KEPO adalah singkatan dari Knowing Every Particular Object. - TopicsExpress



          

KEPO adalah singkatan dari Knowing Every Particular Object. Menuruttranslate.google arti perkatanya adalah mengetahui setiap obyek khusus. Jika dimaknakan dalam bahasa Indonesia yaitu keinginan seseorang untuk mengetahui suatu perkara secara detail atau terperinci. Sebagian besar anak-anak remaja mengartikannya sebagai “pengen tau aja” . Belakangan ini kawula muda amat sering menggunakan kata KEPO dalam kehidupan mereka. Baik dalam postingannya di social media, blog dan semacamnya, bahkan terbawa-bawa dalam percakapan sehari-hari. Istilah KEPO sendiri membawa aroma baru dalam tata krama kebahasaan para remaja saat ini. Media televisi pun latah menggunakan kata KEPO dalam tayangan mereka. Sinetron yang memang sasarannya adalah kaum muda mendominasi penggunaan istilah yang berasal dari negeri pangeran Charles ini. Dampaknya cukup besar. Tidak Cuma anak-anak, orang-orang dewasa pun mulai meminjam istilah ini. Namun sayangnya kelatahan bangsa ini memiliki banyak efek negatif. Secara tidak sadar kita mengikuti tren luar negeri tanpa tahu apa sebenarnya tujuan dari penggunaan kata KEPO itu sendiri. Ketika ada seseorang yang menanyakan perihal sesuatu kemudian secara spontan dan tanpa alasan yang jelas tiba-tiba saja mereka mengatakan bahwa penanya tersebut adalah golongan KEPO. Salahkah kita KEPO? Apakah KEPO adalah perbuatan yang haram sehingga dianggap menjijikan? Perlu diketahui bahwa tanpa KEPO penemuan-penemuan mutakhir saat ini takkan ada. Berawal dari rasa penasaran dan bermuara pada timbulnya pertanyaan-pertanyaan membuat berbagai macam kalangan dari berbagai cabang ilmu menemukan teori-teori tertentu. Salahnya sebagian besar dari kita mengartikan bahwa KEPO ditujukan kepada orang yang banyak bertanya. Membuat orang yang menjadi objek pertanyannya menjadi muram durjana karena banyaknya hal yang dia tanyakan. Ya, saya sendiri pun awalnya beranggapan seperti itu. Tapi kenyataannya adalah KEPO tak sebatas pada hal itu saja. Contoh percakapan: A: “Gimana kabar lo? Kakinya udah gak sakit kan?” B: “KEPO banget sih lo!” A: “ %^&*(^%$# ”. (Diam tanpa kata) Apakah layak memberikan pernyataan KEPO kepada seseorang yang peduli kepada kita. Bukankah hal itu bisa membunuh sifat kepedulian seseorang. Bagi kebanyakan pengguna kata KEPO mungkin ini adalah hal yang lazim-lazim saja. Namun tidakkah mereka memikirkan bahwa semua orang memiliki tingkat kesensitifan yang berbeda-beda. Bagaimana bila “si tukang tanya” sakit hati karena dikatakan KEPO. Bagaimana bila dia merasa bersalah padahal bukan dia yang seharusnya disalahkan. Bagaimana bila dia bunuh diri karena kejadian itu. Oke yang terakhir terlalu berlebihan. Dengan fenomena KEPO yang telah saya sebutkan tadi masihkah kita seenak-udel mengatakan sesuatu tanpa memikirkan akibatnya. Mengikuti tren terbaru tanpa mengetahui asal-muasalnya. Menjadikan mereka yang dicap sebagai “si tukang tanya” sebagai golongan yang menjijikan. Selamat memilih.
Posted on: Tue, 06 Aug 2013 22:15:35 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015