Juhaiman Al Utaibi dan para pengikutnya sangat kuat dalam memegang - TopicsExpress



          

Juhaiman Al Utaibi dan para pengikutnya sangat kuat dalam memegang tradisi Salafiyah. Antara lain: memelihara jenggot dan tidak mencukurnya, memotong batas bawah jubah atau celana di pertengahan betis, tidak merokok, anti musik, sangat membatasi gerak-gerik kaum Muslimah, mewajibkan cadar, anti fotografi, dan lain-lain. Kalau Anda perhatikan, ciri-cirinya sangat mirip dengan saudara-saudara kita dari kalangan Salafi di Indonesia. Padahal banyak Salafi yang justru membenci Juhaiman Al Utaibi dan orang-orang semisalnya. Bagaimana bisa hal ini terjadi? Andai semua itu merupakan perkara qath’i yang hukumnya haram mutlak, tentu Dewan Fatwa Saudi akan mendesak Kerajaan Saudi agar melarang perbuatan-perbuatan di atas. Termasuk juga melarang olah-raga sepak bola yang dianggap sia-sia. Juhaiman Al Utaibi dan kawan-kawan dulu juga masuk dinas ketentaraan Saudi, tetapi tabiat gurun pasir yang biasa bebas, ekspressif, dan tidak basa-basi, menyulitkan mereka adaptasi dengan disiplin militer. Al Buthy dianggap berjasa merintis program studi Islam di universitas-universitas Eropa. Beliau juga memiliki perbedaan pandangan dengan Syaikh Al Albani. Di bandingkan Al Qaradhawi, Syaikh Al Buthy termasuk pemuka Al Ikhwan yang sangat kritis. Almarhum Raja Faishal juga mengundang banyak guru-guru Ikhwanul Muslimin dari Mesir untuk mengajar di sekolah-sekolah Saudi. Bagi Kerajaan Saudi, para pengikut atau penerus sifat-sifat Kafilah A Ikhwan itu menjadi dilema tersendiri. Satu sisi, mereka memiliki jasa yang nyata dalam perjuangan dakwah Salafiyah di masa lalu; di sisi lain, sikap ekstrem dan tidak mau kompromi mereka, kerap menyulitkan Kerajaan. Oleh karena itu, kalau sekarang kita melihat para pendukung Salafiyah di Saudi, disana ada yang bersikap cair, mudah menerima perubahan-perubahan, dan tidak terlalu rese dengan penampilan zhahir. Tetapi ada pula yang sangat keras dan menentang perbedaan-perbedaan yang sebenarnya tidak prinsipil. Di luar keduanya, ada juga yang bersikap pertengahan, tidak lunak sekali, tetapi juga tidak ekstrem. Di mata garis keras, mencukur jenggot dianggap sebagai kemungkaran besar. Di mata garis lunak, melakukan hal itu tidak masalah. Banyak orang Saudi mencukur jenggotnya. Di mata golongan pertengahan, mereka tidak setuju dengan mencukur jenggot, tetapi juga tidak menyesatkan orang yang mencukurnya. Secara umum, ketiga kelompok tersebut sepakat dengan pentingnya TAUHID dan SUNNAH, serta kebathilan syirik dan bid’ah. Itulah titik-temu gerakan Salafiyah sejak dulu sampai saat ini. Juhaiman dkk. sangat kritis dalam mencela kesalahan-kesalahan Kerajaan Saudi, tetapi mereka juga jatuh dalam kekeliruan yang lain. Sikap demikian seperti kaum Khawarij di masa lalu. Mereka mencela Ali bin Abi Thalib Ra. yang mau berunding dengan Muawiyah bin Abu Sufyan Ra. Ali dianggap sebagai Khalifah lemah yang mau tunduk kepada kemauan pemberontak. Tetapi pada saat yang sama Khawarij melakukan pemberontakan yang lebih keji. Memang, di antara manusia ada yang memiliki kecenderungan demikian. Rasulullah shallallah ‘alaihi wa sallam pernah bersabda, “Siapa yang diharamkan kelembutan baginya, maka diharamkan baginya kebaikan seluruhnya.” (HR. Muslim)
Posted on: Sat, 10 Aug 2013 03:54:38 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015