Kedai Bubur Bhiksu Kecil Jilid 1 - ( 05 ) 05. TANAH MURNI DI - TopicsExpress



          

Kedai Bubur Bhiksu Kecil Jilid 1 - ( 05 ) 05. TANAH MURNI DI DUNIA FANA Masih ingat dalam film Stephen Chow “Forbidden City Cop” ada adegan menikmati arak, meninggalkan kesan sangat mendalam bagi penonton, adegannya semestinya seperti ini: seorang umat wanita membawa segelas arak anggur lalu dibagikan kepada orang-orang, kebanyakan dari orang-orang itu langsung menenggaknya sampai habis. Alhasil, kebanyakan orang mengatakan arak anggur itu rasanya asam dan pahit, sangat tidak enak. Kemudian Stephen Chow mengatakan sebagai berikut, ini adalah arak berkualitas tinggi, yang tidak benar adalah cara menikmatinya, indra pengecap rasa asam dan pahit berada di kedua sisi lidah, sedangkan indra pengecap rasa manis ada di bagian ujung lidah. Jika ingin menikmati arak anggur berkualitas tinggi, maka lidah harus dilipat agar hanya indra pengecap rasa manis di bagian ujung lidah yang merasakan rasa manis, dengan demikian indra pengecap di kedua sisi lidah tidak akan merasakan rasa asam dan pahit. Hidup ini sesungguhnya juga demikian adanya, kita juga harus bisa membuang rasa asam dan pahit, lalu merasakan nikmatnya rasa harum manis. Gunung Maoshan yang menjadi tempat tinggal Jiechen, jalan setapaknya sangat sempit dan kecil, terbentuk dari deretan batu-batu datar persegi berwarna abu-abu, batu-batu ini tidak jelas berasal dari zaman apa. Tidak pernah ada orang yang memperbaiki jalan setapak ini, ada sebagian jalan yang batu-batu perseginya sudah berubah menjadi batu-batu kerikil, menjadikan sangat sulit untuk dilewati. Salah satu dari tiga Shifu, yaitu Shifu Zhiyuan, karena memiliki pengetahuan Buddha Dharma yang sangat dalam, sangat disukai oleh para umat di kota kecil Miaozhen. Dalam hari-hari tertentu, Shifu Zhiyuan membawakan cerita di vihara, para umat sangat suka dengan moral cerita yang dibawakan, karena isi-isi Sutra yang sangat sulit dan dalam bagi para umat, kalau dibabarkan oleh Shifu Zhiyuan, menjadi begitu sederhana, gamblang, merakyat, dan mudah dimengerti. Suatu ketika, di suatu malam satu hari sebelum Shifu Zhiyuan membawakan cerita, turun hujan yang lebat. Setelah diguyur air hujan, jalan setapak di gunung berubah menjadi tanah lumpur, satu injakan kaki yang cukup keras maka air lumpur di bagian bawah batu akan muncrat keluar. Karena tahu Shifu Zhiyuan akan membawakan cerita di vihara, sebab itu, meskipun jalan setapak sulit dilewati, masih tetap banyak umat yang bergegas datang ke vihara. Jalanan seperti ini, pasti banyak lumpur becek yang menempel di sepatu setiap umat. Meskipun sebelum memasuki vihara para umat itu pasti membersihkan sepatu dengan mengentakkannya di batu yang terletak di sebelah pintu vihara, tetapi cara ini tetap tidak bisa membersihkan sepatu secara efektif. Tak berselang lama, Jiechen melihat lantai semen di halaman depan vihara sudah penuh dengan gumpalan-gumpalan lumpur. Jiechen mengeluh, tampaknya lain kali harus meletakkan sebuah sikat di depan pintu, dengan begitu bisa digunakan untuk membersihkan sepatu para umat, menghindari kotornya halaman, juga agar tidak mengotori sepatu umat-umat yang lain. Jiechen mendengar ada orang tertawa, ketika menengoknya, ternyata Shifu Zhiyuan, tak tahu sejak kapan beliau berada di belakang Jiechen. Shifu Zhiyuan berjalan dari samping, memasuki halaman kecil yang penuh dengan air lumpur, beliau berjalan dengan hati-hati, setiap tapak kaki menginjak lantai halaman yang bersih. Berjalan hingga di depan Ruang Balairung Buddha, Shifu Zhiyuan berbalik dan berkata, Jiechen coba kamu lihat, meskipun banyak air lumpur, tetapi berjalan dengan cara seperti ini tidak akan mengotori sepatu. Kita ini hidup di dunia fana, mana mungkin bisa menemukan banyak Tanah Murni, kita harus bisa belajar mencari tempat yang bersih untuk menjejakkan kaki. Betapa pun banyaknya lumpur, memangnya kenapa? Betapa pun banyaknya kekacauan di dunia fana ini, memangnya kenapa? Pasti selalu ada tempat yang murni dan bersih. Mau menjejakkan kaki di lumpur becek atau lantai semen yang bersih, hak pilih itu ada di dirimu. Belajar melompat di halaman yang bertaburkan lumpur, ini juga sangat penting. Tembus lapisan kabut tipis dan jatuhkan pandangan mata ke wajah yang riang gembira, untuk apa mempersoalkan kabut yang menghalangi mata, setelah matahari menampakkan diri, kabut itu akan sirna.
Posted on: Fri, 01 Nov 2013 02:23:44 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015