Kekuatanku Cerpen Kiriman: Egi Pratama Di sekolah, aku adalah - TopicsExpress



          

Kekuatanku Cerpen Kiriman: Egi Pratama Di sekolah, aku adalah orang yang misterius bagi semua temanku. Kata orang pintar, aku mempunyai sixth Sense. Aku bisa melihat makhluk halus. Aku sering dikira gila oleh mereka. “Egi, Kamu kenapa selalu bertingkah aneh?” kata sahabatku, Slamet. Aku hanya diam mendengar pertaanyan itu. Bel istirahat berbunyi. Semua temanku bergegas ke kantin, lapangan atau tempat lain. Aku di ajak teman-teman keluar kelas. “Hey Egi, Ayo keluar. Kita main sepak bola!” ajak teman-temanku. “Tidak, aku senang disini!” kataku. Semua wajah temanku merasa kecewa setelah mendengar perkataanku. “Ayo, egi bermain petak umpat!” kata temanku, Wahyu. “Ayo kita bermain!”. kataku. Wahyu adalah makhluk halus. “Kenapa dia bermain petak umpat sendiri!” seseorang temanku bertanya sendiri, Ia aneh melihat ulahku. Aku mendengar perkataan itu. “Dia memang seperti orang gila. Setiap hari dia bemain dan berbicara sendiri.” di sebelahnya. Bel pulang berbunyi. Aku dan Slamet pulang bersama. Kami memang selalu pulang bersama karena rumah kami satu gang. “Egi, kenapa kamu selalu bertingkah aneh?” tanya Slamet. “Jika kuberitahu kau pasti tidak percaya!” kataku sambil menatap langit. “Itu menurutmu!” kata slamet. “Baiklah aku akan beritahu yang sebenarnya. Aku ini mempunyai sixth Sense dan bisa melihat makhluk halus!” Kataku sambil menatap dia. “itu luar biasa Egi, kau mendapatkan anugrah dari Allah!” kata Slamet sambil memegang pundakku. “Tapi aku tidak menginginkan hal itu!”. Dia terdiam setelah mendengar penjelasanku. Di tengah jalan, aku menghidupkan sixth Sense ku. Aku melihat ada mobil yang melaju kencang ingin menabrak orangtua Slamet. “Hey, kamu kenapa berlari?” kata slamet. Lalu aku berlari sekencang-kencangnya dan tak menghiraukan panggilan Slamet. “Awas, Pak!” kataku sambil memegang tangannya. “Huuuft, hampir saja aku di tabrak mobil itu. Terima kasih Egi, kamu sudah menyelamatkan bapak!” kata bapak Slamet. Lalu slamet berlari menghapiri kami dan memeluk bapaknya. Aku hanya tersenyum. Sampai di rumah, aku mencium tangan kakek dan nenekku. Aku adalah anak yatim piatu. Aku tinggal di rumah kakekku, “Gimana di sekolah Egi?” tanya kakekku. Aku menjawab, “Seperi biasa Kek. Di kira orang gila. Tadi aku menyelamatkan Pak Kusno!”. kakekku hanya tersenyum. “Apakah kamu mau me-nonaktifkan kekuatanmu itu?” tanya kakekku. Kakek yang memberi kekuatan ini padaku, “Aku harus memikirkan hal itu dulu, Kek!” kataku. Aku masuk ke kamar beristirahat sejenak sambil memikirkan pertanyaan Kakek tadi. Aku bangun dan mandi untuk ke sekolah. Sebelum itu, aku sarapan agar nanti tidak mengantuk. Setelah selesai sarapan, aku berpamitan kepada kakek dan nenekku. Di tengah perjalanan aku menghidupkan Sixth Senseku. Aku melihat ada sekumpulan orang yang ingin membunuhku. Mungkin meraka iri padaku. Akupun menghindari jalan itu. Kucari jalan ke sekolah. Sial, Aku telat ke sekolah karena harus melewati jalan yang lebih jauh. Aku masuk ke kelas terburu-buru. “Eh, lihat ada orang gila yang telat!” terdengar komentar salah satu temanku. Aku tak menghiraukannya. “Kenapa kamu telat, Egi?” tanya slamet. “Tadi aku melihat ada orang yang ingin membunuhku!” kataku sambil terbata-bata. “Berarti kamu harus hati-hati, untung saja kamu memiliki Sixth Sense jika tidak, kamu sudah mati!” canda slamet. Pulang sekolah, sepeti biasa aku pulang dan langsung menemui kakek. “Kek, aku ingin kekuatanku dihilangkan!” kataku sambil menatap kakek. “Apakah kamu Yakin, Egi ?” tanya kakekku sambil menepuk pundakku. “Iya, aku ingin menjadi orang normal seperti teman-temannku!” kataku sambil memegang tangannya. “Baiklah!” kata kakekku. Lalu tangannya memegang kepalaku dan aku menutup mataku. Aku teriak kesakitan dalam ritual menghilangkan kekuatanku itu. “Sudah selesai.” Kata kakekku. Aku tak ingat apa-apa lagi. Aku sudah mendapati tubuhku di atas tempat tidur di kamar. Seperti biasa aku berangkat ke sekolah. di tengah jalanan, aku merasa perasaanku tidak enak. “Celaka, aku di kepung!” aku benar-benar cemas dan takut. Orang-orang itu medorongku. Sebuah pisau menusuk perutku, aku benar-benar kesakitan. Darah mengucur dari lukaku membanjiri aspal jalan. Aku… Mati. ~ The End ~ Cerpen Karangan: Egi Pratama Facebook: facebook/TheKillers24 Nama : Egi Pratama Umur : 16 Tahun Lahir : 18 agustus 1998 tempat : jakarta timur jika mau ngobrol denganku, add facebook cerpenmu/cerpen-fantasi-fiksi/kekuatanku.html
Posted on: Thu, 06 Jun 2013 07:12:19 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015