LIke Before Read^^ FF : The Winner (part 2) Author : byulbi - TopicsExpress



          

LIke Before Read^^ FF : The Winner (part 2) Author : byulbi Title : The Winner Genre : Romance, Family, Friendship Rate : General Characters : 1. Kim Youngeun (OC) 2. Cho Kyuhyun 3. Lee Sungmin 4. Kim Heechul etc. Part 2 Pagi itu Youngeun beserta beberapa cleaning service yang lainnya merapikan gudang kesenian. Satu persatu barang ia rapikan, setelah barang-barang yang tak terpakai itu tersusun rapi lalu ia mulai menyapu lantai dan tidak lupa mengepelnya. Setelah semua pekerjaan selesai ia bersama pekerja yang lain pun keluar dari gudang itu. Saat membuka ponselnya Youngeun sedikit merasa aneh. Setelah berpikir sejenak rupanya gantungan ponsel berhuruf Y miliknya hilang. Setelah mengganti seragamnya ia kembali menuju ke gudang kesenian lagi. Ia ingat saat membersihkan gudang ia sempat menerima telepon dari ibunya. Youngeun berpikir mungkin saja gantungannya itu terjatuh saat ia menerima telepon tadi. Ia mencari ke setiap sudut ruangan. Menggeser dan memindah-mindahkan barang-barang yang ada di ruangan tersebut. Kemudian ia melihat ada cahaya putih diantara tumpukan kardus kecil, ia tersenyum simpul melihatnya. Namun ketika ia menyentuhnya ternyata hanya selembar kertas tebal putih. Merasa kecewa ia pun menghela nafasnya dengan berat tapi ketika Youngeun membalikan kertas itu ternyata benda yang ia pegang adalah selembar foto. Youngeun memperhatikan dengan seksama orang digambar itu. Sungmin beserta seorang laki-laki yang lebih kurus dan tinggi darinya. Pria berkulit putih susu dengan alis mata yang tebal. Sungmin dan lelaki itu tersenyum lebar sembari mengangkat jari telunjuk dan tengah mereka. Terlihat sangat bahagia dan kompak. Otaknya kembali berputar, ia belum pernah melihat lelaki yang bersama Sungmin itu. Sahabatnya tidak pernah bercerita mengenai saudara atau sahabat lelakinya. Youngeun pun menyimpan gambar itu didalam tasnya ketika ia mendengar suara-suara gaduh dari arah luar gudang. *** Pagi-pagi sekali Youngeun berangkat ke kampus dengan menaiki bus umum. Gadis itu terpaksa berangkat lebih pagi karena belum sempat mengerjakan tugas kuliahnya sementara salah satu tugasnya itu mengharuskannya membaca salah satu buku yang ada di perpustakaan. Setelah sampai di kampus ia langsung menuju ke perpustakaan. Karena masih sangat pagi tempatnya sangat sepi. Hanya ada penjaga perpustakaan dan segelintir mahasiswa didalamnya. Dengan cepat ia mencari sebuah dokumen besar berjudul "Obat-Obat Tradisional Korea". Saat hampir selesai mencatat tiba-tiba ia mendengar suara aneh dari belakang salah satu rak buku. Merasa terganggu dengan suara itu ia mencoba melihat kearah suara itu. Seseorang tengah tertidur sambil mendengkur halus. Mukanya tertutup hoodie jaket coklatnya. Youngeun mulai mendekatinya. Jaraknya kini semakin dekat, hanya beberapa senti saja. Dan dengan tiba-tiba orang itu bangun, mengejutkan Youngeun dan membuatnya terpental lalu terjatuh ke lantai. Sementara orang itu pergi dengan tergesa-gesa meninggalkan Youngeun tanpa sadar telah menjatuhkan buku kecil tebalnya. "Hey!!!" teriak Youngeun. Ia memungut buku itu, "dasar orang aneh." *** Uhuk...uhuk...uhuk. Terdengar suara wanita batuk dari dalam kamar mandi di tempat Youngeun bekerja. Ia yang kebetulan melewatinya langsung masuk kedalam. Wanita paruh baya terduduk sembari memegangi dadanya dengan tangan kirinya mencoba menahan sakit didalam dadanya. "Bibi Kim, kau tidak apa-apa?" tanya Youngeun panik. "Obatku ada didalam tas," wanita itu menunjuk sebuah tas tangan hitam yang menggantung di dinding. Youngeun langsung meraihnya lalu membukanya. Didalamnya terdapat botol kecil yang berisi pil-pil bulat berukuran kecil. Dengan segera Youngeun memberikan botol itu kepada wanita yang ia panggil bibi Kim itu. "Sebaiknya bibi istirahat saja. Hari ini tidak usah kerja." Wanita itu menggelengkan kepalanya. "Biar aku yang bicara dengan atasan kita. Bibi jangan khawatir." sambung Youngeun. "Tidak usah. Aku sudah lebih baik. Mungkin lusa anakkulah yang aka menggantikan tugasku disini. Mohon bantuanmu, Youngeun-ah. Ajari dia apa yang harus dikerjakannya." "Jangan khawatir, bi. Aku akan menjadi pembimbing yang baik untuknya," canda Youngeun. Wanita itu hanya tersenyum kecil. Youngeun menatap dalam kearah wanita itu. Rasanya tidak tega melihat keadaan bibi Kim sekarang ini. Bibi Kim Hanna adalah teman terdekatnya ditempat ia bekerja. Orang yang sudah ia anggap sebagai ibunya. *** Seperti biasa Youngeun pergi keatap gedung kampus di jam makan siangnya. Lagi-lagi ia tidak tidur karena kesibukannya. Jam makan siangnya ia gunakan untuk tidur. Ponsel silver kecil itu berdering-dering hingga membuat Youngeun terbangun. "Yak, kau ada dimana, huh?" suara di ujung telepon memekik telinga gadis itu yang masih setengah sadar dari tidurnya. "Sungmin-ah....aku ada diatap gedung, ada apa?" jawabnya dengan suara lemah khas orang bangun tidur. "Cepat ke bawah! Ada yang ingin aku tunjukan padamu," seru Sungmin antusias. "Eum, baiklah. Aku segera turun" 7 jam yang lalu Youngeun menutup sambungan teleponnya. Ia melihat jam di layar ponselnya, rupanya ia tertidur hampir satu jam lamanya. Ketika hendak berdiri dari duduknya tiba-tiba tangannya menyentuh sesuatu. Ia pun menundukan kepalanya ke lantai. Kotak makan siangnya yang selama beberapa hari ini hilang tergelatak di lantai, tak jauh dari tempatnya duduk. Ia menengok ke kiri dan ke kanannya. Tidak ada satu orang pun di sekitarnya. Kemudia ia mengecek dan membuka kotak itu. Memang benar itu kotak makan siangnya yang hilang. Ada selembar kertas kecil didalamnya. Ia membuka lipatan kertas itu, tidak tercantum siapa nama pengirimnya yang ada hanya tulisan "Gomawo" (terima kasih). Rasa ingin tahunya mulai timbul. Siapa yang mengambil dan mengembalikan kotak makan siang siangnya? Apa tujuan orang tersebut? Pertanyaan-pertanyaan itu mulai berkelebat didalam pikirannya. Youngeun berjalan ke bawah. Ia heran mengapa begitu banyak mahasiswa berkumpul di luar ruang kelasnya. Karena penasaran ia mencoba melihat ke dalam ruang kelasnya. Jung Hyeri, Jung Yunji, dan Shin Hyosun, tiga gadis yang selalu menghinanya, mereka sedang di interogasi oleh dosen Shim, salah satu dosen killer di kampusnya. Lalu seseorang menarik tangannya. "Sungmin-ah" gumam Youngeun pelan saat melihat orang yang menarik lengannya. "Hanya permainan kecil," Sungmin menyeringai. "Permainan kecil? Apa maksudmu?" Youngeun masih tidak mengerti dengan ucapan Sungmin. Sementara pria manis disampingnya itu melirik kearah tiga gadis didalam kelas tanpa melepaskan seringainya. "Apa yang kau lakukan terhadap mereka?" Youngeun mulai bisa membaca sorot mata temannya itu. "Kau diberi tugas menulis tentang obat-obat tradisional korej bukan oleh dosen Shim?" "Bagaimana kau tahu?" "Tidak penting bagaimana aku tahu. Yang aku tahu mereka menyuruh dan mengancam salah satu teman sekelasmu untuk mengerjakan tugas itu. Kalau tidak salah namanya, Byun Baekhyun. Ya, mereka menyuruh Byun Baekhyun untuk membuat tugas mereka. Mereka tidak pernah nengecek dan membaca tentang tugas itu. Aku hanya meminta dosenmu untuk mewawancarai ketiganya dengan alasan tema yang digunakan sangat menarik. Dan hasilnya mereka tidak bisa menjawab satu soal pun yang ditanyakan oleh dosen Shim. Tapi aku heran kenapa Shin Hyosun bisa menjawabnya." Sesaat Youngeun tertegun mendengar penjelasan temannya itu. Rupanya pria manis itu bisa berbuat nekat juga. "Kau ini. Bagaimana kalau dosen Shim menghukum mereka. Kau tahu bukan bagaimana sifat dosenku itu?" "Yak! Bodoh. Biarkan saja. Tidak usah peduli. Mereka juga tidak pernah peduli kepadamu. Anggap saja sebagai hukuman kecil." Youngeun hanya diam. "Ada apa? Kau tidak suka?" "Bukan. Aku ingin cerita sesuatu kepadamu tapi tidak disini," keduanya lalu pergi ke taman di depan kampus dan duduk di bawah pohon akasia besar. "Ada apa?" tanya Sungmin lagi. "Kau ingat ceritaku tentang kotak makan siangku yang hilang beberapa hari yang lalu?" Sungmin mengangguk pelan. "Aku tertidur diatap gedung kampus saat jam makan siang tadi lalu ketika aku bangun aku melihat kotak makan siangku ada disaping tangan kananku. Aku tidak tahu siapa yang menaruhnya, hanya ada lipatan kertas ini." Jelas Youngeun sembari menunjukan kotak makan siangnya beserta kertas didalamnya. "Aneh," ujar Sungmin singkat "perlu aku selidiki orangnya?" sambung Sungmin. "Tidak perlu. Biar aku saja yang mencari tahu siapa orangnya." "Yak, kau ini terlalu sibuk. Tidak punya waktu untuk mencari tahu siapa orang yang menghabiskan nasi kimchimu itu, Youngeun-ah." "Sudahlah. Aku bisa melakukannya. Lagi pula ini tidak ada hubungannya denganmu, Sungmin-ah. Aku bisa mengerus masalahku sendiri. Jadi, tolmg biarkn aku untuk menyelesaikannya, ok!" "Terserah kau sajalah. Dasar gadis keras kepala," ujar Sungmin kesal. *** Seperti biasa sehabis kuliah Youngeun pergi bekerja di gedung kesenian milik keluarga Lee Sungmin. Hari ini temannya, bibi Kim Hanna berhenti bekerja tetapi tugasnya akan digantikan oleh anaknya. Ada sedikit rasa penasaran didalam hatinya, seperti apa anak bibi Kim yang ia kenal sangat ramah, sopan, baik, dan keibuan itu. Orang yang sudah ia anggap seperti ibunya. Semua cleaning service bekerja sesuai dengan tugasny masing-masing, tapi Youngeun sama sekali tidak melihat ada karyawan baru. Saat keluar dari ruang ganti ia melihat ada seorang wanita keluar dari ruang ganti pria. Ia belum pernah melihat wanita itu sebelumnya. Lalu ia mendekati wanita itu. "Maaf, nona. Kau salah masuk ruangan. Ini ruang ganti untuk pria bukan untuk wanita. Apa kau karyawan baru disini?" Wanita itu mengerutkan keningnya. "Aku ini pria bukan wanita. Eum apa kau mengenal karyawan yang bernama Kim Youngeun?" Youngeun terperangah dengan penjelasan orang yang ia pikir wanita itu. "Aku orangnya, aku Kim Youngeun. ada yang bisa aku bantu?" "Wah kebetulan sekali. Hai, aku Kim Heechul, aku anak dari Kim Hanna, kau tahu ibu bukan? Mohon bantuannya dan senang berkenalan denganmu, Youngeun-ssi," ujar Kim Heechul ramah. 5 jam yang lalu Youngeun menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Ia sangat heran dengan orang yang kini berada tepat dihadapannya itu. Seorang pria yang terlihat seperti wanita, sangat cantik. "Hey, Youngeun-ssi tugas kita sama, kan? Hari ini kita akan membersihkan ruangan di lantai atas lalu membersihkan seluruh toilet. Aku hapal betul dengan tugas-tugasku hari ini," ujar Heechul semangat. Youngeun hanya mengangguk pelan dengan senyum yang dipaksakan. Keduanya kini sedang membersihkan sebuah ruangan yang penuh dengan lukisan-lukisan buatan Sungmin. "Semuanya Sungmin yang membuat," ujar Youngeun dalam hati ketika ia melihat ada tanda tangan Sungmin disetiap lukisan. Senyumnya merekah. "Youngeun-ssi, jangan-jangan kita berdua bersaudara. Kau dan aku sama-sama bermarga Kim," Heecul bergeser mendekati Youngeun yang sedang sibuk dengan lamunannya. "Hey, begitu banyak orang dengan marga Kim di Korea ini. Manager kita juga bermarga Kim. Kim Kibum, apakah kau menganggap dia juga saudaramu?" kesal Youngeun karena lamunannya tentang Sungmin terganggu oleh Heechul. "Ketus sekali," gumam Heechul ketika gadis itu meninggalkannya. *** "Hey, Youngeun-ssi, bagaimana kalau kita pulang bersama?" tanya Heecul sembari mengikuti langkah Youngeun yang menuju keluar gedung. Tak ada tanggapan dari Youngeun, ia masih sibuk dengan ponselnya. Keduanya kini sampai di halte bus yang dekat dengan gedung kesenian. Youngeun melirik jam tangan miliknya yang berwarna orange itu. "Kita tidak bisa naik bus karena bus terakhir sudah pergi sekitar lima belas menit yang lalu. Bagaimana kalau kau kuantar pulang? Kemana arah rumahmu?" tanya Heechul sambil menatap Youngeun yang kini berdiri tepat di samping kirinya itu. "Tidak usah. Aku bisa pulang sendiri, Heechul-ssi. Kau pulang duluan saja." "Sangat berbahaya seorang gadis berjalan sendirian ditengah malam seperti, Youngeun-ssi." "Jangan khawati. Aku sudah terbiasa pulang sendirian, kalau begitu aku pulang dulu. Sampai jumpa, Heechul-ssi," ujar Youngeun tergesa-gesa sembari menundukan kepalanya lalu pergi meninggalkan Heechul seolah menghidari pria itu. Youngeun berjalan perlahan melewati gedung-gedung tua menuju rumahnya. Angin berhembus dengan sangat kencang lalu ia mempercepat langkahnya sambil mengalungkan hoodie sweaternya ke kepalanya. Tiba-tiba hujan turun dengan lebatnya. Youngeun berjalan cepat, sweaternya sudah mulai basah oleh air hujan. Sudut matanya mulai mencari-cari tempat berteduh. Tak terlihat satu tempat pun yang cocok untuk berteduh lalu ia pun berbalik ke belakang. Dilihatnya ada sebuah gedung tua yang tak terpakai dengan pintu yang terbuka lebar. Youngeun pun memasuki gedung tua itu dengan sedikit berlari. Ia berdiri didepan gedung sembari menepuk-nepukan lengannya. Udara semakin dingin, Youngeun melihat ada cahaya didalam gedung itu. Kemudian ia berjalan perlahan mendekati cahaya itu. Rupanya cahaya tersebut berasal dari lampu didalam sebuah ruangan. Ia terus berjalan lebih dalam lagi, kedua lensa matanya membulat lebar ketika ia melihat seseorang tergeletak didalam ruangan itu. Youngeun mendekatinya, seseorang dengan jaket hitam terkulai tak berdaya di atas lantai marmer itu. Sempat terpikir olehnya bahwa orang itu sudah mati namun perkiraannya salah saat jemari panjang orang itu mulai bergerak pelan. "Hey, apa kau masih hidup?" tanya Youngeun gugup. Rasa takut mulai menyelimutinya. "Uhuk..Uhuk.." tak ada jawaban dari orang itu yang ada hanya suara batuk. Lalu Youngeun mendekati orang itu. Ia membalikan tubuhnya, seorang pria dengan alis mata yang tebal dan berkulit putih susu. Mukanya sembab dan lebam oleh pukulan benda tumpul. Terdapat darah yang mulai mengering disalah satu sudut bibirnya yang tebal itu. Youngeun menyentuh salah satu tangan dari orang itu dan,"AAAA!!!!" tiba-tiba ia berteriak ketika darah segar mulai mengalir dari tangan pria tersebut. ~to be continued~ MinMingKyu^^
Posted on: Mon, 12 Aug 2013 15:40:14 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015