah tulisan Andarmani Zadeh terpilih sebagai makalah terbaik. Wanita sukses yang menguasai tiga bahasa Inggris, Prancis dan Arab dengan baik ini menjelaskan tentang pekerjaannya dan mengatakan, “Di lembaga dirgantara aku bekerja menangani tiga jenis pesawat Airbus 300-600, Airbus Jumbo 310, dan Airbus 320 serta beberapa jenis pesawat yang masuk di bawah kategori ini. Tugas utamaku adalah memperbaiki pesawat dan melakukan pengecekan ringan harian atau pengecekan berat mingguan serta pengecekan setiap usai penerbangan. Adapula pengecekan yang dilakukan setiap enam tahun dan 12 tahun sekali.” Berbicara soal faktor penunjang keberhasilannya, Andarmani Zadeh menyatakan bahwa semua itu didapat berkat inayah Allah Swt. Dia tak lupa akan dukungan dan bantuan ibunya selama masa belajar. Kini dia sudah berkeluarga dan memiliki seorang anak laki-laki berusia enam tahun. Suaminya adalah seorang insinyur dan teknisi Aerospace. Dia menyatakan pula bahwa bantuan suaminya selama ini sangat membantunya dalam berkarya. Tanpa bantuan dan dorongan suami sulit baginya mencapai sukses yang didapatkannya saat ini. Andarmani Zadeh menceritakan bahwa terkadang dia harus berada di tempat kerja di hari-hari libur. Tapi sang suami dengan setia menjaga anak mereka dan membantunya meringankan tugas di dalam rumah. Dr Andarmani Zadeh meyakini bahwa tugas sebagai ibu tangga bagi seorang perempuan lebih penting dari tugas di luar rumah. Dia mengatakan, “Seorang perempuan mesti melihat apakah pekerjaan di luar rumah layak untuk dikedepankan sehingga mengorbankan pekerjaan rumah dan pendidikan anak. Tugas di luar rumah harus sesuai dengan posisi sebagai perempuan dan kemampuannya dan harus berdasarkan kesepakatan antara dia dan suaminya. Kita harus mengakui bahwa kemampuan fisik perempuan lebih terbatas dibanding kemampuan laki-laki. Karena itu, yang harus diprioritaskan bagi perempuan adalah kesesuaian tugas di luar rumah dengan pekerjaan di dalam rumah dan sesuai dengan kemampuan fisiknya.” Andarmani Zadeh adalah wanita muslimah yang taat dan selalu mengenakan jilbab panjang yang dalam bahasa Persia disebut cadur. Bahkan saat berada di sayap pesawatpun dia tidak menanggalkan cadur. Saat ditanya apakah pakaian yang dikenakan itu membatasi gerak dan aktivitasnya? Dia menjawab, “Sebenarnya, aku bisa mengenakan pakaian seragam yang sudah disediakan. Tapi aku lebih menyukai cadur sebab pakaian ini menutup semua bentuk badan seorang wanita. Cadur sama sekali tidak membatasi gerak-gerikku.” Menurut wanita teladan Iran ini, jilbab adalah pakaian yang melindungi perempuan dari gangguan sosial. Mengenakan jilbab akan diganjar Allah dengan keridhaan-Nya. Dikatakannya pula bahwa jilbab saja tidak cukup, sebab setiap orang harus bertindak dan bersikap yang arif dan berwibawa. Jika perempuan tidak mengindahkan kesusilaan, mereka akan menjadi korban pelecehan orang-orang yang berhati kotor. Mengenai kemajuan kaum muslimah di berbagai belahan dunia, Dr Andarmani Zadeh mengatakan, jika ingin mencapai cita-citanya, seorang perempuan pertama-tama tidak boleh gentar menghadapi segala rintangan yang ada dan terus melangkah melewati segala hambatan. Dia mesti bertawakkal kepada Allah Swt dan terus berusaha dengan gigih. Kedua dia mesti memilih suami yang mengizinkannya beraktivitas di luar rumah. Menurutnya, perempuan yang sukses adalah yang bisa menyelaraskan antara tugas keluarga sebagai istri dan ibu dan tugas di luar rumah. Allah, tambahnya, telah membekali setiap manusia dengan potensi dan bakat masing-masing. Bakat itulah yang mesti ditemukan dan dikembangkan untuk dimanfaatkan secara benar. (IRIB Indonesia)
Posted on: Sat, 15 Jun 2013 02:42:44 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015