KONDOM BUKAN PENANGKAL!!! 1. Tingkat keamanan kondom (bebas - TopicsExpress



          

KONDOM BUKAN PENANGKAL!!! 1. Tingkat keamanan kondom (bebas kebocoran) di negara-negara berkembang rata-rata hanya 70%. Kondom terbuat dari latex yang peka terhadap sinar (matahari dan lampu), oksigen dan kelembaban. Umur pakai kondom hanya 5 tahun. Dikhawatirkan, banyak kondom yang diimport dari luar negeri sudah melewati batas waktunya. Penyimpanan yang tidak hati-hati dapat menyebabkan kondom berjamur, robek bahkan copot sama sekali. Kalau diamati, penyimpanan kondom di apotik- apotik yang sering diletakkan di bawah lampu neon. Keadaan bertambah gawat kalau penyimpanan di gudangnya kurang hati-hati atau kurang teliti misalnya diletakkan di lantai. 2. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Prof. Dr. Biran Affandi (2000) menyatakan bahwa tingkat kegagalan kondom dalam Keluarga Berencana mencapai 20%. Hasil penelitian ini mendukung pernyataan dati Prof. Dr. Haryono Suyono (1994) bahwa kondom dirancang untuk Keluarga Berencana dan bukan untuk mencegah virus HIV/AIDS. Kondom adalah untuk mencegah penetrasi sperma, bukan untuk mencegah penetrasi virus HIV/AIDS. 3. Gereja Katholik (Vatikan) menyerukan kepada masyarakat bahwa kondom tidak melindungi seseorang dari ketularan virus HIV. Selanjutnya, sebagaimana yang dikemukakan oleh Kim Barnes (2003) dari BBC London, menyatakan bahwa cara yang terbaik agar terhindar dari virus HIV/AIDS adalah abstinentia, yaitu tidak mengadakan hubungan seksual di luar nikah. 4. Alfonso Lopez Trujillo (2003) seorang cardinal senior dari Vatikan menyatakan bahwa virus HIV dapat menembus dinding kondom. Kecilnya virus HIV 1/450 lebih kecil dari sperma. Sperma saja masih bisa menembus lapisan kondom, apalagi virus HIV. 5. Gordon Wambi (2003) seorang aktivis AIDS menyatakan ketidaksetujuannya pemakaian kondom. Hal ini sesuai dengan Vatican’s Pontifical Council for Family yang menyerukan kepada pemerintah agartidak menganjurkan pemakaian kondom kepada rakyatnya; kampanye kondom sama saja resikonya dengan kampanye rokok, bahayanya sama. 6. Sejak kondom mudah diperoleh, penyebaran HIV/AIDS menjadi melesat dengan pesat, disimpulkan bahwa kondom membantu penyebaran HIV/AIDS, demikian dikemukakan oleh Archbishop of Nairobi (RaphaelNdingi Nzeki, 2003). 7. Selanjutnya gereja Katholik menganjurkan kepada salah satu pasangan suami-istri yang terinfeksi untuk tidak menggunakan kondom, sebab virus HIV bisa menembusnya dan menulari pasangannya yang lain. Dewasa ini dunia (2003) sedang menghadapi global pandemic HIV/AIDS yang telah mewaskan lebih dari 20 juta orang dan menginfeksi 42 juta. 8. Dari Washington diberitakan oleh Associated Press (AP) yang dikutip oleh Koran Tempo (12 November 2005), yang menyebutkan ada peringatan dari Food and Drug Administrations (FDA) perihal peringatan pada kemasan kondom. FDA mengharapkan dalam kemasan kondom tertera peringatan bahwa kondom hanya sedikit efektif mencegah penyebaran penyakit seksual menular seperti herpes genitalis, virus papilloma, dan virus HIV/AIDS. Kondom adalah untuk mencegah penetrasi sperma, bukan untuk mencegah penetrasi virus HIV/AIDS. 9. Kondom terbuat dari lateks ( karet ). Bahan ini merupakan senyawa hidrokarbon dengan polimerisasi yang berarti mempunyai serat dan berpori-pori. Di samping itu, karena proses pembuatan, maka kondom juga memiliki lubang cacat mikroskopis atau ” pinholes ” (Prof.Dr.dr.H. Dadang Hawari )
Posted on: Mon, 02 Dec 2013 00:51:14 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015