KABUT BERACUN ITU BERNAMA VALENTINE’S DAY Oleh: Ust. Abu - TopicsExpress



          

KABUT BERACUN ITU BERNAMA VALENTINE’S DAY Oleh: Ust. Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar as-Sidawi 14 Februari adalah hari yang sangat istimewa bagi para pendewa Valentine’s Day. Pada hari itu mereka mengungkapkan rasa cinta dan sayang kepada orang-orang yang diinginkan. Ada yang menyatakan perasaannya kepada teman, guru, orang tua, kakak atau adik, dan yang paling banyak adalah yang menyatakan kepada kekasihnya. Pada hari itu pula mereka mengirimkan kartu atau hadiah bertuliskan “Be My Valentine” (Jadilah Valentine-ku) atau sama artinya “Jadilah Kekasihku”. Di Indonesia, sejak era tahun 1980-an, perayaan Valentine ini berkembang makin memprihatinkan. Jika kita masuk ke toko buku atau semisalnya di bulan Februari, akan tampak rak-rak berjajar berisikan beragam kartu ucapan Valentine’s Day. Tak mau kalah, toko-toko souvenir pun mulai menjajakan aneka kado bertema Valentine’s Day. Mal dan supermarket juga menghias seluruh ruangan dengan warna-warna berdominan pink dan biru lembut, dengan hiasan-hiasan berbentuk hati dan pita dimana-mana. Hampir semua media cetak dan elektronik pun menjadi penggesa program misterius ini. Dengan berfikir sedikit saja kita dapat mengetahui bahwa perayaan ‘aneh’ ini tidak lepas dari trik bisnis para pengusaha tempat hiburan, pengusaha hotel, perangkai bunga, dan lainnya. Akhirnya jadilah perayaan Valentine sebagai perayaan bisnis yang bermuara pada perusakan akidah dan akhlak pemuda Islam (khususnya). Saatnya kita bertanya diri kita masing-masing. Apa yang sudah kita lakukan dalam upaya penyelamatan generasi penerus kita?! SEKILAS SEJARAH VALENTINE’S DAY Ribuan literatur yang menyebutkan sejarah Hari Valentine masih berbeda pendapat. Ada banyak versi tentang asal-usul perayaan Valentine’s Day ini. Yang paling populer adalah kisah Valentinus (Saint Valentine) yang diyakini hidup pada masa Claudius II yang kemudian menemui ajalnya pada 14 Februari 269M. Namun kisah ini pun ada beberapa versi lagi. Yang jelas dan tidak memiliki silang pendapat adalah kalau kita menilik lebih jauh lagi ke dalamtradisi paganisme (penyembahan dewa-dewi) Romawi Kuno. Pada waktu itu ada sebuah perayaan yang disebut Lupercalia. Di dalamnya terdapat rangkaian upacara penyucian di masa Romawi Kuno (13-18 Februari). Dua hari pertama dipersembahkan untuk Dewi Cinta, Juno Februata. Pada hari itu, para pemuda mengundi nama-nama gadis di dalamkotak. Lalu setiap pemuda mengambil nama secara acak dan gadis yang namanya keluar harus menjadi pasangannya selama setahun untuk bersang-senang dan menjadi obyek hiburan. Pada 15 Februari, mereka meminta perlindungan Dewa Lupercalia terhadap gangguan serigala. Selama upacara ini, kaum muda memecut orang dengan kulit binatang dan wanita berebut untuk dipecut karena menganggap pecutan itu akan membuat mereka menjadi lebih subur. Ketika agama Kristen Katholik masuk Roma, mereka mengadopsi upacara tersebut dan mewarnainya dengan nuansa Kristiani, antara lain mengganti nama-nama gadis dengan nama-nama Paus atau Pastor. Di antara pendukungnya adalah Kaisar Konstantine dan Paus Gregory I. kemudian agar lebih mendekatkan lagi pada ajaran Kristen, pada tahun 496M Paus Galasius I menjadikan upacara Romawi Kuno ini menjadi hari perayaan gereja dengan nama Saint Valentine’s Day untuk menghormati St. Valentine yang kebetulan mati pada tanggal 14 Februari. Jati diri St. Valentine sendiri masih jadi bahan perdebatan para sejarawan. Saat ini, sekurang-kurangnya ada tiga nama Valentine yang meninggal pada tanggal 14 Februari. Diantaranya ada kisah yang menceritakan bahwa Kaisar Claudius II menganggap tentara muda dan bujangan lebih tabah dan kuat di dalam medan peperangan dari pada orang yang telah menikah. Tindakan kaisaritu mendapat tentangan dari St. Valentine yang secara diam-diammenikahkan banyak pemuda sehingga dia pun ditangkap dan dihukum gantung pada tanggal 14 Februari 269M. Dapat kita tarik beberapa kesimpulan: 1. Valentine’s Day berakar dari upacara keagamaan ritual Romawi Kuno untuk menyembah dewa mereka yang dilakukan dengan penuk kesyirikan. 2. Upacara yang biasa dilaksanakan pada tanggal 15 Februari tersebut, pada tahun 496M oleh Paus Galasius I diganti menjadi 14 Februari. 3. Agar dunia menerima, hari itu disamarkan dengan nama “hari kasih sayang” yang kini telah tersebar diberbagai negeri, termasuk negeri-negeri Islam. JANGAN IKUTI BUDAYA KAFIR !! Begitulah wahai saudaraku seiman, Hari Valentine berasal dari mitos zaman Romawi yang seluruhnya tidak lain adalah bersumber dari paganisme syirik, penyembahan berhala, dan penghormatan kepada pastor dan pendeta. Selain itu, perayaan Valentine’s Day adalah salah satu makar orang-orang Yahudi yang diselundupkan kedalam tubuh umat Islam supaya diikuti. Jadi, perayaan Valentine’s Day adalah salah satu acara yang diadakan oleh orang-orang kafir dan orang-orang yang bergelimang dosa dalam rangka berbuat maksiat, mengumbar syahwat, dan memenuhi hawa nafsu belaka. Di Bandung, 12 Februari 2005, Studio Cartoon Multi Kreasi menggelar acara lomba menjijikkan yang diadopsi dari Amerika(sumber: Harian Pikiran Rakyat 13 Februari 2005). Arini dari Muri (Museum Rekor Indonesia) menyatakan bahwa lomba serupa pernah digelar pada Desember 2001 di New York, AS. Mengapa masih banyak pemuda-pemudi Islam tertipu dan ikut-ikutan membeo budaya orang-orang kafir tersebut? Ingatlah wahai kaum muslimin, musuh-musuh Islam selalu berusaha sekuat tenaga untuk mengeluarkan kalian dari ajaran agama kalian! Alloh Ta’ala berfirman (yang artinya): “Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: Sesungguhnya petunjuk Allah Itulah petunjuk (yang benar). dan Sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, Maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.” (QS. Al-Baqoroh 2: 120) Dari Abu Sa’id al-Khudri rodhiallohu ‘anhu dari Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sungguh kalian akan mengikuti perjalanan orang-orang sebelumkalian, sejengkal demi sejengkal, sehingga mereka memasuki lubang biawak. mereka (para sahabat) berkata, “Wahai Rosululloh apakah mereka Yahudi dan Nasrani?” Beliau menjawab, “Siapa lagi kalau bukan mereka?” (HR. Bukhori 7325 dan Muslim 2669) Syaikh Sulaiman bin Abdulloh Alu Syaikh rohimahullohu berkata: “Hadits ini merupakan mukjizat Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam karena sungguh mayoritas umatnya kini telah mengikuti sunnah perjalanan kaum Yahudi dan Nasrani dalam gaya hidup, berpakaian, syi’ar-syi’ar agama, dan adat-istiadat. Dan hadits ini lafadznya berupa kabar yang berarti larangan mengikuti jalan-jalan selain agama Islam.” (Taisir Aziz al-Hamid hlm. 32)
Posted on: Sat, 01 Feb 2014 17:03:51 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015