Kaum muslimin yang dirahmati Allah, istilah ‘aswaja’ bagi - TopicsExpress



          

Kaum muslimin yang dirahmati Allah, istilah ‘aswaja’ bagi sebagian orang mungkin istilah yang asing. Apa itu aswaja? Ya, aswaja adalah singkatan dari Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Sehingga pada hakikatnya makna dari istilah aswaja adalah suatu hal yang sangat mulia. Sebab Ahlus Sunnah wal Jama’ah merupakan umat Islam yang berpegang teguh dengan Sunnah/ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya. Istilah Ahlus Sunnah wal Jama’ah atau sering diringkas menjadi Ahlus Sunnah adalah istilah yang populer di kalangan para ulama. Misalnya, apa yang dituturkan oleh Imam an-Nawawi rahimahullah di dalam Syarah Sahih Muslim ketika menukil penjelasan hakikat iman. Beliau berkata, “Imam Abul Hasan ‘Ali bin Khalaf bin Baththal al-Maliki al-Maghribi di dalam Syarh Sahih Bukhari (Syarh Ibnu Baththal, pent) mengatakan: Madzhab jama’ahAhlus Sunnah dari kalangan umat terdahulu maupun yang belakangan menetapkan bahwasanya iman adalah ucapan dan amalan, bertambah dan berkurang…” (lihat Syarh Muslim lin Nawawi [2/7]) Imam Muslim rahimahullah di dalam mukadimah Sahih Muslim juga telah menyebutkan penukilan istilah Ahlus Sunnah dari ulama terdahulu, yaitu Imam Ibnu Sirin rahimahullah. Ibnu Sirin mengatakan, “Dahulu mereka [pendahulu yang salih, pent] tidak menanyakan tentang isnad/rantai periwayatan. Akan tetapi setelah terjadinya fitnah [kekacauan] mereka pun berkata: ‘Sebutkan kepada kami rijal/para periwayat kalian’. Apabila mereka adalahAhlus Sunnah maka diambillah haditsnya. Dan apabila mereka adalah ahli bid’ah maka tidak diambil haditsnya.” (lihat Syarh Muslim lin Nawawi [1/243]) Begitu pula Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah. Di dalam risalahnya yang berjudulShifatul Mu’min min Ahlis Sunnah wal Jama’ah, beliau berkata, “Sifat seorang mukmin dari kalangan Ahlus Sunnah wal Jama’ah adalah: orang yang mempersaksikan bahwa tidak ada ilah/sesembahan yang benar selain Allah semata dan tiada sekutu bagi-Nya dan bahwasanya Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, dst.” (lihat ‘Aqaa’id A’immah as-Salaf, hal. 40) Imam Abu Ja’far ath-Thahawi rahimahullah dari Mesir juga menukilkan istilah Ahlus Sunnah ini di dalam bagian awal mukadimah kitab aqidah beliau. Beliau berkata, “Ini adalah penyebutan keterangan tentang aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah sebagaimana yang dianut oleh para ulama agama ini seperti Abu Hanifah an-Nu’man bin Tsabit al-Kufi, dst.” (lihat ar-Riyadh an-Nadiyah min Durari Ifadat ‘Ulama ad-Da’wah as-Salafiyah ‘ala Matn al-’Aqidah ath-Thahawiyah, oleh Syaikh ‘Ali al-Halabi hafizhahullah, hal. 15) Bahkan, istilah Ahlus Sunnah wal Jama’ah ini telah dikenal oleh para Sahabatradhiyallahu’anhum. Imam Ibnu Katsir rahimahullah menukil keterangan dari Abdullah bin ‘Abbas radhiyallahu’anhuma mengenai tafsir ayat, يَوْمَ تَبْيَضُّ وُجُوهٌ وَتَسْوَدُّ وُجُوهٌ “Pada hari itu akan memutih wajah-wajah dan akan menghitam wajah-wajah yang lain.” (QS. Ali ‘Imran: 106). Imam Ibnu Katsir berkata, “Pada hari itu -yaitu hari kiamat- akan memutih wajah Ahlus Sunnah wal Jama’ah dan akan menghitam wajah ahli bid’ah dan furqah/perpecahan. Inilah yang dikatakan oleh Ibnu ‘Abbas radhiyallahu’anhuma.” (lihat Tafsir al-Qur’an al-’Azhim [2/92] cet Dar Thaybah, baca juga Tafsir al-Baghawi, hal. 234)
Posted on: Sun, 01 Sep 2013 21:01:30 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015