Kamis, 13 Juni 2013 23:46 WIB | Dibaca: 37 | Editor: Parmin | - TopicsExpress



          

Kamis, 13 Juni 2013 23:46 WIB | Dibaca: 37 | Editor: Parmin | Reporter : Sri Handi Lestari SURYA Online, SURABAYA – Mesin-mesin bekas kapal yang tidak digunakan, oleh tim dari PT Pelindo Marine Service (PMS) saat ini sedang dilakukan perbaikan dan perakitan lagi untuk dimanfaatkan sebagai mesin yang bisa digunakan lagi. Salah satunya adalah bekas mesin kapal tunda Subali 1 buatan tahun 1986. Seperti yang ditampilkan, Kamis (13/6/2013) siang. Mesin ini telah diperbaiki, dirakit, dan dikonversi lagi dengan menggunakan bahan bakar gas (BBG). “Ini merupakan bagian dari pengembangan teknologi BBM ke BBG. Tapi sementara masih dalam uji coba didarat,” jelas Choirul Anwar, Direktur PMS. Mesin hasil konversi dari mesin ber-BBM ke BBG ini masih dalam proses uji coba ketahanan (endurance) di darat untuk dimanfaatkan sebagai mesin genset, yang direncanakan diletakkan di Karangjamuang. Nantinya bila sudah siap, maka mesin-mesin bekas berkonvensi gas ini juga akan disiapkan untuk digunakan pada mesin kapal laut yang ada di bawah PT PMS. Salah satu yang sudah disiapkan adalah penggunaan pada mesin kapan jenis Hooper Barge. Yaitu kapal yang digunakan untuk menampung lumpur hasil sedotan dan kerukan untuk mengatasi pendangkalan kolam di dermaga-dermaga di Pelabuhan Tanjung Perak. ”Untuk kapal hooper barge, kami targetkan sudah bisa dipasang pada Desember 2013,” jelas Choirul. PT PMS sendiri saat ini memiliki kapal tunda dan kapal tandu yang biasa dilakukan untuk navigasi kapal-kapal yang masuk dan keluar dari pelabuhan Tanjung Perak. Penggunaan mesin berkonversi gas pada kapal, diharapkan bisa mengurangi pencemaran laut dan udara di Tanjung Perak yang sudah semakin tinggi. Sementara jumlah kapal yang melintas di Tanjung Perak semuanya berbahan bakar solar dan jumlahnya ratusan perharinya. Selama uji coba, mesin ini mampu mengeluarkan daya 40 ribu Kilo Watt (KW) dengan 5 kg gas, atau setera dengan 20 liter solar. Penggunaan BBM atau BBG tersebut bisa digunakan untuk perjalanan selama satu jam. Perubahan teknologi ini tidak hanya menghemat BBM tetapi juga menghemat emisi dilaut dan diharapkan bisa menekan biaya operasional pembelian BBM. Berita Selengkapnya Klik di Sini » Akses Surabaya.Tribunnews lewat perangkat mobile anda melalui alamat surabaya.tribunnews/m/
Posted on: Thu, 13 Jun 2013 17:36:24 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015