Ketika Mulut Tak Mampu - TopicsExpress



          

Ketika Mulut Tak Mampu Bicara ------------------------------------------ Muak.., begitulah perasaan hati ini melihat wajah hukum di Indonesia . Lembaga yang seharusnya bertugas menegakkan hukum justru menjadi pelangggar berat terhadap hukum. Banyak pelaku kejahatan tingkat tinggi lolos begitu saja setelah ada main mata dengan oknum kejaksaan dan pengadilan serta dimuluskan juga oleh oknum kepolisian. Lembaran uang ternyata memiliki kekuatan yang dahsyat merubah status hukum tersangka. Suap sudah menjadi hal yang biasa. Tidak heran seorang gayus pegawai pajak biasa bisa memiliki kekayaan miliaran sebuah kekayaan yang tidak mungkin didapatkan secara normal dari gaji bulanannya sebagai pegawai pajak. Lebih mengejutkan gayus yang sedang berada di hotel prodeo alias penjara dengan mudahnya lebih dari 60 kali keluar penjara untuk jalan-jalan dan menikmati liburan nonton pertandingan tenis di bali. Bayangkan, seoarang tersangka yang dipenjara bisa melakukan itu. Terbukti kalau dia melakukan itu dengan kekuatan lembaran uang yang dimilikinya untuk menyuap petugas dan oknum kepolisian.padahal uangnya itu hasil dari profesinya sebagai mafia pajak. Begitulah dunia, ini ketika sistem hukumnya yang amburadul menghasilkan hukum yang amburadul ditegakkan oleh institusi yang amburadul. Jadinya amburadul kuadrat! Belum lagi permainan pengadilan. Dalam aturan persidangan jaksa penuntut umum bisa mengajukan saksi dari orang lain yang akan akan bersaksi terhadap sebuah kasus tertentu. Di kursi pesakitan seorang terdakwa boleh membela dirinya dengan beragam dalih untuk membela diri atau minimal meringankan dakwaan terhadap dirinya. Sekali lagi , asal ada uang, hukum bisa dibeli, yang bersalah bisa bebas sebaliknya yang tidak bersalah bisa menjadi bisa menjadi penghuni hotel prodeo dengan status tahanan. Begitulah kira-kira bentuk pengadilan didunia ini. Akan tetapi, jangan berharap hal itu bisa terjadi, ketika pengadilan akhirat digelar oleh Allah swt. Pengadilan yang sangat teliti, adil seadil-adilnya. Satu persatu manusia diperiksa untuk mempertanggunjawabkan keseluruhan amal perbuatannya semasa didunia. Jika di pengadilan dunia mulut, ini bisa bersilat lidah untuk menolak dakwaan, maka dipengadilan akhirat mulut kita dikunci rapat tidak bisa berbicara. Ketika untuk menjatuhkan hukuman bagi terdakwa dibutuhkan saksi dari pihak luar, beda dengan pengadilan akhirat, saksinya adalah anggota tubuh kita, Nah..bukankah anggota tubuh kita selalu setia menyertai kemana saja kita berjalan, menyaksikan setiap perbuatan kita. mulut boleh berbohong tapi, mata, tangan, kaki jadi saksi bisu disunia, andai didunia semua itu bisa bicara mungkin tidak ada saksi lagi yang lebih valid dibandingkan dengan anggota tubuh kita sendiri. Betul?? Bila pengadilan Allah digelar, mulut-mulut kita di kunci tak mampu berbicara. Saksinya diganti dengan tangan, kaki, pendengaran, dan kulit akan mengungkap segala polah tingkah kita selama hidup dunia..Subhanallah..Begitulah Allah swt berfirman : حَتَّى إِذَا مَا جَاءُوهَا شَهِدَ عَلَيْهِمْ سَمْعُهُمْ وَأَبْصَارُهُمْ وَجُلُودُهُمْ بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ20 وَقَالُوا لِجُلُودِهِمْ لِمَ شَهِدْتُمْ عَلَيْنَا قَالُوا أَنْطَقَنَا اللَّهُ الَّذِي أَنْطَقَ كُلَّ شَيْءٍ وَهُوَ خَلَقَكُمْ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ21 Sehingga apabila mereka sampai ke neraka, pendengaran, penglihatan dan kulit mereka menjadi saksi terhadap mereka tentang apa yang telah mereka kerjakan. Dan mereka berkata kepada kulit mereka: "Mengapa kamu menjadi saksi terhadap kami?" Kulit mereka menjawab: "Allah yang menjadikan segala sesuatu pandai berkata telah menjadikan kami pandai (pula) berkata, dan Dia-lah yang menciptakan kamu pada kali yang pertama dan hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan. (TQS. Al-Fushilat[41]:20-21) الْيَوْمَ نَخْتِمُ عَلَى أَفْوَاهِهِمْ وَتُكَلِّمُنَا أَيْدِيهِمْ وَتَشْهَدُ أَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan. (TQS. Yassiin[36]:65) Begitu juga bila hari itu telah tiba segala kekayaan yang kita miliki berapapun jumlahnya, anak keturunan yang kita miliki mustahil dapat menyelamatkan manusia dari keadilan hukum akhirat. Pengadilan Allah tidak bisa dibeli, apalagi ada mafia pengadilan segala. Allah swt mengingatkan kita dalam firmannya; يَوْمَ لا يُغْنِي عَنْهُمْ كَيْدُهُمْ شَيْئًا وَلا هُمْ يُنْصَرُونَ (yaitu) hari ketika tidak berguna bagi mereka sedikit pun tipu daya mereka dan mereka tidak ditolong. (TQS.Ath-Thuur[52]:46) لَنْ تُغْنِيَ عَنْهُمْ أَمْوَالُهُمْ وَلا أَوْلادُهُمْ مِنَ اللَّهِ شَيْئًا أُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ Harta benda dan anak-anak mereka tiada berguna sedikit pun (untuk menolong) mereka dari azab Allah. Mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya. (TQS.Al-Mujaadilah[58]:17) Sungguh perkara ini adalah perkara aqidah yang penting menjadi pembelaran kita. Supaya didunia ini kita lebih berhati-hati dalam bertindak. Tidak ada satupun yang luput dari Kemaha Tahuan Allah. Semakin mengikatkan diri kita pada hukum syara’. Menyandarkan halal dan haram sebagai standar perbutan kita. Bagi para pembeli hukum ingatlah bila hari itu telah tiba, ketika harta dan kekuasaan tak berguna, ketika setiap mulut dikunci, kemana lagi engkau akan mengadu?? (Muhs’ab Abdurrahman)
Posted on: Sun, 30 Jun 2013 13:20:32 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015