LEAK Kepada tiga guru leak saya, terimakasih atas pengajarannya, - TopicsExpress



          

LEAK Kepada tiga guru leak saya, terimakasih atas pengajarannya, dan maafkan saya telah mengungkit-ngungkit masalah “rahasia jnana”. ……LEAK….. Kata leak sudah mendarah daging di benak masyarakat hindu di Bali atau asal Bali yang tinggal di perantauan sebab kata-kata ini sangat sering kita dengar dan membuat bulu kuduk merinding atau hanya sekedar ga berani keluar malam gara-gara kata “leak" ini. Begitu juga keributan sering terjadi antar tetangga gara-gara seorang nenek di sebelah rumah di tuduh bisa ngeleak…ironisnya lagi yang menyebut si A atau B bisa ngeleak adalah sekelas balian sonteng, dan sebangsanya. Bahkan bayi menangis tengah malam, yang mungkin kedinginan atau perut kembung yang tidak di ketahui oleh ibunya, juga tuduhannya pasti “amah leak” apalagi kalau yang bilang balian sakti, wah…pasti tokcer.. Sedemikian parahkah, atau sangat saktikah leak tersebut, dan kalau saya tanya kepada pembaca semua pernahkah melihat leak, atau paling tidak mayat leak…paling yang ada mayat manusia… Apakah hal itu tidak lebih sebuah anggapan yang perlu di telusuri kebenarannya, sebab arti kata leak itu sendiripun kita jarang yang tahu… Asumsi kita tentang leak paling-paling rambut putih dan panjang, gigi bertaring, mata melotot, dan identik dengan wajah seram.. Hal inilah yang membuat kita semakin tajam mengkritik leak dengan segala sumpah serapah, atau hanya sekedar berpaling muka bila ketemu dengan orang yang bisa ngeleak… Pada dasarnya ilmu leak adalah ilmu kerohanian yang bertujuan untuk mencari pencerahan lewat aksara suci. Dalam aksara Bali tidak ada yang disebut dengan leak, yang ada adalah “ LIYA, AK yang berarti lina aksara ( memasukkan dan mengeluarkan kekuatan aksara dalam tubuh melalui tata cara tertentu). Kekuatan aksara ini disebut panca gni aksara, siapapun manusia yang mempelajari kerohanian merk apapun apabila mencapai puncaknya dia pasti akan mengeluarkan cahaya ( aura). Cahaya ini bisa keluar melalui lima pintu indra tubuh , telinga, mata, mulut, ubun-ubun, serta kemaluan. Pada umumya cahaya itu keluar lewat mata dan mulut, sehingga apabila kita melihat orang ngelekas di kuburan atau tempat sepi, api seolah-olah membakar rambut orang tersebut. Pada prinsipnya ilmu leak tidak mempelajari bagaimana cara menyakiti seseorang, yang di pelajari adalah bagaimana dia mendapatkan sensasi ketika bermeditasi dalam perenungan aksara tersebut. Ketika sensasi itu datang, maka orang itu bisa jalan-jalan keluar tubuhnya melalui ngelekas atau ngerogo sukmo, kata ngelekas artinya kontraksi batin agar badan astral kita bisa keluar, ini pula alasannya orang ngeleak apabila sedang mempersiapkan puja batinnya di sebut “angeregep pengelekasan”. Sampai di sini roh kita bisa jalan-jalan dalam bentuk cahaya yang umum di sebut “ndihan” bola cahaya melesat dengan cepat. Ndihan ini adalah bagian dari badan astral manusia, badan ini tidak dibatasi oleh ruang dan waktu dan di sini pelaku bisa menikmati keindahan malam dalam dimensi batin yang lain. Jangan salah… dalam dunia pengeleakan ada kode etiknya, sebab tidak semua orang bisa melihat ndihan, juga tidak sembarangan berani keluar dari tubuh kasar kalau tidak ada kepentingan mendesak. Peraturan yang lain juga ada seperti tidak boleh masuk atau dekat dengan orang mati, orang ngeleak hanya shopingnya di kuburan ( pemuhunan) apabila ada mayat baru, anggota leak wajib datang ke kuburan untuk memberikan doa agar rohnya mendapat tempat yang baik sesuai karmanya, begini bunyi doanya leak memberikan berkat, "ong, gni brahma anglebur panca maha butha, anglukat sarining merta, mulihankene kite ring betara guru, tumitis kita dadi manusia mahutama, ong rang sah, prete namah.." sambil membawa kelapa gading untuk dipercikkan sebagai tirta. Nah..di sinilah ada perbedaan pandangan bagi orang awam dikatakan leak ke kuburun memakan mayat, atau meningkatkan ilmu. KENAPA HARUS DI KUBURAN… Paham leak adalah apapun status dirimu menjadi manusia, orang sakti, sarjana, kaya, miskin, akan berakhir di kuburan. Tradisi sebagian orang di India tidak ada tempat yang tersuci selain di kuburan, kenapa demikian di tempat inilah para roh berkumpul dalam pergolakan spirit, bagi penganut tantric bermeditasi di kuburan di sebut meditasi “KAVALIKA”. Di Bali kuburan dikatakan keramat, karena sering muncul hal-hal yang meyeramkan, ini disebabkan karena kita jarang membuka lontar “tatwaning ulun setra” sehingga kita tidak tahu sebenarnya kuburan adalah tempat yang paling baik untuk bermeditasi dan memberikan berkat doa. Sang Buda kecapi, Mpu kuturan, Gajah Mada, Diah Nateng Dirah, Mpu Bradah, semua mendapat pencerahan di kuburan, di Jawa tradisi ini di sebut “ TIRAKAT. Di Bali ada beberapa daerah yang terkesan lucu mengganggap kuburan adalah tempat sebel, leteh, ketika ada orang meninggal, atau ngaben, tidak boleh sembahhyang ke pura karena sebel, padahal.. kalau ngaben kita juga mengahaturkan panca sembah kepada Hyang Widi di kuburan, lantas di mana letak beda sebel Pura dan sebel kuburan bagi TUHAN ? itu hanya awig-awig manusia. Leak juga mempunyai keterbatasan tergantung dari tingkatan rohani yang dipelajari, ada tujuh tingkatan leak, leak barak (brahma) ini baru bisa mengeluarkan cahaya merah api, leak bulan, leak pemamoran, leak bunga, leak sari, leak cemeng rangdu, leak siwa klakah, leak siwa klakah inilah yang tertinggi, sebab dari ke tujuh cakranya mengeluarkan cahaya yang sesuai dengan kehendak batinnya. Setiap tingkat mempunyai kekuatan tertentu, di sinilah penganut leak sering kecele, ketika emosinya labil ilmu tersebut bisa membabi buta atau bumerang bagi dirinya sendiri. Hal inilah membuat rusaknya nama perguruan, sama halnya seperti pistol salah pakai berbahaya. Makanya kestabilan emosi sangat penting, dan di sini sang guru sangat ketat sekali dalam memberikan pelajaran. BEDA PENESTIAN, PENGIWA, DAN LEAK. Selama ini leak dijadikan kambing hitam sebagai biang ketakutan serta sumber penyakit, atau aji ugig bagi sebagian orang. Padahal ada aliran yang memang spesial mempelajari ilmu hitam disebut “penestian” ilmu ini memang dirancang bagaimana membikin celaka, sakit, dengan kekuatan batin hitam ini disebut “ PENGERANCAB”. Adapun caranya adalah dengan memancing kesalahan orang lain sehingga emosi, setelah emosi barulah dia bereaksi, jadi emosi dijadikan pukulan balik bagi penestian. Dalam ajaran penestian menggunakan ajian-ajian tertentu, seperti aji gni salembang, aji dungkul, aji sirep, aji penangkeb, aji pengenduh, aji teluh teranjana, termasuk aji nomoto, he..he.. Aliran ini disebut “pengiwa’ ( tangan kiri) kenapa tangan kiri, sebab setiap menarik kekuatan selalu memasukan energy dari belahan badan kiri. Sedangkan ilmu leak dari tangan kanan, makanya disebut penengen ( tangan kanan). Pengwia banyak menggunakan rajah-rajah ( tulisan mistik) juga dia pintar membuat sakit dari jarak jauh, dan dijamin tidak bisa dirontgen dan di lab, dan yang paling canggih adalah cetik ( racun mistik). Dan aliran ini bertentangan dengan pengeleakan, apabila perang beginilah bunyi mantranya, "ong siwa gandu angimpus leak, siwa sumedang anundung leak, mapan aku mapawakan segara gni..bla..bla…". Jadi kesimpulannya adalah leak tidak perlu di takuti, tidak ada leak yang menyakiti, takutlah terhadap pikiran picik, dengki, sombong, pada diri kita sebab itu sumber pengiwa dalam tubuh kita. Bila tidak diantisipasi tekanan darah jadi naik, dan penyakit tiga S akan kita dapat, Stres, Stroke, Setra. Pada hakekatnya tidak ada ilmu putih dan hitam semua itu hati yang bicara, boleh jadi dasar ilmu yang di anut hitam, namun digunakan untuk kebaikan, dan sangat tercela dasar ilmu putih kita gunakan untuk kejahatan. Sama halnya seperti hipnotis, bagi psikiater ilmu ini untuk penyembuhan, tapi bagi penjahat ilmu ini untuk mengelabui serta menipu seseorang, tinggal kebijaksanaan kita yang berperan. Pintar, sakti, penting namun..ada yang lebih penting adalah kebijaksanaan akan membawa kita berpikir luas, dari pada mengumpat serta takut pada leak yang belum tentu kita ketemu tiap hari. Ilmu gaib di Bali di Bali juga terdapat 2 jenis ilmu gaib yaitu ilmu gaib putih (penengen) dan iilmu gaib hitam (pangiwa). Ilmu hitam (pangiwa) sering juga disebut aji wegig. Adapun cara untuk mendapatkan ilmu tersebut bisa dengan cara membeli ataupun meminta (nunas) dan belajar di bawah pengawasan gurunya. Berikut kira2 cara untuk memperoleh ilmu hitam / pengleakan tersebut: Untuk mendapatkan ilmu tersebut, harus mengadakan upacara yang disebut madewasraya. Apabila ingin menggunakan pangiwa, supaya dapat sakti dan manjur, mujarab dan digjaya, terlebih dahulu harus menyucikan diri. Setelah itu tatkala malam diadakannya madewasraya dahulu di kayangan pangulun setra (pura yang ada di dekat kuburan), memohon Paduka Betari Durga, memohon berkah. Adapun sarananya: 1. Daksina 1 buah 2. Uang kepeng sebanyak 17.000 3. Ketupat 2 kelan (1 kelan = 6 biji) 4. Arak & brem 5. Ketan hitam 6. Canang 11 biji 7. Canang tubungan, burat wangi lenga wangi, nyanyah (goreng tanpa minyak) gagringsingan, geti-getih (darah), dan biu mas (pisang kecil yang biasanya dipakai untuk membuat canang) kemudian dipersembahkan secara niskala. Setelah itu bersila di depan paryangan, bersemadi dan tidak lupa dengan dupa menyan astanggi, heningkan batin. Kemudian ucapkan mantra: “Om Ra Nini Batari Bagawati, turun ka Bali; ana wang mangkana; aminta kasih ring Paduka Batari, sira nunas turun ka mrecapada. Ana wang mangkana anunas kasaktian, manusa kabeh ring Bagawati, Sang Hyang Guru turun ka mrecapada. Ana wang manusa angawe Batara kabeh, turun ka Bali Sang Hyang Bagawati. Ana buta wilis, buta abang, ana buta jenar, ana buta ireng, ana buta amanca warna, mawak I Kalika, ya kautus antuk Batari Bagawati, teka welas asih ring awak sarinankune, pakulun Paduka Bagawati. Om Mam Am Om Mam, ana Paduka Batara Guru, teka welas asih, Bagawati manggih ring gedong kunci manik, teka welas asih ring awak sarinanku”. Apabila sudah berhasil mendapatkan ilmu gaibtersebut, maka ada aturan yang harus dipatuhi. Orang yang memiliki ilmu gaib tersebut akan digjaya tidak terkalahkan, tidak bisa diungguli, dan semua akan tunduk kepadanya. Apabila mampu merahasiakannya, maka dalam 100 kali kelahiran akan menemui kebahagiaan dan kebebasan tertinggi. Dan bila meninggal dapat kembali ke sorga Brahmaloka, Wisnuloka, dan Iswaraloka. Tetapi bila ketahuan, apalagi sampai suka membicarakan, menyebarluaskan, dan tidak mampu merahasiakannya, maka dalam 1000 kali kelahiran akan menemui hina, neraka, disoroti oleh masyarakat, dan sudah pasti terbenam dalam kawah neraka Si Tambra Goh Muka. SANTET DAN ILMU GUNA-GUNA Penyakit tidak saja disebabkan oleh virus, tempratur atau makanan namun penyakit bisa saja bikinan manusia. Santet sebuah kata yang sangat ngeri atau identik dengan dunia hitam, benarkah demikian? Atau hanya sekedar ungkapan untuk menakut nakuti seseorang. Percaya atau tidak ilmu santet sebenarnya ada, dan memang bisa dipelajari oleh manusia asalkan dengan tekun dan dibimbing oleh guru yang mahir. Mempelajari ilmu santet sebenarnya sulit tidak seperti kata orang sebab ilmu ini sangat rahasia dan sangat hebat, apabila disalahgunakan bisa meyebabkan bahaya bagi si pelaku atau korban. Sebelum mempelajari ilmu santet ini terlebih dahulu seorang murid akan disumpah oleh gurunya agar mempergunakan ilmunya dengan baik, dengan mengikuti prosesi. Menurut pengalaman penulis, sewaktu belajar ilmu ini di daerah SULAWESI, sebelumnya harus mengikuti prosesi dari guru penulis. Dalam prosesi itu penulis diajak ke tengah hutan yang lebat, tepat di tengah hutan ada sebuah kolam kuno yang tidak terpakai, di tengah malam yang gelap gulita guru penulis komat-kamit baca mantra dan.........maaf penulis tidak sebutkan prosesinya. Penulis memang mempelajari ilmu santet dan guna-guna, maklum masih berambisi pengen sakti....he he he. Setelah penulis merampungkan prosesi tersebut barulah diberikan pelajaran tentang ilmu santet, pada dasarnya ilmu santet bukanlah ilmu yang bersifat destruktif, namun protektif bagi pemilik ilmu tersebut. Dalam ilmu santet yang penulis pelajari tidak ada diajarkan bagaimana untuk membunuh atau menyakiti lawan, tetapi bagaimana menggunakan emosi lawan sebagai senjata yang menikam dirinya sendiri. Ilmu santet berasaskan DEMATRIALISASI mengubah energi menjadi benda serta benda menjadi energi, energi inilah yang dipakai untuk melukai lawan dengan emosi dari sang lawan. Contoh sederhana, apabila seseorang sering marah-marah tentu gejolak jantung dan tekanan darahnya tidak seimbang, bagi tukang santet bayaran menghadapi lawan seperti ini sangat mudah, merubah energi jantung menjadi panas, sehingga lawan akan merasakan tubuhnya terbakar dan panas, lama-lama tidak tahan atau kalau dibawa kedokter dikasi obat penurun panas sepanjang obatnya masih bisa turun begitu obat habis kambuh dan lebih hebat lagi....panasnya,,,, ( uyang paling ). Begitulah bentuk-bentuk dari ilmu Dematrialisasi apapun bentuknya sama saja sifat serta karakternya ada juga perut seseorang kembung, dicek sama dokter lever, tahu-tahu dari pusar keluar rambut yang bergulung dan sangat panjang. Yang sangat mengerikan lagi adalah ilmu santet yang sengaja dilancarkan memakai kekuatan mahkluk mahkluk gaib, seperti danyang, setan, serta iblis, ilmu santet jenis ini sangat ganas, lebih ganas dari tumor. Jenis santet seperti ini adalah jenis yang umum sekali di miliki oleh dukun-dukun hitam, alasanya mempelajari ilmu santet jenis ini sangat gampang, tinggal kerjasama dengan dunia roh hitam dan memberi imbalan maka santetpun berjalan mulus ( take and give). PROSES NYANTET DAN GUNA-GUNA. Ada berbagai macam proses atau teknik untuk melancarkan ilmu santet atau guna-guna namun semuanya memilki tujuan yang sama yaitu membuat lawan takluk atau sakit. Penulis akan berikan satu teori dalam ilmu santet dan guna-guna, apabila anda ingin menyakiti seseorang apapun alasanya, ilmu santet tidak perlu alasan benar atau tidak bukan urusan yang penting emosi tersalurkan, masalah dosa nomber 16. Carilah photo, atau pakaian bekas korban, dengan satu catatan pernah dipakai, minimal kenal dengan korban, lalu photo ini dibikinkan upacara sesuai dengan weton orang yang mau disantet, setelah itu barulah acara dimulai, pada malam KAMIS WAGE berdirilah sambil menyiapkan upacara di tengah pekarangan, bakarlah kemenyan agar para mahluk jahat datang membantu, setelah itu bacalah mantra santet..........setelah selesai tulisilah ( rajah gaib ) photo atau pakain korban dengan darah ayam dan bakarlah ke api. Sambil membakar sampaikan keinginan anda kepada mahluk gaib. Apabila tepat dan benar maka dalam tujuh hari akan kelihatan hasilnya, apabila guna-guna agar di cintai maka dalam tujuh hari cewek tersebut akan takluk dan datang, begitu juga dengan penyakit dalam tujuh hari korban akan punya penyakit baru. APAKAH SETIAP ORANG BISA KENA SANTET Pada dasarnya asalkan manusia masih memilki emosi berpeluang kena ilmu santet, namun kendati demikian Setan ciptaan Tuhan, malaikatpun ciptaan Tuhan, di sinilah Tuhan membuktikan dengan hukum kebenaran. Artinya tidaklah gampang menyantet orang yang mempunyai iman, kesadaran, serta kasih, setinggi apapun ilmu santet yang dimiliki, jangan pernah coba-coba untuk menyantet orang seperti itu, sebab energi akan terbalik, energi negatif diubah menjadi positif ( bumerang). Begitu juga tidak gampang untuk bisa menyantet, sebab ilmu ini sangat berbahaya serta menjerumuskan kita ke lembah hitam yang dalam. Penulis pernah mempunyai ilmu seperti itu, akibat ilmu itu juga penulis hampir mati, untunglah Tuhan masih memberikan kesempatan pada akhirnya penulis dipertemukan dengan seorang yang mempunyai kesadaran Tuhan yang tinggi, hanya dengan SEGELAS AIR akhirnya semua ilmu penulis luntur tanpa bekas dan tak berdaya. Ilmu santet memang ada, dan tidak gampang menyantet manusia atau guna-gunai seseorang, dan ingat semua ada balasanya, bermain-main dengan energi hitam maka energi hitam itu akan memakan kita. Hukum dalam alam semesta ini adalah kamu berbuat maka kamu akan menuai apapun bentukanya, pikiran perbuatan, kata-kata, energi, dll semuanya sama. Motto " orang sakti belum tentu suci, tapi orang suci sudah pasti sakti " Memusnahkan Leak di Muka Bumi, Apa Mungkin? Leak, sebuah fenomena mistis dari Bali. Sepanjang waktu selalu menjadi pergunjingan. Bahkan tak jarang saling tuduh kerap terjadi. Si anu bisa nge-leak, I dadong (nenek) anu sakti dan sebagainya. Tanpa sadar, dengan berlaku seperti itu sebenarnya mereka sedang dan telah melakukan pengleakan. ASAL USUL DAN FILOSHOPI LEAK Asal usul ilmu pengeleakan bisa dirujuk dalam sebuah ritual bathin yang disebut tapa. Tapa identik dengan api, kekuatan. Apakah kekuatan itu untuk membakar ego guna perolehan keinsyafan diri atau sebaliknya untuk mengumbar ego membakar subyek yang amat dibenci. Sekali lagi, tapa adalah api atau energi berhawa panas. Mereka yang menyimpan (mengekang) nafsu atau emosi negatifnya sedemikian rupa, apabila “diledakkan” dengan cara tertentu dapat menimbulkan api tapas , meski dalam alur yang menyimpang. Bertolak dari prinsip ini, Calon Arang (Randa Dirah) tokoh sentral dalam jagat perleakan Bali diyakini telah melakukan praktek “tapa kebencian” dan menyalurkan hasil tapanya itu secara ghaib menjadi apa yang disebut LEAK. Kemampuan Calon Arang mengekang kebencian dan dendamnya (tapa) melahirkan api (energi panas). Inilah sebabnya Ilmu Leak versi Calon Arang dasar perwujudannya tampak sebagai api (ngendih). Dan tentu saja, api leak semacam itu sama sekali tidak berpengaruh terhadap mereka yang juga memiliki api sejenis dari tipe dan kualitas yang lebih baik yakni api spiritual. Sebab itu, Mpu Bharadah, Mpu Bahula atau Raja Airlangga (Mpu Jatayu) yang mewakili kekuatan “api spiritual” tidak mempan oleh serangan kebencian yang terpancar dari api tapas Rondo Dirah. Ini pulalah makna keputusan Bhatari Durga yang mengijinkan Walu Nateng Dirah menebar kekuatan pedestian-nya hanya berlaku untuk masyarakat “pinggiran” saja, tidak dapat memasuki “ibukota kerajaan” yang dipimpin Airlangga. Pinggiran disini maksudnya adalah mereka yang berpandangan “keluar” (duniawi) melekat kepada kesenangan material; cinta akan tahta, keserakahan dan sejenisnya. Sedangkan ibukota kerajaan menyimbolkan mereka yang berpandangan “kedalam”, yakni para penekun jalan keinsyafan diri atau para penapak jalan spiritual. Bagaimanapun juga, api tapa spiritual jauh lebih cemerlang dari api tapa kebencian. Dewi Durga (Bhairavi) adalah manifestasi illahi yang merupakan sumber kedua jenis api tapa itu. Semasih ada rasa tertindas yang melahirkan kebencian dan dendam, semasih ada nafsu birahi yang menggebu dan menuntut pemuasan dan semasih ada kemarahan terpendam yang menuntut pembalasan, jika semua itu cukup untuk melahirkan penghancuran, maka apa yang disebut LEAK pasti tetap eksis. Calon Arang hanyalah subyek pencetus yang mewakili rasa ketidak puasan yang super lengkap semacam itu. Ia adalah Ratu Permaisuri yang sedang berkuasa tapi ia dibuang seperti sampah hingga terlunta ke tepi pengasingan. Ia harus puas sebagai mantan ratu menerima predikat janda (rondo) yang memalukan. Anak satu satunya,yang seharusnya menjadi ahli waris tahta kerajaan adalah seorang wanita bernama Ratna Mengali,pun ikut dicampakkan. Masyarakat kala itu menghukumnya dengan tidak menunjukkan rasa emphati kepada mereka. Disaat usia Ratna Mengali sudah cukup untuk menjadi seorang ibu rumah tangga yang layak, tak seorangpun pria mau mendekatinya apalagi melamarnya. Bisa dibayangkan seorang Ibu yang sedang sebatang kara yang menyayangi anak tunggalnya menerima perlakuan semacam itu,terlebih ia mantan permaisuri Raja Dirah. Siang malam ia memendam api kebenciannya kepada semua orang. Itulah tapa hebat yang dilakukan Rondo Dirah. Maka ia sampai ke Durgaloka yakni Pura Dalem (inner power, konsentrasi api energi dalam tubuh) dan melupakan segalanya. Tujuannya hanya satu; balas dendam melampiaskan kebencian yang tak terbendung lagi. Kebencian yang mendalam dari Calon Arang ini juga layak disebut tapa dan karena itu, Dewi Durga yakni api kesadaran bathin yang dahsyat (cid-aghni, api tapas) berkenan memberikan anugerah-Nya. Karena api itu lahir dari motif kebencian, tidak ayal lagi kualitas api yang diterimanya agak rusak (ugig) dan akhirnya, terbukti memang merusak. Api semacam itu (ditambah sedikit “bumbu” dari ajaran tantrik) merupakan bahan baku (raw material) proses menebar petaka dalam kehidupan yang disebut desti, teluh dan teranjana. Teknik pengolahan api tapa “jalur kiri” seperti versi Rondo Dirah itu banyak dibahas dalam ajaran tantra wamamarga. Salah satu contohnya adalah pewisik yang diterima Calon Arang agar berhasil merubah wujud (malin rupa) seperti berikut : Iki tingkahe mangda dadi binarupa,katon dening wong sabumi; iki pradatanya,away hima hima ring payogan.Sane metu ring sarira gnahnya mider bwana,lwirnya : Papusuwan ngaran purwa,ika dadi lembu Peparu dadi singa,kelod kangin Atine dadi barong,kelod unggwanya Usus agung dadi warak,kelod kawuh unggwanya Ungsilane dadi nagha pasa,kawuh unggwanya Amprune dadi raksasa,kaja unggwanya Jajaringane dadi garuda kaja kangin unggwanya Tumpukan papuswane dadi kala mretyu,ring madya unggwanya Sayangnya, sebagian orang selalu “memojokkan” Randa Dirah sebagai biang kerok Aji Ugig (leak), sementara banyak orang tanpa sadar juga sedang melakukan praktek tapa sejenis seperti yang dilakukan Randa Dirah. Dijaman Kali ini banyak orang mengaku takut terhadap leak meskipun dia sesungguhnya adalah juga pengikut Calon Arang.. Mereka “diam diam” pergi ke pura atau tempat tempat keramat,petilasan,makam “mbah sakti” dan sebagainya, bukan untuk menyembah Hyang (memuja,memuliakan dan bersyukur kehadapan Hyang Widhi) melainkan untuk mendoakan (baca; meminta) agar jabatannya langgeng (baca; orang lain tidak perlu naik pangkat),agar usahanya laris dan maju (baca; agar orang yang melakukan usaha sejenis bangkrut). Jika hal hal semacam itu mereka pikirkan terus menerus sampai tidak bisa tidur,tak ayal lagi mereka adalah pengikut setia Calon Arang alias “leak leak berdasi” (baca : leak matah). Jadi kenapa harus takut dan memojokkan Randa Dirah dan leaknya? LEAK TETAP EKSIS Diatas telah saya simpulkan bahwa semasih ada kebencian dan dendam yang perlu dilampiaskan,semasih ada nafsu birahi yang menuntut pemuasan dan semasih ada kemarahan terpendam yang menuntut pembalasan, jika semua itu cukup untuk melahirkan penghancuran,maka apa yang disebut LEAK pasti tetap eksis. Memang dalam sebuah babad misalnya pernah terungkap sebuah Ajian yang dianugerahkan oleh Ida Peranda Sakti Wau Rawuh kepada sisya sisyanya terbukti sangat ampuh dan berhasil mengalahkan ilmu pengeleakan yang merajalela pada masa itu.Ajian pemunah Ilmu Pengelakan itu popular disebut Gni (Agni) Wairocana.Hanya sekejap saja setelah mantra ajian tersebut dirapal,balatentara pengeleakan berikut panglimanya musnah terbakar hancur lebur menjadi abu.Ajian macam apa sesungguhnya Agni Wairocana itu? RAHASYA AJIAN AGNI WAIROCANA Vajra Vairochani (ya) adalah nama lain dari Indrani (Shakti Dewa Indra) yang mengambil bentuk sebagai “tubuh” dari senjata Vajra (Halilintar) milik Dewa Indra. Vajra adalah halilintar; yakni api (agni) kosmik yang sangat dahsyat.Siapapun yang terkena pukulan Vajra ini akan dilumpukan egonya sehingga mengalami “pencerahan seketika”. Sama halnya dengan pengalaman yang menimpa Shri Hanuman,ideal dasyabhakti dalam epos Ramayana. Karena prilaku egoistik (ugig) semasa kecilnya, Putra Vayu yang gagah perkasa itu mendapat hukuman dari Dewa Indra,Penguasa Kahyangan. Indra melepaskan senjata vajra yang dahsyat itu dan mengenai dagu Hanuman .Hanuman kemudian jatuh dan pingsan (egonya dilumpuhkan). Setelah Hanuman siuman,ia mendapati dirinya telah “tercerahi”(mencapai keinsyafan diri). Untuk sampai kepada hakekat pencerahan itu, banyak usaha yang telah dilakukan Sang Hanuman. Hanuman pada masa itu sedang berguru di Suryaloka. Ini menunjukkan bahwa Ia seorang bhakta yang mendambakan penerangan jiwa (Surya=Pencerahan). Setelah menimba pelajaran di Surya Loka,dengan kekuatan yang diperolehnya Ia sempat menghancurkan kereta perang Dewa Indra. Ini menunjukkan bahwa Hanuman telah menundukkan “ kereta” yakni badan/tubuh tempat nafsu inderawi melampiaskan hasratnya. Bahkan Hanuman melumpuhkan Gajah Airavata,wahana utama Dewa Indra. Gajah adalah simbol buddhi (asas kebijaksanaan). Lagi lagi peristiwa ini menunjukkan bahwa Hanuman telah menguasai intelegensia, pusat segala pertimbangan untuk membedakan kebaikan dan keburukan (wiweka=buddhiyoga). Setelah penundukan kereta badan dan menguasai wiweka, Hanuman kemudian “menerima” pukulan Vajra Vairochana, the personification of instantaneous enlightment (perwujudan pencerahan seketika). Senjata ini cukup populer di Bali sebagai nama “ilmu” yakni Aghni Wairochana untuk mengalahkan leak sebagaimana tertulis dalam Babad Pasek. Bertolak dari uraian diatas, sangatlah logis kalau ilmu Agni atau Vajra Wairocana itu dikatakan sangat ampuh untuk memunahkan Leak. Karena Agni Wairocana adalah senjata kesadaran jiwa untuk melumpuhkan ego (pikiran) yang sedang dipenuhi kabut kegelapan hawa nafsu (kebencian,dendam,kemarahan,kesombongan,dsb). Energi yang dipancarkan oleh pikiran yang gelap adalah emosi negatif atau hawa panas yang dapat menghancurkan kehidupan. Hawa panas yang desruktif ini adalah cikal bakal aji pengleakan.Maka jika kabut kegelapan pikiran dan api hawa nafsu itu dilumpuhkan, tak ayal cikal bakal pengleakanpun sirna dari kehidupan manusia.Agni Wairocana adalah ajian penerang jiwa,cahaya kesadaran jiwa yang terbit dari penapakan jalan spiritual keinsyafan diri. Senjata ini hanya dikuasai oleh pribadi pribadi mulia sekaliber Danghyang Nirartha,Mpu Bharadah,Mpu Jiwaya,Mpu Bahula dan segelintir orang suci lainnya. Bagi mereka,kekuatan leak tidak kuasa menyentuhnya. Bagaimana dengan Anda? Catatan : Artikel ini ditulis oleh Drs.Kadek Yudhiantara,MAP, untuk keperluan penulisan di sebuah media. Pak Kadek adalah Guru Besar Maruti Suta-Bali dan juga seorang dosen di sebuah perguruan tinggi swasta di Bali.
Posted on: Sat, 20 Jul 2013 14:19:15 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015