Jihad saat ini adalah menjaga keutuhan NKRI Resolusi Jihad NU - TopicsExpress



          

Jihad saat ini adalah menjaga keutuhan NKRI Resolusi Jihad NU melawan penjajah yang dikeluarkan para kiai sudah 68 tahun berlalu. Dalam konteks kekinian, jihad umat Islam, khususnya warga NU, tidak perlu menggunakan senjata atau turun ke medan perang, tapi menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Hal itu mengemuka pada Lokakarya ‘Nderes’ Seni Budaya Jombangan yang digelar Pengurus Cabang Lembaga Seni Budaya Muslim Indonesia NU Jombang di kantor PCNU, Jombang, Jawa Timur pada Selasa (22/10) malam. Pengasuh Pesantren Tebuireng, KH. Sholahuddin Wahid yang didaulat jadi pembicara, mengungkap masalah jihad yang harus dilakukan NU pada situasi saat ini. Berangkat dari cerita perjuangan para kiai pendiri NU, kiai yang akrab disapa Gus Sholah itu menyatakan, bahwa untuk menjalankan dan mengamalkan ajaran agama Islam dalam berbangsa dan bernegara, Indonesia tidak harus menjadi negara Islam. Pertimbangannya, keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berlatar belakang kemajemukan. Dia menuturkan, pada kurun waktu tahun 1956 – 1957, para tokoh NU saat itu terus mendorong agar Indonesia menjadi negara Islam. Namun, para ulama NU dengan mempertimbangkan kemajemukan yang ada pada bangsa Indonesia, akhirnya mengambil keyakinan bahwa untuk memasukkan nilai-nilai ajaran agama, bukan menjadi negara Islam. “Para tokoh NU waktu itu, utamanya Rais Aam Bisri Syansuri mengambil kesimpulan bahwa tanpa negara Islam bisa memasukkan ajaran Islam. Ini artinya, pertimbangan keutuhan negara yang lebih diutamakan,” ungkap Gus Sholah. Berangkat dari situasi tersebut, PBNU kala itu menugaskan Ahmad Siddq untuk menyusun dokumen tentang agama dan pancasila. “Hasilnya, Pancasila bukan agama dan tidak bisa menggantikan agama.” Pada konteks kekinian, jihad apa yang harus dilakukan oleh NU? Para ulama NU dulu menetapkan jihad NU adalah mencari titik temu antara agama dan Pancasila. “Saya pikir itu jihad yang harus terus dilakukan,” ujar Rektor UNHASY Tebuireng Jombang ini. Keyakinan NU untuk mengakui asas Pancasila sebagai dasar Negara memang memiliki kerugian dan keuntungannya. Namun, lanjut cucu Rais Akbar NU KH Hasyim Asy’ari ini, keutuhan NKRI yang tetap terjaga hingga kini merupakan keuntungan yang patut disyukuri bersama. “Ada kerugiannya, di antaranya partai-partai Islam tidak laku karena asasnya tidak jauh beda dengan partai nasionalis yang ada di Indonesia. Tapi keuntungannya, Indonesia tetap Indonesia yang tetap satu sampai sekarang. Tidak kayak Mesir yang sekarang negaranya kacau balau karena dominasi kepentingan kelompok agama,” kata adik Gus Dur ini. Ketua PC Lesbumi NU Jombang, Su’udi Yatmo mengatakan, memaknai resolusi jihad, pihaknya mengambil pilihan untuk merawat dan melestarikan seni dan budaya tradisional. Hal itu berangkat dari kemajemukan yang dimiliki bangsa Indonesia sejak awal berdirinya. “Kita merangkul seluruh elemen seni dan budaya, harapannya apa, supaya bangsa Indonesia bisa tetap satu di tengah keberagaman,” ujarnya. ( NU Online)
Posted on: Tue, 29 Oct 2013 17:07:58 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015