Kalau ada yang mengatakan bahwa Islam saat ini telah - TopicsExpress



          

Kalau ada yang mengatakan bahwa Islam saat ini telah “kehilangan” peradapan maka itu adalah ungkapan yang benar. Fenomena modernisasi telah membawa dampak cukup serius dalam tatanan kehidupan umat beragama, khususnya bagi agama Islam. Sejatinya peradapan adalah tonggak kemajuan suatu bangsa. Jika Barat telah membuat rancu dalam mendefinisikan peradapan sebagai sebuah nilai budaya atau perkembangan sains dan teknologi saja maka Islam secara lugas menegaskan bahwa sebenarnya peradapan memiliki makna yang utuh. Yaitu satu kesatuan yang berkomposisikan nilai-nilai budaya, intelektual, dan moral suatu bangsa. Tanpa disadari secara pasti arus globalisasi telah berhasil mengkebiri tradisi, nilai-nilai dan ritual keagamaan umat Islam. Sangat disayangkan kemodernan yang ditandai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang canggih justru menimbulkan krisis kemanusiaan. Dimana secara terbuka nilai-nilai ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut bertentangan dengan nilai-nilai agama. Nilai-nilai agama menjadi tidak akut lagi dalam nuansa kebangsaan saat ini. Pasalnya, kehadiran modernisasi yang mentuhankan sekulerisme telah membawa pengaruh negatif terhadap tatanan kehidupan umat beragama. Khususnya dalam mengekspresikan kualitas keberagamaan antar pemeluk yang bervariasi. Kalau kita menengok kembali ke belakang, rekaman sejarah masa lalu mencatat bahwa sesungguhnya para pemikir Islam (ulama) dengan sejumlah maha karyanya adalah pencetus ilmu pengetahuan sekaligus mampu menorehkan ilmu pengetahuan sebagai sumber peradapan bagi kehidupan manusia. Terbukti pada abad pertengahan para ilmuan muslim sudah mampu menghasilkan sejumlah karya ilmiah, diantaranya seperti Ibnu Haitam, al-Biruni, al-Khawarizmi, Ibnu Rusyd, Ibnu sina, al-Razi, al-Tusi dan lain sebagainya. Ironisnya, masa keemasan Islam pada waktu itu tidak bertahan lama. Pada era sesudah itu umat Islam harus meratapi kemunduran akan pemikiran berbasis rasional. Kecenderungan umat Islam dalam mengkaji nilai-nilai spiritual sebagai acuan terpenuhinya kepuasan ruhaniah mereka menjadi pemicu utama merosotnya kinerja para intelektual muslim pada masanya. Akibatnya pengembangan aspek intelektualitas-rasionalitas menjadi terabaikan. Cabang-cabang ilmu keislaman mampu menyedot perhatian ketimbang ilmu-ilmu kealaman. Bersamaan dengan kondisi umat Islam yang tidak stabil ini, dunia barat malah sedang mengalami kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan. Jelaslah sudah jika umat Islam harus bertekuk lutut ketika harus menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan modern yang mengakibatkan terjadinya disintegrasi ilmu pengetahuan dan agama. Inilah kondisi umat Islam yang terjajah keilmuannya oleh Barat yang dimulai sejak itu, parahnya berlangsung hingga sekarang. Kemudian pertanyaannya adalah bagaimana caranya kita umat Islam mampu menjawab dan menyikapi arus negatif modernitas? Diakui atau tidak kemunculan modernitas telah membawa virus berbahaya ke dalam tubuh agama (Islam). Salah satunya adalah mendistorsi persoalan etika dan moralitas yang sangat dijunjung tinggi ajaran agama (Islam). Ini adalah pertanyaan besar yang ditujukan kepada kita semua sebagai umat Islam. Suatu tanggung jawab agama yang harus kita pikul secara bersama-sama. Karena memperjuangkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan berbangsa dan bernegara adalah tugas setiap umat Islam. Oleh karena itu, upaya menyandingkan teks agama dan nalar manusia menjadi agenda penting selanjutnya bagi umat Islam. Karena secara konseptual antara wahyu dan nalar adalah dua entitas yang tidak bisa dipisahkan. Dalam hal ini, kita sebagai orang yang berkecimpung dalam dunia pendidikan berkewajiban untuk memaknai secara teologis teks agama dan nalar manusia ke dalam realitas ilmu pengetahuan. Dalam konteks ini kita bisa mengambil tindakan dalam bentuk “Islamisasi sains”. Artinya dasar-dasar ilmu pengetahuan dalam ayat kauniyah dapat diejawantahkan menjadi sebuah epistemologi ilmu yang dapat diakses dan dikembangkan sesuai tingkat perkembangan zaman. Pertanyaan yang kemudian muncul adalah kita harus memulainya dari mana? Langkah awal yang dapat kita lakukan adalah dengan cara menyambung rekaman sejarah lama umat Islam terdahulu sebagai warisan khazanah keilmuan kita bersama. Sejarah peradapan bukanlah hanya untuk dijadikan kebanggaan semata, tapi bagaimana kita mampu merekonstruksi kembali makna sejarah itu untuk kepentingan masa kini dan masa yang akan datang. Harapan bersama lewat usaha ini kita dapat melepaskan kecanduan ilmu pengetahuan Islam dari jeratan sekularisme-modernisme. Sehingga tidak ada lagi dua aspek yang saling berhadapan yaitu ilmiah dan religius (Islam vis a vis Barat). Akan tetapi suatu pemahaman yang utuh atas kebenaran yang tunggal yaitu ilimiah sekaligus religius. Jangan biarkan kehidupan umat Islam tercabut dari prinsip-prinsip agama dan terpisah dari ilmu pengetahuan rasional. Oleh karena itu, umat Islam harus menjaga pemikiran Islam agar tetap sesuai dengan realitas kehidupan manusia modern dan mampu merespon kebutuhan manusia modern dengan berdasarkan asas-asas
Posted on: Sat, 13 Jul 2013 16:53:54 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015