Ketika kita mengingat masa kanak kanak, kita seolah dibawa dikehidupan masalalu yang penuh keceriaan. Seperti halnya burung terbang bebas seolah olah tak berbeban dan takut menghadapi bahaya yang mungkin mengintai. Lepas dan bebas, tak terbayangkan pula hidup seperti penuh dengan surga, apa yang kita minta pasti orang tua kita berusaha untuk mengadakan. Alangkah bahagianya. Tanpa beban tanpa curiga dan tanpa basa basi, semua penuh kepolosan. Ketika Kepolosan mulai terkikis tatkala kita menginjak âqil baligh. Kita mulai tahu bahwa bermain bola, bermain kasti disana ada menang dan kalah, kita mulai tahu disana ada gemling, kita mulai tahu disana ada intrik intrik untuk saling menang, untuk saling ingin memiliki lebih dari kawan lainnya. Mulailah drama kehidupan pelan tapi pasti mengalami jamahan tipis lama menjadi tebal sehingga terselubungi menjadi sebuah pahatan kehidupan yang memang mesti dijalani. Kehidupan inilah yang mesti dipahami dan dimaknai karena hidup tanpa gerak - hidup tanpa aktivitas bukanlah kehidupan unggul, ia hanya sekedar hidup tanpa melalui upaya peningkatan kearah perkembangan jiwa menuju jiwa yang matang. Kematangan itu tertuju melalui latihan rohani, menyadari hidup ini bukan sekedar hidup, tapi hidup yang bermakna menuju perkembangan mental spiritual yang mumpuni, yang menghargai manusia
Posted on: Mon, 04 Nov 2013 06:28:26 +0000
Trending Topics
Recently Viewed Topics
© 2015