Jika BBM Naik, Maka Utang Negara Naik Rp.2.200 Trilun Rencana Pemerintah untuk menaikan harga BBM bersubsidi dan Program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) adalah langkah instan yang dilakukan karena kegagalan Pemerintah dalam melakukan politik penghematan anggaran. Hal tersebut disampaikan oleh Pengamat Sosial Politik Universitas Negeri Jakarta sekaligus Aktivis 98, Ubedillah Badrun kepada Aktual.co pagi ini (9/6) di Jakarta. "Hutang Indonesia berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan, sampai April 2013 mencapai Rp 2.023,72 Triliun," ungkap Ubed. Menurut analisis Ubed, jika BBM naik berarti subsidi BBM ditarik, tetapi karena ada program BLSM dan agenda APBNP 2013 lainya maka Indonesia memerlukan tambahan utang sebesar hampir 200 Triliun dari World Bank dan lembaga donor dunia lainnya hingga hutang RI mencapai 2.200 Triliun. "Penarikan subsidi itu hal yang paling disenangi oleh World Bank sebagaimana agenda Washington Consensus agar negara menghapus subsidi untuk rakyat," ungkap Ubed. Sebagaimana diketahui anggaran subsidi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dari semula Rp 193,8 triliun menjadi Rp 209,9 triliun. Ini berarti ada kenaikan anggaran subsidi BBM Rp 16,1 triliun. Disisi lain pendapatan negara, Misalnya pada sektor penerimaan pajak kuartal I-2013 menurun drastis bila dibandingkan tahun lalu. Kuartal I-2013, jumlah penerimaan pajak hanya mencapai 8% dari target tahun ini. Jauh bila dibandingkan kuartal I-2012 yang mencapai 20% dari target tahunan. "Pemerintah gagal mencapai target pendapatan negara lalu karena kegagalannya melakukan cara mudah tarik subsidi dan tambah ngutang. Korbannya adalah rakyat banyak," tegas Ubed. Jadi kesimpulannya pungkas Ubed, Rezim politik saat ini adalah rezim malas dan senang nambah utang. Selain itu rezim ini juga malas melakukan penghematan anggaran. aktual.co/politik/120604jika-bbm-naik-maka-utang-negara-naik-rp2200-trilun
Posted on: Tue, 11 Jun 2013 00:19:02 +0000
Trending Topics
Recently Viewed Topics
© 2015