Kehidupan Di Penjara Bawah Tanah Belmarsh, Berdasarkan Kisah Dari - TopicsExpress



          

Kehidupan Di Penjara Bawah Tanah Belmarsh, Berdasarkan Kisah Dari Saksi Mata Ummu Fauzi Untuk Al-Mustaqbal.net Sayangnya, dunia telah menyaksikan beberapa penyiksaan terburuk dan kekejaman terhadap tawanan Muslim di penjara seperti Abu Ghuraib, Guantanamo Bay, penjara Bagram Airbase dan tak terhitung jumlahnya di seluruh dunia. Memang, memperlakukan tawanan Muslim dengan keji adalah bagian dari budaya barat dan norma yang mereka perlakukan bagi tentara dan pasukan polisi kafir. Hal ini tidak mengejutkan untuk setiap tawanan Muslim yang tidak bisa mengharapkan perlakuan adil atau keadilan di tangan penculik kafir. Allah (swt) memperingatkan kita dalam Al Qur’an ; “Bagaimana mungkin (ada perjanjian demikian), padahal ketika mereka memperoleh kemenangan atas kamu, mereka tidak memelihara hubungan kekerabatan denganmu dan tidak (pula mengindahkan) perjanjian” (QS At-Taubah [9] : 8) Lebih jauh lagi, meskipun dengan bersemangat mereka mengklaim “kebebasan” dan “multikultural”, pengalaman sandera Muslim di penjara Belmarsh mengungkapkan fakta yang berbeda. Nasib mayoritas ‘tersangka teror’ ini akan nampak tidak bisa dipercaya bagi mereka yang kagum kepada sisi pandang Hollywood yang dikuasai Barat. Tahanan seperti Khalid Fawwaz, Adel Bari dan Rasheed Ramda diperlakukan keji selama lebih dari satu dekade tanpa tuntutan (pengadilan), sementara yang lain seperti Syekh Abu Qatadah diperlakukan serupa selama enam tahun dan tak terhitung lagi jumlah tahanan yang ditahan tanpa tuntutan/dakwaan (pengadilan), percobaan atau penjelasan. Tahanan tidak memiliki pilihan untuk membela diri. Selain itu, sebagian besar percobaan teror yang (dituduhkan) dilakukan berlangsung berdasarkan hampir seluruhnya pada ‘bukti ideologis’, dengan kata lain, tawanan Muslim diperlakukan murni berdasarkan apa yang mereka pikirkan, mereka percaya atau pandangan agama dan politik mereka dan tidak pernah karena apa pun yang benar-benar mereka lakukan . Seluruh proses ini dirancang untuk menghukum tawanan Muslim yang “tidak cukup Barat” dan menekan mereka agar mengubah keyakinan. Allah swt berfirman ; “Jika mereka menangkapmu, niscaya mereka bertindak sebagai musuh bagimu lalu melepaskan tangan dan lidahnya kepadamu untuk menyakiti dan mereka ingin agar kamu (kembali) kafir.” (QS Al-Mumtahanah [60] : 2) Dan, “Jika mereka menang atas kamu, mereka akan bersikap keras dan memaksamu kembali kepada agama mereka…(QS Al-Kahfi) Sungguh mengherankan, sebuah negara polisi seperti Inggris telah melakukan pemalsuan reputasi ‘keadilan’ atau ‘kesetaraan’, sementara tahanan Muslim di penjara Belmarsh menghadapi intimidasi dan provokasi terus menerus, penjaga sering mencoba untuk memperburuk keadaan tahanan Muslim berharap bahwa mereka akan merespon bahkan dengan sedikit permusuhan sehingga mereka dapat membuat justifikasi bahwa tahanan saling memukul dan mereka dapat membuat klaim bahwa ada “Geng tahanan Muslim” yang menyerang staf/pegawai penjara. Narapidana yang mengajar satu sama lain untuk membaca akan dicatat sebagai ‘meradikalisasi’ tahanan, mereka yang shalat berjama’ah akan disebut sebagai “geng” , dan ketika ada tahanan non-Muslim yang masuk Islam, tahanan muslim yang terlibat pembicaraan dengan tahanan (yang masuk Islam) tersebut akan terkena hukuman karena dianggap sebagai “penggertak”. Selain itu, tawanan Muslim tidak diperbolehkan shalat di luar sel mereka sama sekali, sementara pada saat yang sama jika mereka diambil dari sel mereka, mereka tidak selalu diberikan fasilitas atau waktu untuk shalat. Pada banyak kesempatan ketika tawanan Muslim tetap melaksanakan shalat dalam situasi ini, penjaga akan berteriak selama tawanan tersebut shalat agar berhenti, berdiri berhadapan muka jika tawanan tersebut menolak untuk menghentikan shalat-nya dan bahkan dalam kesempatan lain, penjaga akan menjenggut tawanan dari sujud untuk mencegah tawanan tersebut melanjutkan shalat. Beberapa tawanan Muslim juga secara teratur dicegah untuk menghadiri shalat Jum’at dan ketika seorang tawanan Muslim protes mengenai hal ini, setengah lusin penjaga membawanya pergi sendirian dan memukulinya di dalam sebuah ruangan dengan CCTV, bekas-bekas pukulan mereka akan membekas berminggu-minggu setelahnya. Ketika seorang tawanan Muslim mengeluh bahwa ia diberi makanan lebih sedikit dari orang lain, dia diberitahu “Kamu harus memilih agama yang berbeda”. Tawanan Muslim yang meminta agar penjaga perempuan tidak menggeledah mereka diberi ultimatum (pilihan): kehilangan hak mereka untuk meninggalkan sel untuk berolah raga atau membiarkan seorang wanita menggeledah mereka. Sel digeledah dengan cara tidak hormat sama sekali, tawanan berbaris untuk digeledah sementara penjaga bercanda satu sama lain, pada suatu kesempatan seorang narapidana kembali menemukan grafiti di dinding bersumpah dan menghina Allah menggunakan kata-kata seperti “f ***” dan “babi”, sementara tawanan yang lain mendapati kitab Shahih Bukhari miliknya dirobek di depannya dan kemudian disita untuk ‘dirusak’. Dalam insiden lain, seorang penjaga membawa masuk seekor anjing dan memanggilnya ‘Allah’. Tawanan Muslim lain yang diberitahu selama penggeledahan bilang, “Aku akan membunuhmu dengan anjing ini ‘. Sesungguhnya, untuk mendukung, membela dan membebaskan tawanan Muslim dipenjara adalah kewajiban setiap pria Muslim, sedangkan untuk wanita yang paling minim yang bisa kita lakukan adalah untuk mendo’akan kaum Muslimin yang ditahan dalam kondisi mengerikan tersebut. Semoga Allah membebaskan dan mengembalikan mereka kepada keluarga mereka. Sumber : Izharudeen
Posted on: Mon, 22 Jul 2013 15:16:55 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015