Kehebatan INDONESIA di Mata Dunia ( INDONESIA greatness in the - TopicsExpress



          

Kehebatan INDONESIA di Mata Dunia ( INDONESIA greatness in the World Currency ) Kehebatan Indonesia Yang Bikin Singapura, Australia & Malaysia Cemas - Roket RX-420 & CN-235 Militer Momentum ini harus dijaga terus dan ditingkatkan sebagai kebanggaan atas kemampuan teknologi sendiri. Jangan sampai karya insinyur Indonesia ini dijegal justru oleh orang Indonesia sendiri (biasa) para ekonom-ekonom Pemerintah yang sering menganggap karya bangsa sendiri sebagai terlalu mahal dan hanya buang-buang uang saja untuk riset ….! Inilah musuh yang sebenarnya. Waspadailah kawan-kawan insinyur Indonesia. Meski sudah berlangsung 2 pekan yang lalu, peluncuran roket RX-420 Lapan ternyata masih jadi buah bibir. Anehnya bukan jadi buah bibir di Indonesia yang lebih senang ceritera Pilpres, tetapi di Australia, Singapura dan tentu saja di negara tetangga yang suka siksa TKI dan muter-muterin Ambalat yakni Malaysia. Seperti diketahui roket RX-420 ini menggunakan propelan yang dapat memberikan daya dorong lebih besar sehingga mencapai 4 kali kecepatan suara. Hal itu membuat daya jelajahnya mencapai 100 km. Bahkan bisa mencapai 190 km bila struktur roket bisa dibuat lebih ringan. Yang punya nilai tambah tinggi ini adalah 100% hasil karya anak bangsa, para insinyur Indonesia. Begitu pula semua komponen roket-roket balistik dan kendali dikembangkan sendiri di dalam negeri, termasuk software. Hanya komponen subsistem mikroprosesor yang masih diimpor. Anggaran yang dikeluarkan untuk peluncurannya pun “cuma” Rp 1 milyar. Kalah jauh dengan yang dikorupsi para anggota DPR untuk traveller checks pemenangan Miranda Gultom sebagai Deputi Senior Gubernur BI yang lebih dari Rp. 50 milyar. Apalagi kalau dibandingkan dengan korupsi BLBI yang lebih dari Rp. 700 trilyun. Mengapa malah menjadi buah bibir di Australia, Singapura dan Malaysia? Karena keberhasilan peluncuran roket Indonesia ini ke depan akan membawa Indonesia mampu mendorong dan mengantarkan satelit Indonesia bernama Nano Satellite sejauh 3.600 km ke angkasa. Satelit Indonesia ini nanti akan berada pada ketinggian 300 km dan kecepatan 7,8 km per detik. Bila ini terlaksana Indonesia akan menjadi negara yang bisa menerbangkan satelit sendiri dengan produk buatan sendiri. Indonesia dengan demikian akan masuk member “Asian Satellite Club” bersama Cina, Korea Utara, ndia dan Iran. Nah kekhawatiran Australia, Singapura dan Malaysia ini masuk akal, bukan? Kalau saja Indonesia mampu mendorong satelit sampai 3.600 km untuk keperluan damai atau keperluan macam-macam tergantung kesepakatan rakyat Indonesia. Maka otomatis pekerjaan ecek-ecek bagi Indonesia untuk mampu meluncurkan roket sejauh 190 km untuk keperluan militer bakal sangat mengancam mereka sekarang ini pun juga!!! Kalau tempat peluncurannya ditempatkan di Batam atau Bintan, maka Singapura dan Malaysia Barat sudah gemetaran bakal kena roket Indonesia. Dan kalauditempatkan di sepanjang perbatasan Kalimantan Indonesia dengan MalaysiaTimur, maka si OKB Malaysia tak akan pernah berpikir ngerampok Ambalat. Akan hal Australia, mereka ada rasa takutnya juga. Bahwa mitos ada musuh dari utara yakni Indonesia itu memang bukan sekedar mitos tetapi sungguhancaman nyata di masa depan dekat. - CN 235 Versi Militer Rupanya Australia, Singapura dan Malaysia sudah lama “nyaho” kehebataninsinyur-insinyur Indonesia. Buktinya? Tidak hanya gentar dengan roket RX-420 Lapan tetapi mereka sekarang sedang mencermati pengembangan lebih jauh dari CN235 versi Militer buatan PT. DI. Juga mencermati perkembangan PT. PAL yang sudah siap dan mampu membuat kapal selam asal dapat kepercayaan penuh dan dukungan dana dari pemerintah. Kalau para ekonom Indonesia antek-antek World Bank dan IMF menyebut pesawat-pesawat buatan PT. DI ini terlalu mahal dan menyedot investasi terlalu banyak (“cuma” Rp. 30 trilun untuk infrastruktur total, SDM dan lain-lain) dan hanya jadi mainannya BJ Habibie. Tetapi mengapa Korea Selatan dan Turki mengaguminya setengah mati? Turki dan Korsel adalah pemakai setia CN 235 terutama versi militer sebagai yang terbaik di kelasnya. Inovasi 40 insinyur-insinyur Indonesia pada CN 235 versi militer ini adalah penambahan persenjataan lengkap seperti rudal dan teknologi radar yang dapat mendeteksi dan melumpuhkan kapal selam. Jadi kalau mengawal Ambalat cukup ditambah satu saja CN235 versi militer (disamping armada TNI AL dan pasukan Marinir yang ada) untuk mengusir kapal selam dan kapal perang Malaysia lainnya. Nah, jadi musuh yang sebenarnya ada di Indonesia sendiri. Yakni watak orang Indonesia yang tidak mau melihat orang Indonesia sendiri berhasil. Karya insinyur-insinyur Indonesia yang hebat dalam membuat alutsista dibilangin orang Indonesia sendiri terutama para ekonom pro Amerika Serikat dan Eropa: “Mending beli langsung dari Amerika Serikat dan Eropa karena harganya lebih murah”. Mereka tidak berpikir jauh ke depan bagaimana Indonesia akan terus tergantung di bidang teknologi, Indonesia hanya akan menjadi konsumen teknologi dengan membayarnya sangat mahal terus menerus sampai kiamat tiba. Kalau ada kekurangan yang terjadi dengan industri karya bangsa sendiri, harus dinilai lebih fair dan segera diperbaiki bersama-sama. Misalnya para ahli pemasaran atau sarjana-sarjana ekonomi harus diikutsertakan dalam team work. Sehingga insinyur-insinyur itu tidak hanya pinter produksi sebuah pesawat tetapi setidaknya tahu bagaimana menjual sebuah pesawat itu berbeda dengan menjual sebuah Honda Jazz. Kalau ada kendala dalam pengadaan Kredit Ekspor sebagai salah satu bentuk pembayaran, tolong dipecahkan dan didukung oleh dunia perbankan, agar jualan produk sendiri bisa optimal karena akan menarik bagi calon pembeli asing yangtak bisa bayar cash. PADA MASA SOEKARNO Apa yg di persiapkan oleh Indonesia ketika mempertahankan kemerdekaan yg telah di capai dengan susah payah, ternyata militer Indonesia pada era Presiden Soekarno tidak kalah tangguh dengan kekuatan militer Luar.. Seperti apakah kekuatan militer rahasia Indonesia yg pernah ada di Indonesia pada 1960..??? 1960-an, Era Presiden Sukarno. kekuatan militer Indonesia adalah salah satu yang terbesar dan terkuat di dunia. Saat itu, bahkan kekuatan Belanda sudah tidak sebanding dengan Indonesia, dan Amerika sangat khawatir dengan perkembangan kekuatan militer kita yang didukung besar-besaran oleh teknologi terbaru Uni Sovyet. 1960, Belanda masih bercokol di Papua. Melihat kekuatan Republik Indonesia yang makin hebat, Belanda yang didukung Barat merancang muslihat untuk membentuk negara boneka yang seakan-akan merdeka, tapi masih dibawah kendali Belanda. Presiden Sukarno segera mengambil tindakan ekstrim, tujuannya, merebut kembali Papua. Sukarno segera mengeluarkan maklumat “Trikora” di Yogyakarta, dan isinya adalah: 1. Gagalkan pembentukan negara boneka Papua buatan kolonial Belanda. 2. Kibarkan Sang Saka Merah Putih di seluruh Irian Barat 3. Bersiaplah untuk mobilisasi umum, mempertahankan kemerdekaan dan kesatuan tanah air bangsa. Berkat kedekatan Indonesia dengan Sovyet, maka Indonesia mendapatkan bantuan besar-besaran kekuatan armada laut dan udara militer termaju di dunia dengan nilai raksasa, US$ 2.5 milyar. Saat ini, kekuatan militer Indonesia menjadi yang terkuat di seluruh belahan bumi selatan. Kekuatan utama Indonesia di saat Trikora itu adalah salahsatu kapal perang terbesar dan tercepat di dunia buatan Sovyet dari kelas Sverdlov, dengan 12 meriam raksasa kaliber 6 inchi. Ini adalah KRI Irian, dengan bobot raksasa 16.640 ton dengan awak sebesar 1270 orang termasuk 60 perwira. Sovyet, tidak pernah sekalipun memberikan kapal sekuat ini pada bangsa lain manapun, kecuali Indonesia. (kapal-kapal terbaru Indonesia sekarang dari kelas Sigma hanya berbobot 1600 ton). KRI+Irian+4 Kekuatan Militer Indonesia Era Soekarno (1960) w1 uss pennslyvania 12in Kekuatan Militer Indonesia Era Soekarno (1960) hnlms karel doorman r81 in hollandia dutch new guinea Kekuatan Militer Indonesia Era Soekarno (1960) KRI+Irian+4 Kekuatan Militer Indonesia Era Soekarno (1960) Angkatan udara Indonesia juga menjadi salahsatu armada udara paling mematikan di dunia, yang terdiri dari lebih dari 100 pesawat tercanggih saat itu. Armada ini terdiri dari : 1. 20 pesawat pemburu supersonic MiG-21 Fishbed. 2. 30 pesawat MiG-15. 3. 49 pesawat tempur high-subsonic MiG-17. 4. 10 pesawat supersonic MiG-19. Pesawat+Tempur+Tercanggih+Mig+21+1960 Kekuatan Militer Indonesia Era Soekarno (1960) mig21 05 Kekuatan Militer Indonesia Era Soekarno (1960) mig 21+p Kekuatan Militer Indonesia Era Soekarno (1960) Pesawat MiG-21 Fishbed adalah salahsatu pesawat supersonic tercanggih di dunia, yang telah mampu terbang dengan kecepatan mencapai Mach 2. Pesawat ini bahkan lebih hebat dari pesawat tercanggih Amerika saat itu, pesawat supersonic F-104 Starfighter dan F-5 Tiger. Sementara Belanda masih mengandalkan pesawat-pesawat peninggalan Perang Dunia II seperti P-51 Mustang. Sebagai catatan, kedahsyatan pesawat-pesawat MiG-21 dan MiG-17 di Perang Vietnam sampai mendorong Amerika mendirikan United States Navy Strike Fighter Tactics Instructor, pusat latihan pilot-pilot terbaik yang dikenal dengan nama TOP GUN. Indonesia juga memiliki armada 26 pembom jarak jauh strategis Tu-16 Tupolev (Badger A dan B). Ini membuat Indonesia menjadi salahsatu dari hanya 4 bangsa di dunia yang mempunyai pembom strategis, yaitu Amerika, Rusia, dan Inggris. Pangkalannya terletak di Lapangan Udara Iswahyudi, Surabaya. Bahkan China dan Australia pun belum memiliki pesawat pembom strategis seperti ini. Pembom ini juga dilengkapi berbagai peralatan elektronik canggih dan rudal khusus anti kapal perang AS-1 Kennel, yang daya ledaknya bisa dengan mudah menenggelamkan kapal-kapal tempur Barat. Tu 16 Badger E Kekuatan Militer Indonesia Era Soekarno (1960) Indonesia juga memiliki 12 kapal selam kelas Whiskey, puluhan kapal tempur kelas Corvette, 9 helikopter terbesar di dunia MI-6, 41 helikopter MI-4, berbagai pesawat pengangkut termasuk pesawat pengangkut berat Antonov An-12B. Total, Indonesia mempunyai 104 unit kapal tempur. Belum lagi ribuan senapan serbu terbaik saat itu dan masih menjadi legendaris sampai saat ini, AK-47. Ini semua membuat Indonesia menjadi salasahtu kekuatan militer laut dan udara terkuat di dunia. Begitu hebat efeknya, sehingga Amerika di bawah pimpinan John F. Kennedy memaksa Belanda untuk segera keluar dari Papua, dan menyatakan dalam forum PBB bahwa peralihan kekuasaan di Papua, dari Belanda ke Indonesia adalah sesuatu yang bisa diterima. SEDIKIT HAL YANG PERLU DIKETAHUI TENTANG INDONESIA Hari ini semestinya saya dan generasi Indonesia yang lahir menjelang akhir abad 20 melihat kalimat itu bukan sebagai impian kosong tapi sebuah kenyataan. Para founding fathers kita sangat menyadari potensi Indonesia untuk menjadi sebuah negara besar, kuat secara ekonomi, politik dan militer, mereka dengan seksama mempersiapkan Indonesia untuk menjadi Negara Adidaya masa depan. Jika kita amati, negara maju dan memiliki kekuatan ekonomi saat ini selalu merupakan negara industri. Namun demikian Jepang, Swiss dan Jerman mungkin maju dan kuat secara ilmu pengetahuan, ekonomi dan industri, tapi untuk saat ini tidak bisa disebut negara adidaya. Hari ini untuk melihat model negara adidaya mau tidak mau kita harus mengiblatkan pandangan utama ke Amerika Serikat, dan melihat model lain pada Uni Soviet, Inggris, yang terbaru China, serta melihat model masa lalu pada Jerman, Perancis dan Jepang. Jadi apakah yang disebut negara Adidaya? Menurut wikipedia, Negara adikuasa atau negara adidaya, adalah negara yang mempunyai kekuasaan lebih di percaturan politik baik dalam memengaruhi peristiwa-peristiwa global maupun lebih jauh mengambil keputusan dalam proyek-proyek internasional penting. Alasan kenapa negara adidaya menjadi dan penentu keputusan internasional karena selain kuat secara ekonomi negara ini sangat kuat secara militer dan sangat siap untuk menghadapi keadaan darurat (baca: perang). Pendek kata negara adidaya terampil dalam memanfaatkan kekuatan militernya yang super hebat untuk diplomasi dan menentukan kebijakan negara lain tanpa harus berperang. Dalam konotasi positif Negara Adidaya menggunakan kekuatannya sebagai kartu as diplomasi, menjaga perdamaian dan memimpin negara lain, dalam konotasi negatifnya mengintimidasi, memaksakan kepentingan dan mengintervensi negara lain. Dari beberapa model Negara Adidaya yang saya amati di masa lalu dan masa kini, negara adidaya memiliki ciri-ciri tertentu atau bisa disebut hal-hal yang paling mendasar yang sangat penting, sehingga merupakan semacam hal yang wajib dimiliki guna menyandang label Adidaya. Selain (tentunya) negara tersebut merupakan negara yang maju ilmu pengetahuannya dan kuat secara ekonomi, negara tersebut memiliki hal-hal sebagai berikut: Negara tersebut memiliki Industri Baja. Baja merupakan penopang paling dasar sebuah negara untuk bertransformasi menjadi sebuah negara industri. Kebutuhan baja sangat vital untuk membangun ekonomi dan perindustrian. Bahkan kalau pun industri tahu atau tempe cuma membutuhkan kedelai dan ragi, paling tidak ia membutuhkan baja untuk bahan bangunan dan alat produksi. Terlebih dalam kondisi perang, dari era perang zaman keris dan tombak hingga era Alutista, untuk produksi persenjataan, energi dan alat transportasi industri baja tidak mungkin dipungkiri kebutuhan mutlaknya. Negara tersebut memiliki industri kereta api yang maju dan menjadikannya sebagai alat massa. Kenapa kereta api? Untuk distribusi dan logistik dibutuhkan alat transportasi yang sanggup mengangkut orang, bahan pangan dan barang dalam jumpah besar. Secara alami kereta api memiliki daya angkut yang besar, kuat dan tidak terpengaruh cuaca. Pembangunan pra sarana kereta api berupa rel memang membutuhkan dana dan sumber daya yang sangat besar, namun sebanding dengan keunggulan daya angkut, kemudahan perawatan, kecepatan pemulihan prasarana, usia yang panjang dan ongkos operasional yang dibutuhkan kereta api. Bukti otentik pentingnya industri kereta api sebagai alat transportasi adalah hampir seluruh negara maju saat ini tiap kotanya terhubung oleh jalur kereta, mereka memiliki industri kereta api mandiri dan mengandalkan kereta api sebagai alat transportasi. Sejarah bahkan mencatat di awal abad 20 Russia membangun jalur kereta api terpanjang di dunia untuk mendongkrak kekuatan industrinya, dan hingga hari ini masih berdiri menopang perekonomian dan industrinya. Alasan penting lainnya: Kereta Api anti macet, terlambat mungkin iya, mogok juga iya, tapi macet tidak. Negara tersebut memiliki industri pembuatan senjata. Kelengkapan Alutista dan persenjataannya selalu dijadikan indikator kekuatan militer suatu negara. Tapi apalah artinya jika seluruh persenjataan dan alat militer merupakan hasil impor? Dalam kondisi darurat, ketergantungan pada senjata impor adalah kartu paling mematikan yang dalam sesaat bisa menentukan hasil akhir peperangan. Kepemilikan industri pembuatan senjata membuat suatu negara bisa membangun armada perang sebesar jumlah penduduknya. Negara tersebut memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk memproduksi pesawat terbang mandiri. Kemampuan suatu negara membangun industri pesawat terbang adalah indikator utama kemajuan ilmu pengetahuan dan kekuatan ekonomi negara tersebut. Negara yang sudah sanggup memproduksi pesawat terbang bisa dipastikan sanggup memproduksi alat lain seperti mobil dan kapal laut. Hari ini menjadi tidak mungkin membandingkan kekuatan militer sebuah negara tanpa membandingkan kekuatan udara dan kecanggihan pesawat yang dimiliki militernya. Faktanya, saat ini segelintir negara yang memiliki industri pesawat terbang mandiri hanya terdiri atas negara maju. Kenyataan bahwa penguasaan udara adalah mutlak dalam era perang modern menegaskan kemampuan memproduksi pesawat terbang berarti kemampuan untuk memproduksi salah satu senjata terpenting dalam peperangan tanpa tergantung pihak lain. Ciri terakhir negara Adidaya yang merupakan ciri utama dan paling penting: negara tersebut memiliki sumberdaya yang berlimpah untuk berdiri secara mandiri. Barangkali klise, tapi alasan ini bukanlah untuk menghibur diri. Era damai maupun era perang, kebutuhan sumberdaya alam yang melimpah tidak terhindarkan. Apalagi era perang era paling haus energi dan sumberdaya, keberadaan sumber daya alam yang melimpah bisa menjadi poin paling menentukan dalam memenangkan peperangan. Jika ditelaah kekalahan Jerman dan Jepang pada Perang Dunia II merupakan kekalahan yang diawali kekurangan sumber daya alam, kemudian diikuti dengan kekalahan fisik di pertempuran vital. Dari segi kekuatan armada, strategi dan teknologi, Jepang dan Jerman tidak kalah kuat dari Sekutu, tapi secara sumber daya mereka lebih minim. Kondisi ini sebenarnya sudah disadari oleh petinggi militernya sejak awal, sehingga strategi perang yang mereka jalankan adalah menggerakan kekuatan militer secara masif untuk menaklukan setiap musuhnya secepat mungkin dan menghindari perang jangka panjang. Pada periode menjelang pengakuan menyerah kepada sekutu, Jepang mati-matian mengumpulkan setiap keping biji besi di atas tanahnya dan memberdayakan koloninya untuk memenuhi kebutuhan armada tempurnya dari sisi manusia maupun sumberdaya alam. Jepang praktis sudah tidak sanggup berbuat apa-apa karena kekurangan armada tempur ketika pesawat AS dengan leluasa melakukan penetrasi ke jantung wilayah jepang dan melakukan eksperimen bom atom. Demikian halnya Jerman yang diburu waktu untuk segera bergerak menaklukan Inggris. Meskipun sebelum Perang Dunia ke-2 dimulai pun Luftwaffe tercatat sebagai armada udara paling kuat dan berpengalaman, dalam pertempuran paling menentukan bertajuk “Battle of Britain” Luftwaffe Jerman mengalami kekalahan telak dari Royal Air Force Inggris. Alasannya sederhana: kalah jumlah dan kalah umur. Ketika inggris terus meningkatkan produksi pesawat tempur dan merekrut anak-anak muda untuk dilatih menerbangkan armada udaranya, Jerman tidak bisa melakukan hal serupa karena kekurangan sumber daya alam. Armada udara Jerman terdiri dari pilot-pilot ace terbaik namun terbang dengan pesawat tua melawan remaja-remaja yang baru belajar terbang tetapi menggunakan pesawat produksi terbaru dalam jumlah yang lebih besar. Di era awal kemerdekaan, cikal-bakal Indonesia untuk menjadi sebuah negara adidaya bukanlah omong kosong dan sebenarnya sudah dicanangkan sejak awal. Indonesia yang baru lahir sudah memiliki Industri kereta api mandiri dalam badan DJKARI (Djawatan Kereta Api Repoeblik Indonesia) dengan urat nadi rel kereta api yang membentang sepanjang Jawa dan sebagian Sumatera sebagai warisan belanda. Indonesia juga memiliki Pabrik Senjata dan Mesiu (cikal bakal PT Pindad) yang sedikit banyaknya menjadi penentu kemenangan-kemenangan NKRI atas Belanda dan pemberontakan-pemberontakan yang terjadi di masa-masa awal kemerdekaan. Di kemudian hari tidak lama sesudah kemerdekaan penuh diterima, Indonesia membangun Pabrik Baja modern (1962, cikal bakal Krakatau Steel) untuk melengkapi syarat transformasi menjadi negara industri. Sangat beruntung sebelum era B.J Habibie, Indonesia memiliki seorang Nurtanio yang dengan sumberdaya seadanya sanggup memproduksi pesawat dengan DNA lokal 100% dalam tubuh pesawat glider NWG-1 kemudian dilanjutkan Sikumbang, Belalang dan Gelatik untuk kebutuhan AURI sebagai salah satu produsen pesawat terbang (red: pesawat tempur) pertama di Asia menyusul Jepang. Hebatnya, semua benih kehebatan Indonesia didukung sumberdaya alam berlimpah. Amerika mencium potensi Indonesia untuk berkembang dan menjadi pesaing Adidaya masa depan, begitu juga Unisoviet, dua negara Adikuasa saat itu berebut pengaruh di Indonesia di era Soekarno. Soekarno di balik kehebatannya memotivasi bangsa mungkin terlalu dini untuk membawa Indonesia yang masih bayi untuk melawan Amerika yang membawanya pada kudeta berdarah 1965 dan kejatuhan 1966 yang diduga kental campur tangan Amerika. Soeharto tidak diragukan lagi seorang adalah Jenderal brilian, kelihaiannya meraih pucuk kekuasaan dan berkuasa selama 32 tahun tanpa tergoyahkan adalah bukti paling nyata keahliannya menyusun strategi. Tapi dia bukan seorang negarawan pemikir yang memiliki visi masa depan seperti Soekarno. Keberpihakannya pada Amerika dan arahan politiknya begitu kentara liberal. Gerakan pembangunannya masif sporadis dan berorientasi ekonomi murni mengabaikan pilar-pilar yang dibangun para founding fathers. Industri baja hanya diberikan label PT melalui nama Krakatau Steel, Jalur kereta tak pernah bertambah (bahkan berkurang), pabrik kereta tidak terurus, pabrik senjata cuma berganti nama, hanya memproduksi pistol dan peluru untuk menembak bangsa Indonesia sendiri, industri pesawat terbang pun hanya menjadi kebanggaan semu karena AURI saja mengimpor hampir semua pesawat dari Amerika. Hasilnya,….jika Jepang berhasil bangkit dari kehancuran Perang Dunia II untuk membangun ekonominya dalam waktu sekitar 30 tahun, maka dalam periode yang kurang lebih sama Indonesia cuma bisa menghasilkan satu kali swasembada pangan dan memberikan sebagian besar hasil sumberdaya alamnya kepada Amerika dan berandil membangun Jepang. Mengapa Jenderal Besar Soeharto Presiden Terhebat? Jenderal Besar Soeharto kembali dinobatkan sebagian masyarakat Indonesia sebagai kepala negara yang paling berhasil meningkatkan kesejahteraan rakyatnya. Hasil tersebut diambil saat dilakukan survey oleh Setara Institute. Hasil survey Indobarometer sebelumnya juga menunjukkan Soeharto presiden terbaik di Indonesia. Mengapa Soeharto dijadikan rakyat sebagai presiden terhebat ? Tidak dipungkiri Soeharto sangat berjasa dan prestasinya membangun bangsa ini patut diberi apresiasi tinggi. Soeharto dengan segala kelebihan dan kelemahannya namanya telah terpatri dalam otak rakyat sebagai manusia dewa yang hebat dan tidak pernah salah. Hal ini didukung oleh penggiringan opini media masa saat itu yang sedang terbelenggu. Bila Soeharto hidup dan memerintah di era reformasi ini mungkin kehebatan Soeharto akan menjadi lain. Penelitian yang dilakukan setara institute ini dilaksanakan tanpa ada paksaan maupun intervensi terhadap para responden. Dalam survey, masyarakat diminta mengisi jawaban terhadap apa yang dirasakan selama 66 tahun mengenyam kemerdekaan. Sebanyak 64,6 persen responden memilih Soeharto sebagai presiden paling berhasil mensejahterakan rakyat. Presiden Soekarno berada di posisi kedua dengan jumlah responden. yang memilih sebanyak 13,6 persen. Urutan ketiga, ditempati Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebanyak 9,9 persen. Presiden Abudrahman Wahid dipilih oleh 5,5 persen responden, Presiden Megawati Soekarnoputri dipilih oleh 2,5 persen orang, sedangkan Presiden B.J. Habibie dipilih 1,7 persen orang. Sekitar 2,1 persen responden yang tak menjawab pertanyaan tersebut. Kemudian muncul peluncuran buku Pak harto, The Untold Stories. Soeharto adalah pemimpin besar yang banyak dipuja dan tetapi sebaliknya banyak dicerca. Tetapi saat ini angin sedang bertiup kencang mendorong sisi baik dan kehebatan Jenderal Besar Soeharto. Tidak bisa dipungkiri survey Indobarometer menunjukkan kerinduan akan kepemimpinan Suharto. Fenomena unik saat ini bukan hanya pendukung Soeharto yang memujanya. Tetapi beberapa tokoh yang dulu sangat keras menentang bahkan disakiti dan dibui, saat ini terang-terang kagum dan memuji berlebihan tokoh orde baru itu. Sebut saja Fahmi Idris, Sukardi Rinakit, AM Fatwa dan tokoh lainnya saat jaman orde baru adalah penentang paling keras. Tetapi terakhir ini mereka berubah drastis. Sosok Bapak Pembangunan yang melekat dalam diri sosok Soeharto, tampaknya juga tidak bisa dipisahkan begitu saja dengan kesejahteraan rakyatnya. Jend. Besar TNI Purn. Haji Muhammad Soeharto, lahir di Dusun Kemusuk, Desa Argomulyo, Kecamatan Sedayu, Bantul, Yogyakarta, 8 Juni 1921. Dia meninggal di Jakarta, 27 Januari 2008 pada umur 86 tahun. Soeharto adalah Presiden Indonesia yang kedua (1967-1998), menggantikan Soekarno. Di dunia internasional, terutama di Dunia Barat, Soeharto sering dirujuk dengan sebutan populer “The Smiling General” karena raut mukanya yang selalu tersenyum di muka pers dalam setiap acara resmi kenegaraan. Sebelum menjadi presiden, Soeharto adalah pemimpin militer pada masa pendudukan Jepang dan Belanda, dengan pangkat terakhir Mayor Jenderal. Soeharto kemudian mengambil alih kekuasaan dari Soekarno, dan resmi menjadi presiden sejak tahun 1968. Pada tahun 1998, masa jabatannya berakhir setelah mengundurkan diri pada tanggal 21 Mei tahun tersebut, menyusul terjadinya Kerusuhan Mei 1998 dan pendudukan gedung DPR/MPR oleh ribuan mahasiswa. Ia merupakan orang Indonesia terlama dalam jabatannya sebagai presiden. Soeharto digantikan oleh B.J. Habibie. Peninggalan Soeharto masih banyak diperdebatkan sampai saat ini. Dalam masa kekuasaannya, yang disebut Orde Baru, Soeharto membangun negara yang stabil dan mencapai kemajuan ekonomi dan infrastruktur. Suharto juga membatasi kebebasan warganegara Indonesia keturunan Tionghoa, menduduki Timor Timur, dan dianggap sebagai rezim paling korupsi sepanjang masa dengan jumlah $AS 15 miliar sampai $AS 35 miliar. Mengapa Soeharto Terhebat Banyak faktor yang mempengaruhi mengapa Soeharto dianggap sebagian besar rakyat sebagai presiden terhebat. Sebenarnya tidak mudah untuk menilai prestasi dan kehebatan seorang presiden yang telah memerintah. Setiap presiden yang ada, jaman dan tantangan yang dihadapi berbeda. Tetapi selain berbagai prestasinya, Soeharto menjadi sangat hebat karena saat itu masyarakat telah terpatri otaknya dengan pecitraan presiden yang tidak mempunyai kecacatan dan selalu benar. Hal itu terjadi karena pengaruh media masa yang memposisikan Soeharto adalah seorang dewa yang tidak pernah salah. Memang tidak bisa dipungkiri kehebatan Soeharto dalam memimpin hampir 32 tahun. Soeharto, melakukan pembangunan secara rinci dari tahap ke tahap. Tahapan awal dilakukan adalah membangun bidang pertanian setelah itu berbicara industri, dan lain sebagainya. Dibidang pembangunan ekonomi dan pertanian adalah menurunkan tingkat inflasi dari 650% menjadi 12% dalam beberapa tahun pertama kepemimpinannya. Selain itu, dia juga punya andil besar dalam pembangunan irigasi pertanian yang tersebar diseluruh wilayah nusantara, yang sampai saat ini belum ada presiden yang mampu membangun sejumlah irigasi pertanian itu Soeharto hidup dalam jaman otoriter dan tangan besi. Mungkin saja pola pemerintah tersebut tidak salah pada jamannya. Karena saat itu Indonesia masih dalam kondisi persatuan, kesatuan dan keamanannya masih sangat buruk. Begitu juga tingkat pendidikan dan perekonomian rakyat masih belum tinggi. Dengan pemerintahan yang otoriter dan tidak demokratis itu Soeharto bisa membangun bangsa ini dengan lebih cepat dan lebih baik. Bukan hanya itu, di era kebebasan pers masih terbelenggu Soeharto adalah sosok pimpinan yang tidak pernah salah dan selalu benar. Karena, tidak ada seorang wartawanpun yang berani menulis kelemahan Soeharto. Kalaupun berani langsung di”petrus”kan atau masuk bui dengan tuduhan subversif. jadi saat itu Soeharto adalah seorang dewa yang tanpa cacat sedikitpun. Situasi dan kondisi saat itu juga saat aman karena media masa dapat dikendalikan dalam mengolah berita. Setiap ada berita suara jarum jatuh yang dapat membuat ketidakstabilan bangsa ini maka langsung diredam. Sehingga saat itu suasana terekam dalam otak masyarakat dalam keadaan aman. Padahal saat itu juga banyak kerusuhan, korupsi, pemberontakan, dan berbagai tindak kriminal lainnya Berbeda dengan jaman era demokrasi saat ini. Kemajuan pesat teknologi dan demokrasi bukan hanya menyebabkan eforia berdemokrasi tetapi juga menciptakan eforia informasi yang demikian luar biasa. Setiap orang yang punya media dan punya kesempatan dapat bebas mengeluarkan opini tanpa peduli etika dan semangat membangun bangsa. Saat ini media masa hanya dipengaruhi oleh berita kerusuhan, korupsi, perkelahian antar penduduk dan berita buruk lainnya. Meski yang berdemo hanya belasan orang, berita itu dapat menghiasi deadline sebuah berita yang mengatakan bahwa rakyat sudah tidak percaya lagi pada pemerintahan SBY. Berita seorang pengemis di jalanan yang dirazia, sudah dianggap sebagai kegagalan negara tidak bisa mengolah ekonomi dan membantu rakyatnya. Bukan hanya itu saja, saat ini siapapun presidennya bila tidak punya pendudukung media masa maka akan cepat mudah dibenamkan segala prestasi dan kehebatannya. Saat ini semua orang dan semua media dengan mudah mengatakan bahwa SBY salah, SBY hanya omong doang, SBY korup atau apapun kejelekan presidennya diungkap secara tidak proposional dan tidak wajar. Sehingga setiap langkah yang dilakukan SBY dan pemerintahannya selalu salah dan tidak ada sedikitpun prestasi yang terungkap. Setiap langkah SBY selalu saja dianggap sebagai pencitraan. Tetapi justru setiap kata yang diucapkan SBY, dijadikan komoditas untuk mencetak berita yang membuat SBY selalu salah Padahal pengakuan dunia telah mengalir kepada SBY dan pemerintahannya. Meski juga banyak kekurangan dan kelemahan yang ada. Apresiasi Indonesia sebagai negara demokratis terbaik dan terbesar di Asia jarang sekali menjadi kebanggan bangsa ini. Penilaian majalah Time dengan menobatkan SBY sebagai pemimpin paling berpengaruh di dunia tahun 2009, tetapi oleh bangsanya sendiri justru dianggap sebagai pembohong. Termasuk oleh kelompok dan tokoh agama yang sudah bermain di arena politik. Prestasi ekonomi Indonesia yang sangat pesat yang termasuk negara terbaik di Asia bersama Cina dan India di tengah krisis ekonomi dunia, terhapus hanya gara-gara berita kekisruhan koalisi politik. Berita prestasi seorang Sri Mulyani sebagai menteri keuangan terbaik di Asia karena prestasinya dalam mengelola departemen dan ekonomi Indonesia menguap begitu saja diganti kasus politik Century. Saat ini sangat jarang sekali jurnalis yang mencari informasi ke pejabat pemerintah menanyakan program dan rencana pembangunan pemerintah. Saat ini wartawan tidak berselera untuk meliput prestasi para menteri dan presidennya di lapangan. Justru para jurnalis lebih berselera dengan tindakan siapa saja menteri yang akan termasuk dalam reshuflle kabinet. Sekarang di gedung pemerintahan atau kepresidenan di dominasi oleh wartawan yang mencari konfirmasi tentang tuduhan dan tudingan kepada pejabat bermasalah yang sudah ramai termuat di media masa. Saat ini kaum jurnalis lebih tertarik kontroversi atau kemelut politik dibandingkan meliput prestasi bangsa ini. Saat ini semakin langka manusia idealis dengan informasi yang independen dan berkualitas tanpa dipengaruhi kepentingan politis dan kelompoknya. Sehingga informasi yang ada hanyalah pikiran negatif, kecurigaan dan yang tidak berdasarkan fakta serta tidak berkualitas. Informasi itu hanyalah berisikan saling tuduh, provokatif, saling menuduh, saling menyalahkan, tidak ada solusi dan tidak menyejukkan. Mungkin saat ini manusia idealis hanya berharap pada sosok profesi jurnalis, teknokrat, ilmuwan atau tokoh agama yang belum terpapari polusi politik yang jumlahnya semakin langka. Saat ini di Indonesia tampaknya idealisme jurnalistik semakin tergadaikan oleh kepentingan bisnis media, kepentingan pemilik modal yang terkait dengan kehidupan politik. Meski tidak sedikit juga media yang masih menjunjung tinggi idealisme jurnalistik tanpa mementingkan kepentingan bisnis media atau kepentingan pemilik media. Informasi yang tidak independent paling banyak dijumpai dalam berita politik, hukum dan sosial. Sumber utama kekisruhan informasi adalah pengaruh politik yang merasuki pemberitaan. Saat ini eforia demokrasi dapat dilakukan oleh siapapun yang mempunyai media dapat melakukan pemberitaan apapun tanpa melihat fakta jurnalistik dan demi kepentingan pribadi dan kelompok. Hal ini juga dapat dilihat saat ini jarang sekali kita menemukan berita yang secara fair tentang berita citra positif pemerintah dan prestasi bangsa ini. Adalah sangat langka keberhasilan pemerintah diangkat dalam sebuah berita. Kalaupun ada biasanya didominasi oleh kritikan dan pesan akhirnya malah membenamkan keberhasilan itu. Hal ini juga dilakukan bukan hanya oleh media tetapi oleh sebagian besar pengamat politik. Justru para nara sumber yang berkopeten seringkali diambil yang bombastis dan sarat dengan kepentingan tertentu. Saat ini menjadi barang langka seorang nara sumber baik dari para tokoh agama, teknokrat, ilmuwan, politikus yang menyuarakan fakta kebenaran yang berkualitas. Sayangnya sosok yang independen seperti ini jarang disorot media. Media cenderung menyenangi para nara sumber yang bombastis, layak jual dan mudah dikompori. Justru sosok seperti inilah biasanya mempunyai niat tidak tulus dan tidak baik. Mereka hanya beropini demi kepentingan pribadi dan kelompok yang mendukungnya. Berita dan opini tergantung selera dan kepentingan orang yang memberitakan. Saat ini selain langka dengan manusia idealis juga langka dengan berita independen karena semua sumber informasi dan nara sumber didominasi kepentingan pribadi dan partai yang mengatasnamakan rakyat. Bila jenderal besar Soeharto hidup pada jaman reformasi ini maka cerita akan mengatakan lain. Tidak mungkin ada bapak pembangunan yang mencitrakan presiden yang mensejahterakan rakyatnya. Meski prestasi itu benar adanya, maka media masa dan musuh politiknya pasti dengan mudah mengatakan bahwa Soeharto adalah Bapak Koruptor dan Bapak Pelanggar HAM. Seandainya kerusuhan Tanjung Priok yang menghebohkan itu terjadi saat ini, maka media masa akan dengan mudah menggiring opini rakyat untuk menggulingkan Soeharto. Seandainya kehebatan prestasi pembebasan pembajakan Woyla yang diakui dunia itu terjadi sekarang, maka media dengan mudah akan memutar balikkan bahwa itu hanya sebuah rekayasa politik penguasa. Memang semua komponen bangsa ini tidak boleh mundur kepada kebebasan berpendapat yang terkekang seperti jaman orde baru. Tetapi sebaiknya kebebasan berpendapat yang dibuat dikedepankan demi kepentingan dan persatuan bangsa bukan untuk individu atau kelompok. Pengamat, media masa atau elit bangsa tidak dilarang mengkritik, dan wajib mengkritik sebagai tugas profesi dan sosialnya. Tetapi seharusnya sosok ideal adalah rajin mengkritik pemerintah, mempunyai solusi, tetapi demi kebaikan dan kemajuan bangsa bukan sekedar untuk kepentingan pribadi pemodalnya atau kelompoknya. Saat ini sangat langka media berita dan informasi yang melangkah dalam idealisme profesi tanpa terpengaruh pemodalnya. Sekarang sangat sulit dijumpai media masa yang memberi pesan positif, inspiratif dan membangun bangsa. Sebaiknya media masa dan semua elit bangsa harus menjunjung tinggi profesionalitasnya dengan mengacu pada kalimat orang bijak. Lebih baik menyalakan lilin daripada mengutuk kegelapan. Yang penting saat ini mungkin bukan untuk menilai siapa presiden yang hebat ataukah presiden saat ini tidak hebat. Siapapun sosok presiden Indonesia itu harus didukung kehebatan dan sisi positifnya, tetapi sisi negatifnya harus diperbaiki bukan malah dicaci. Media masa masa sebenarnya bila dengan positif dan arif dapat digunakan sebagai alat yang sangat dahsyat dalam pembangunan bangsa ini. Sebenarnya kekisruhan dan keruwetan bangsa ini hanya tampak di televisi dan media yang dilakoni segelintir para elitnya. Sebagian rakyat yang sedang susah payah mencari sesuap nasi tidak pernah peduli para tokohnya saling tuding, saling menyalahkan dan saling curiga di depan kaca televisi atau di koran. Begitu kondisi aman, kondusif dan tidak penuh gejolak maka siapapun pemimpinnya akan dinobatkan sebagai pemimpin terbaik yang dapat mensejahterakan rakyatnya. # dala
Posted on: Thu, 26 Sep 2013 13:10:35 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015