“Konflik Panjang Persis-PSS Harus Diakhiri” SOLO, - TopicsExpress



          

“Konflik Panjang Persis-PSS Harus Diakhiri” SOLO, Soloblitz.co.id - Kericuhan kembali mewarnai laga Persis Solo melawan PSS Sleman dalam lanjutan Divisi Utama versi Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS) di Stadion Manahan Solo, Rabu (4/9/2013). Tak hanya diwarnai pelemparan botol ke lapangan, pengeroyokan kepada penonton pun pecah di beberapa sisi stadion. Kejadian ini bukan hal baru dalam sejarah pertemuan antara Laskar Sambernyawa dan Elang Jawa. Dalam dua pertemuan sebelumnya yang berlangsung di Stadion Maguwoharjo Sleman, kericuhan menjadi bumbu penyedap dua tim bertetangga ini. Pada bulan April 2012 lalu, ribuan Pasoepati yang bertanding ke Sleman terlibat bentrok dengan suporter Brigata Curva Sud (BCS) Sleman. Tak hanya saling lempar batu dan flares, satu motor warga Sleman juga dibakar oknum berbaju BCS. Yang terbaru pada putaran pertama Juni 2013, Persis Solo yang kali ini tak didampingi pendukungnya menjadi sasaran empuk suporter Sleman. Sepanjang pertandingan, Ferry Anto dan kawan-kawan terus dihujani lemparan batu, rol kertas hingga botol bir. Kiper Persis, I Komang Putra pun terpaksa mendapat perawatan karena pelipis matanya terkena lemparan batu. Dalam perjalanan pulang menuju Solo, bus official Persis Solo dilempari batu hingga pecah kaca di bagian depan sisi kanan. Menanggapi serentetan kejadian tersebut, Pelatih Persis Solo Widyantoro menyesalkan perselisihan yang terjadi antara suporter PSS Sleman dengan Persis Solo. Hal ini tak lepas dari sejarah kedua suporter yang rukun sebelum tahun 2012. “Saya menyesalkan ada kejadian seperti ini. Kita kan sama-sama saudara, tidak seharusnya ada permusuhan seperti ini. Semoga segera ada perdamaian antara suporter Solo dengan Sleman,” tutur pelatih yang tahun lalu membesut PSS Sleman ini. Ya, sebelum terlibat perselisihan dengan suporter PSS Sleman teranyar, BCS Sleman, hubungan antara Pasoepati dan Slemania memang terbilang apik. Bahkan dalam setiap lawatan ke Solo, Slemania selalu membawa ratusan kilo Salak Pondoh yang menjadi oleh-oleh khas Sleman. Hal serupa juga dilakukan Pasoepati saat bertandang ke Sleman dengan berbagai kerajinan khas Solo. Bahkan dibanding dengan suporter lain, kedekatan antara Slemania dan Pasoepati terbina hingga saat mendukung Timnas Indonesia. “Kita kan sama-sama hadir untuk sepak bola. Kasihan kalau terus- terusan ada korban,” ucapnya.
Posted on: Wed, 04 Sep 2013 15:37:28 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015