Kusnandar Putra Wrote : Kolam Darah Milik Bersama Ikhwanul - TopicsExpress



          

Kusnandar Putra Wrote : Kolam Darah Milik Bersama Ikhwanul Muslimin Nas alulloha salaman afiyah. Sudah 2200 orang tewas, 10000 luka2, tidakkah melahirkan kepedihan? Sungguh menyayat hati. Alloh berfirman, artinya: “Telah lewat sebelum kalian ujian-ujian yang menimpa pengikut para nabi, maka berjalanlah di muka bumi lalu lihatlah bagaimana akibat yang jelek bagi orang-orang yang mendustakan.”[Ali Imron: 137] Jamaah Ikwanul Muslimin Mesir menghadapi hari-hari paling bersejarah. Gerakan yang didirikan oleh Hasan al-Banna tahun 1928 itu, bukan hanya sekarang bertarung melawan kekuatan sekuler, liberal, dan nasionalis. Tetapi sudah sejak Jamaah Ikhwanul Muslimin lahir, sudah harus berhadapan dengan segala kekuatan anti Islam di Mesir. Gerakan Ikhwan di Mesir itu, sudah kenyang menghadapi berbagai makar yang keji dan pengkhianatan dari kekuatan sekuler, liberal, dan nasionalis. Sejak zamannya Raja Farouk, Jenderal Mohamad Najib, Jenderal Gamal Abdul Nasser, Marsekal Anwar Sadat, sampai terakhir dengan Marsekal Hosni Mubarak dan Marsekal Ahmed Safiq. Sebetulnya, sejarah yang telah berlalu telah memberikan pelajaran besar bagi umat Islam, bahwa pemberontakan terhadap pemerintah muslim yang zalim hanyalah mendatangkan kemudaratan yang lebih besar dibanding manfaatnya. Namun sayang kelompok bid’ah Ikhwanul Muslimin belum juga mau mengambil pelajaran, mereka korbankan nyawa-nyawa kaum muslimin hanya demi meraih kekuasaan yang terampas dari tangan mereka. Ikhwanul Muslimin di Mesir sebelumnya telah menggerakkan pemberontakan terhadap Husni Mubarak dalam bentuk demonstrasi dan celaan-celaan terhadap penguasa di media massa, ketika pada akhirnya mereka berkuasa, pihak lain pun melakukan pemberontakan terhadap mereka. Setelah kekuasaan mereka tumbang, mereka kembali melakukan pemberontakan, akhirnya nyawa-nyawa kaum muslimin yang menjadi korban, 2200 orang tewas, 10000 luka2. Belum cukupkah ini menjadi pelajaran berharga bagi kaum muslimin, khususnya kepada mereka yang masih bersimpati dengan kelompok bid’ah Ikhwanul Muslimin, mengidolakan tokoh-tokoh IM yang jelas-jelas memiliki ideologi pemberontakan? Yusuf al-Qordhowi adalah motor penggeraknya. Dia meminta “muslimin” dunia untuk menjadi syuhada, untuk menjadi martir, dengan mengorbankan nyawa dalam jihad untuk melawan sesama muslimin Mesir. Sehingga, 2200 orang tewas, 10000 luka2. Apa penyebabnya? Kebodohan terhadap manhaj yang haq, metode beragama yang benar, yang dicontohkan oleh generasi Salaf, yaitu generasi Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam dan sahabat, inilah diantara sebab utama terjadinya berbagai macam kesesatan, dan tidak jarang mengakibatkan kekacauan suatu negeri dan tumpahnya darah kaum muslimin. Inilah yang terjadi pada kelompok-kelompok sesat yang memiliki ideologi Khawarij, seperti Ikhwanul Muslimin, Hizbut Tahrir, Al-Qo’idah dan lain-lain. Tatkala berhadapan dengan para penguasa yang zalim, mereka lebih mengedepankan emosi tanpa ilmu dan berjalan tanpa bimbingan ahli ilmu, akhirnya mengantarkan mereka kepada kerusakan-kerusakan. Solusinya? Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah berkata, “Aku memandang wajibnya mendengar dan mentaati para pemimpin kaum muslimin, apakah itu pemimpin yang baik maupun jahat, selama mereka perintahkan itu bukan kemaksiatan. Dan siapa yang memimpin khilafah dan manusia bersatu dalam kepemimpinannya, mereka ridho kepadanya, meskipun dia mengalahkan mereka dengan pedang hingga menjadi pemimpin, maka wajib taat kepadanya dan haram memisahkan diri (memberontak) kepadanya.” [Syarhu Risalah Ila Ahlil Qosim, Syaikh Shalih Al-Fauzan, hal. 157] Terakhir, ini adalah puisi sebagai kado buat Ikhwanul Muslimin: Betapa riangnya rakyat mesir ketika Ikhwanul Muslimin telah menjadi pemimpin.. Di negeri Piramid sana, ucapan selamat membahana Cita cita itu seakan telah menjadi kenyataan.. Menegakkan syari’at di negeri Fir’aun -laknatulloh- Namun.. Ternyata Alloh berkehendak lain..Tiba-tiba lebah sisi menyengatkan bisanya.. Membuat sekuntum Ikhwanul Muslimin menjadi layu.. Menjadi kenangan.. Hati hati pun terbakar.. Tak rela sekuntum itu jatuh tersungkur.. Teriakan jihad pun dikumandangkan.. Lautan manusia berduyun meminta keadilan.. Tak rela.. Mungkin.. Kalimat sabar sudah tak ada guna.. Mungkin.. Fatawa ulama sudah dianggap usang..Karena mata telah ditutup kabut kemarahan.. Apa kata mereka bila kita bacakan fatwa Al Hafidz ibnu Hajar: “Para fuqoha telah bersepakat wajibnya menaati penguasa yang menang (dalam revolusi).. Dan bahwa menaatinya lebih baik dari pada melawannya.. Karena itu lebih menahan tertumpahnya darah dan fitnah.. (Fathulbaari 13/7).. Mungkin mereka akan berteriak.. Pengkhianat.. Antek Yahudi.. Bunglon.. Itulah.. Ketika ilmu telah kalah.. Tak ada lagi kata dan fatwa.. Di Al jazair sana.. Masih tersisa kenangan pahit..Ketika partai islam menang mutlak..Ternyata.. Penguasa membatalkan hasil pemilu..Huru hara pun terjadi.. Kembali darah kaum muslimin bersimbah.. Akankah kenangan pahit itu terulang di negeri Piramid.. Seakan Allah tidak ridla dengan jalan itu.. Kejayaan melalui demokrasi..Ternyata hanya fatamorgana.. Ya.. Alloh..Jalan-Mu lah yang terbaik..Jalan yang dititi oleh para Nabi dan Rasul.. Jalan ilmu dan amal.. Jalan tauhid dan ittiba’.. Tashfiyah dan tarbiyah.. “Katakan, “Inilah jalanku aku berdakwah kepada Allah di atas bashiroh aku dan orang yang mengikutiku. Maha suci Allah, dan aku bukanlah orang-orang yang menyekutukanNya.” (Yusuf: 108) –Tanwirussunnah, 9 Syawal 1434 H luar-negeri.kompasiana/2013/08/15/kolam-darah-milik-bersama-ikhwanul-muslimin-584019.html #mesir
Posted on: Thu, 15 Aug 2013 13:57:27 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015