Kemarau dan Tata Kelola Pertanian Setelah berbagai upaya - TopicsExpress



          

Kemarau dan Tata Kelola Pertanian Setelah berbagai upaya pemerintah sebutkan untuk menjadi langkah dalam menahan laju fluktuasi harga pangan, nampaknya belum terlalu signifikan dalam membendung liarnya guliran harga. Secara alamiah, kemudian kini kita berhadapan dengan kendala cuaca yang memasuki musim kering. Ya, kemarau mulai terjadi. Indikasinya, mata air mengering dan panas yang menyengat. Gagal dalam memperbesar kapasitas produksi hasil pertanian lokal, kini kita berhadapan dengan ancaman kegagalan panen karena kondisi cuaca, tentu semakin memperkecil kuantitas hasil produk pangan domestik. *** Pemerintah tampaknya tengah sibuk untuk mengurusi banyak hal, sehingga banyak pula yang terlewatkan dalam kebijakan. Sejumlah Departemen yang ditugasi untuk membangun basis rujukan bagi pengambilan keputusan ditingkat nasional, seolah berjalan sangat perlahan. Karena itu, maka arahan jangka pendek lebih cepat digelontorkan, yakni mekanisme membuka keran import bahan pangan, dari pada memperkuat serta memberdayakan kemampuan lokal. Padahal langkah tersebut, dapat berujung pada semakin melemahnya kondisi perekonomian nasional. Saat petani lokal belum maksimal berproduksi plus daya beli turun, kebijakan import hanya memperbesar defisit neraca perdagangan pada sektor nan vital (baca: pangan). Bila demikian, bagaimana kita melangkah ke depan membenahi sektor ini? Tentu merubah tata kelola pertanian yang sinergis dalam memenuhi kebutuhan domestik. Harus ada fokus prioritas dalam pemenuhan kebutuhan dalam negeri, termasuk membentuk skema insentif yang mendorong agar sektor pertanian menjadi usaha yang menarik. Disisi lain, penambahan lahan produksi pertanian juga harus dilakukan oleh pemerintah, mengatasi semakin susutnya lahan bercocok tanam. Kita mendengar investor asing bersiap masuk untuk mengelola sektor pertanian didalam negeri, bila dibiarkan hal itu terjadi tanpa insentif bagi petani lokal maka kita akan semakin akut bergantung pada produksi bahan pangan import meski diproduksi didalam lahan negeri sendiri. *** Kekeringan kali ini harus menjadi saran introspeksi yang positif dan konstruktif dalam membangun fokus pertanian kita dimasa mendatang. Setidaknya, dengan panasnya cuaca maka para pejabat makin “gerah” melihat kegagalan formulasi importasi bahan pangan sebagai solusi. Karena hakikat solusi penyelesaian adalah memberi jawaban permanen, dan tidak sekedar menjawab persoalan secara temporal. Toh, kita memiliki sistem teknologi pengendalian serta modifikasi cuaca, termasuk memberikan bantuan pengarian melalui pompa mesin sehingga tidak terjadi gagal panen. Bila tidak kita siapkan dari sekarang, maka kita tidak saja bermasalah dengan kondisi gagal panen, sekaligus gagal mewujudkan kemandirian bangsa dalam aspek ketahanan pangan.
Posted on: Mon, 09 Sep 2013 09:21:51 +0000

Trending Topics




© 2015