LILYANA NATSIR, Sang Juara Dunia “kemenangan ini sangat penting - TopicsExpress



          

LILYANA NATSIR, Sang Juara Dunia “kemenangan ini sangat penting untuk karier saya juga. Saya senang target PBSI bisa tercapai, saya juga senang bisa membanggakan keluarga dan juga diri sendiri,” ujarnya di sela jeda latihan. Butet, demikian wanita berambut pendek ini disapa lantas bercerita, kemenangan lalu adalah gelar juara ketiga yang diraihnya bersama Tontowi Ahmad. Kejuaraan sebelumnya ia raih pada tahun 2005 dan 2007, ketika masih berpasangan dengan Nova Widianto. Wanita kelahiran 9 September 1985 ini mengenang, sejak kecil ia memang gemar berolahraga, bahkan disekolahnya dulu, ia dijuluki ratu basket. Ketertarikan pada bulu tangkis mulai tumbuh sejak usianya menginjak 9 tahun. “Saya memang menyukai semua jenis olahraga, tapi ketika bermain bulu tangkis ada sesuatu yang berbeda yang saya rasakan,” katanya, tersenyum. Putri kedua pasangan Beno Natsir dan Auw Jin Chen ini melanjutkan, meski ia tidak datang dari kalangan atlet, keluarga juga menyenangi olahraga. Ibunya bahkan tak pernah absen menonton pertandingan bulu tangkis. Maka ketika Lilyana menyampaikan niatnya untuk menekuni bulu tangkis, ibundanya mendukung sepenuh hati. “Waktu itu karena masih kecil, awalnya belum punya tekad banget, tapi ketika mengikuti tes di usia 12 tahun dan diterima, saya jadi bimbang. Di umur yang masih sekecil itu aku harus terpisah jauh dari orang tua dan keluarga yang menetap di Manado. Sementara aku harus mengikuti pendidikan di Jakarta. Jauh bukan?” katanya. Ibunya sebenarnya ingin sekali menemani Lilyana. Namun ia tak mungkin meninggalkan ayah dan saudaranya yang lain. Lilyana sempat bimbang, ia tak ingin jauh dari ibunya. “Tapi kata mama, kalau mau maju di bulu tangkis, ya harus mau tinggal disini (Jakarta). Kalau tidak mau dan memilih untuk sekolah biasa saja ya pulang ikut mama. Tapi karena saya memang menyukai bulu tangkis, akhirnya saya putuskan untuk tinggal disini. Pelan-pelan aku bisa menyesuaikan diri dan mulai punya banyak teman,” ujarnya mengenai kisah Lilyana. Sempat Merasa Berat Karena Lilyana mantap memilih bulu tangkis, ibunya pun menyempatkan waktu untuk tinggal bersama selama kurang lebih 3 bulan di Jakarta. Ia tinggal disebuah kost-kostan, tak jauh dari tempat latihan Lilyana. Ketika ia masuk ke dalam Klub tangkas dan tinggal di asrama, Lilyana harus benar-benar mandiri. Jika dirumah segala hal sudah disiapkan, ia harus mulai menjalani segalanya seorang diri. Sempat kaget tentu saja, apalagi ia merupakan anak bungsu yang mendapat perhatian dan kasih sayang berlimpah dari kedua orang tuanya. “dimanja mungkin iya karena saya anak bungsu dan kemana-mana selalu dengan mama dan papa, mulai dari makan selalu bersama, kalau sakit ada yang mengurus. Tapi sejak di asrama, aku harus mengurus semuanya sendiri. Jujur, sempat kaget dan merasa berat, tapi inilah pengorbanan,” ujarnya. 5 tahun Lilyana mengenyam pendidikan di Klub Tangkas. Ketika usianya memasuki 17 tahun, ia mulai masuk ke Pelatnas PBSI Cipayung. Kini, ketika berpasangan dengan Tontowi Ahmad yang terhitung sebagai juniornya sebagai pemain ganda campuran, Lilyana pun terus berusaha menjaga kekompakan. Salah satunya adalah komunikasi. Tentang pandangan masyarakat yang menilai bahwa prestasi bulu tangkis Indonesia belakangan ini tak semanis zaman Susi Susanti dan atlet seangkatannya, Lilyana punya pendapatnya sendiri. “ masyarakat biasanya menilai dari keseluruhan. Kalau saya pribadi melihat prestasi tidak menurun karena tahun lalu pun saya juara di All England dan kejuaraan lainnya. Tahun ini dibulan Maret pun saya juga kembali menjadi juara di All England. Yang pasti dengan dua gelar dunia ini semoga teman-teman yang lain bisa tambah termotivasi untuk menyusul mengukir prestasi seperti kami.” Lanjut Lilyana, kembali tersenyum. Incar Juara Olimpiade Untuk menempa kemampuannya, Lilyana harus berlatih dua sampai tiga kali setiap harinya. Setiap latihan dibutuhkan 3 sampai 4 jam. Ketika ada waktu senggang, penggemar film action ini pun memanfaatkan sebaik mungkin. “saya biasanya keluar dari rutinitas karena bosan. Jadi ketika libur saya suka pergi nonton dengan teman-teman atau main bilyard.” Cerita penyuka masakan Manado ini. Selain menjadi atlet, Lilyana punya cita-cita terpendam lain, yakni menjadi pebisnis di bidang properti. Untuk mewujudkannya, kini ia mulai mencari-cari tanah sebagai investasi. Tentang angan-angannya yang lain, tersenyum ia mengatakan, tentu saja suatu saat ia ingin menikah, menjadi seorang istri dan ibu. Saat itu terjadi, ia tak tahu apakah masih akan melanjutkan karirnya atau tidak. Yang pasti, saat ini ia masih ingin mewujudkan keinginannya, menjadi juara olimpiade. “Saya dulu bersama Nova meraih perak. Meskipun begitu ada atau tidak ada kejuaraan, kami tetap berlatih setiap hari dan terus lakukan persiapan. Jadi tidak ada santainya,” Tegas Lilyana. Untuk dunia bulu tangkis Indonesia, Lilyana tentu saja mempunyai harapan besar, “ semoga dua gelar ini bisa menjadi awal untuk bulu tangkis Indonesia agar bisa seperti dulu lagi, orang begitu mengenal Indonesia sebagai juara bulu tangkis dunia. Akhir-akhir ini memang begitu pudar. Mudah-mudahan dengan kami menjadi juara, bisa kembali memupuk cinta masyarakat Indonesia terhadap bulu tangkis dan makin banyak lagi yang main bulu tangkis.” Harapnya, tersenyum. Source: Tabloid Wanita Indonesia Follow us: @N_BWF [A4] © NBWF "Inspiration News For Everyone"
Posted on: Sat, 24 Aug 2013 05:25:49 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015