Kehidupan manusia di zaman ini cenderung lebih berat kepada - TopicsExpress



          

Kehidupan manusia di zaman ini cenderung lebih berat kepada pilihan-pilihan duniawi yang pragmatis pro pasar dan pro capital. Kecenderungan ini menyebabkan sisi spiriualitas manusia terkoyak. Termasuk di dalamnya spiritualitas Islam. Manusia pun menderita kekeringan spiritual. Oleh karena itu pernah muncul era ketika banyak orang Erpa dan Amerika yang lari ke dunia timur untuk menyembuhkan kekerngan spiritual itu. Ada yang mencari guru spiritual yang lekat dengan agama dan ada yang mencari guru spiritual tetapi tanpa agama. Para tokoh sufi baik yang memiliki tarekat atau tidak pun kebanjiran murid. Demikian juga guru spiritual mandiri yang lebih suka megolah batin berdasar ajaran kuno atau yang lebih suka mengembangkan kemampuan untuk menghasilkan hal-hal yang ajaib secar ainstan ( mengembangkan kemampuan magik dan mistik). Era nii pun pergi dan tidak membawa pengaruh yang signifikan. Bahkan akibat derasnya denyut industri informasi dan industri manufaktur yang haus pasar dan haus moal maka kehausan spsiritual justru memakan akar spiritualisme itu sendiri. Manusia pun menjadi korban dar banjir barang dan uang. Para tokoh agama pun mencari altern atif untuk mengurangi kehauan spiritual itu. Caranya dengan melakukan upaya spiritualisasi terhadap hal-hal yang material. Istilah yang sering dilontarkan Cak Nun adalah, „merohanikan hal-hal yang ebrsifat jasmani“.Ada juga yang berusama memberi pemaknanan transendensial kepada kapital dan pasar. Yaitu dengan mengembangkan institusi syariah pada sektro keuaangan (perbakan) yang mewarnai aneka macam transaksi di dunia perdaangan. Upaya syariatisasi perbankan (kapital) dan syariati pasar semcam ini ternyata belum sepenuhnya berhasil. Yang kemudian muncul justr arus balik yang mendebarkan dan mencemaskan. Sebab yang sering terjadi kemudian bukan lagi proses spiritualisasi hal-hal yang material tetapi justru materialisasi dan kapitalisasi hal-hal-hal yang spiritual, termasuk ibadah. Rezim komersialisasi (menuju marketisasi akut) sebagai bentuk dari materialisasi dan kapitalisasi.ini tampak jelas pada suasana ibadah puasa Ramadlan dan ibadah haji dan umroh, juga pada pengajian massal, dzikir massal wisata relijius dan sebagainya. Dalam kegiatan itu sponsornya bukan Tuhan (ide-ide spiritual), retapi modal dan pasar. Kegiatan keagamaan mengalami proses merketisasi yang akut. Upaya transendensiasi atau pemaknaaan spiritual lewat syariatisasi pasar dan modal pun terasa tidak menyentuh hal-hal yang hakekat dan mendasar. Sesuatu yang berbau syariah justru diformat menjadi pasar potensial baru bagi kaum pendukung materialisme dan pendukung kapitalisme global. Kalau sudah demikian, apa yang harus kita kerjakan? Lantas bagaimana Muhammadiyah dan umat Islam menghadapi dan mengatasi hal ini? Pengajian Ramadlan PP Muhammadiyah yang diselenggarakan di UMY pada awal Ramadlan memperbiincangkan gejala kemacetan spiritual semcam ini dan mencoba mencari jawabnya.
Posted on: Sat, 03 Aug 2013 03:00:56 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015