Jika kita pikirkan ini secara mendalam, kita menemukan suatu hal - TopicsExpress



          

Jika kita pikirkan ini secara mendalam, kita menemukan suatu hal yang sangat mencengangkan. Otak, di mana pusat-pusat pengindraan kita berada, hanyalah sepotong daging seberat 1.400 gram. Dan tengko-rak, suatu massa tulang, melindungi sepotong daging ini. Dengan perlin-dungan ini, tidak ada cahaya, suara, atau aroma apa pun dapat menem-busnya. Bagian dalam dari tengkorak gelap gulita dan sepenuhnya terisolasi dari cahaya dan aroma apa pun. Namun di dalam tempat yang gelap ini, kita menangkap dunia yang penuh warna dengan jutaan rasa, aroma, dan suara yang bermacam- macam. Bagaimana ini terjadi? Apa yang membuat Anda merasakan cahaya di dalam kegelapguli-taan? A pa yang membuat Anda merasakan aroma di suatu tempat yang sepenuh nya terisolasi dari segala jenis aroma? Begitu juga, apa yang membuat Anda merasakan berbagai perasaan lain? Siapa yang membuat semua ind ra ini untuk Anda? Kenya taannya, setiap saat terjadi keajaiban. Sebagaimana disebut-kan di atas, semua persepsi tentang ruang yang kita tempati, misalnya, diubah menj adi impuls saraf dan dikirimkan ke otak kita. Pengindraan yang dikirimkan k e otak diinterpretasikan sebagai citra sebuah ruangan. Dengan kata lain, An da sebenarnya tidak berada di dalam ruangan yang Anda asumsikan teng ah Anda tempati; sebaliknya, ruangan itu berada di dalam Anda. Lokasi r uangan tetap di dalam otak, atau dapat dikatakan, lokasi di mana ia ditang kap di dalam otak adalah sebuah bintik kecil, ge-lap, dan hening. Anda m enangkap baik ruangan yang Anda tempati dan pemandangan yang luas d i tempat yang sama. Selain itu, lagi-lagi ota k kita yang menginterpretasikan dan mem-berikan arti kepada sinyal yang kita asumsikan sebagai “dunia luar”. Misalnya, mari kita cermati indra pendengaran. Pada kenyataannya, otak kita yang mengubah gelombang suara di “dunia luar” menjadi suatu simfoni. Dengan kata lain, musik adalah juga suatu persepsi yang dicipta-kan oleh otak kita. Begitu pula, ketika kita melihat warna-warni, yang mencapai otak kita hanyalah impuls-impuls saraf yang berbeda karakter. Sekali lagi, otak kitalah yang mengubah sinyal-sinyal ini menjadi warna-warni. Tidak ada warna di “dunia luar”. Apel tidak merah, langit tidak biru, dan pohon tidak hijau. Mereka seperti adanya hanya karena kita mempersepsi mereka seperti itu. “Dunia luar” tergantung sepenuhnya pada kita.
Posted on: Sun, 07 Jul 2013 02:35:32 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015