Language and Attitude Mari kita renungkan sejenak kiriman teman - TopicsExpress



          

Language and Attitude Mari kita renungkan sejenak kiriman teman saya berikut! ***** Dear all, Terkait SIKAP yg saya singgung dalam email terdahulu, tentang Rudi Rubiandini, saya melihat pengertian tentang SIKAP tentu bervariasi, misalnya, psikolog memberikan batasan sikap seperti apa, tentu bisa berbeda dari yg saya pikirkan. Terkait dengan SIKAP, yg ditampakkan seseorang, dapat mengundang reaksi orang sekitar yg berkemungkinan berkomentar terhadap sikap tersebut. Berbahasa dalam wujud pernyataan/komentar terhadap kehidupan ini sesungguhnya berupa penilaian, baik itu negatif, positif, maupun netral. Dalam bahasa ada appraisal system theory (bahasa evaluatif) dan itu terkait ATTITUDE, di dalamnya ada Appreciation, Judgement, dan Engagement. Appreciation merujuk ke fisik (contoh: Fransisca Yofie itu CANTIK bagai Boneka Barbie), Judgement ke perilaku yg di dalamnya ada social esteem dan social sanction, dan Engagement merujuk ke siapa berpendapat apa (setuju, mendukung, tidak setuju, menolak; endorsement or disendorsement) Dalam kasus dugaan suap terhadap Rudi Rubiandini, masyarakat Indonesia (Appraiser) dapat mengatakan RR (Appraised) sebagai orang yg tak punya sikap (tak tahu tanggung jawab dalam menjaga nama baiknya sendiri, tidak terlalu peduli terhadap negaranya; wah, termasuk tak punya tanggung jawab terhadap almamaternya dan kampus kerjanya yg membesarkannya!). Penilaian terhadap RR itu Judgement negatif yg di dalamnya akan ada social esteem sekaligus social sanction. Masyarakat kampus (prodi, fakultas, institut) berkemungkinan tidak menghormati RR lagi sebab mencoreng nama baik ITB (social esteem). RR juga bakalan diadili akibat kasus suap, ada aspek hukum yang merupakan social sanction. Kalau dikaitkan dengan kurkulum, Kompetensi Inti 1 dan Kompetensi Inti 2, yg jelas sikap religi dan sosial RR dapat dikatakan rendah rendah! Mau disuap itu berarti tak takut hukum agama yg dianutnya. Dalam hal sikap sosial, RR tak peduli kementrian tempatnya mengabdi bakalan ikut tercemar secara tidak langsung atas tindakannya itu. Kegiatan di kementrian juga terganggu karena pasti ada pemeriksaan di sekian jajaran terkait. Hal lain, sebagai dosen dia tidak hati-hati, bahwa tindakannya mencerminkan ketamakan seorang pendidik, apalagi dia seorang guru besar! Lebih dari itu, RR tidak punya tanggung jawab sebagai seorang AYAH karena mempermalukan anaknya, dan tentu saja mempermalukan istrinya! . Tak terbayangkan anaknya akan mendapat tudingan "Bapak lu koruptor, padahal cerdas bukan main, dosen teladan, guru besar!". Ini hal paling tragis bagi anak! O, berbahasa itu MENILAI ya! Begitulah! Betapa bahasa amat berperan dalam kehidupan kita! Nah, sikap RR itu sarat dengan muatan KI 1 dan KI 2 dalam KurNas 2013. Kalau sudah demikian, kasus RR itu dapat menjadi salah satu contoh nyata bahwa KI 1 dan KI 2 dalam pendidikan kita itu mesti ada! Btw, saya sedang melacak koleksi file saya bahwa ada satu negara yang juga berorientasi pada KI 1 dan KI 2, namun belum saya temukan di MacPro saya. Semoga segera saya temukan! Gueeemeess ... kok tak juga ditemukan! Singkatnya, pinter dan terampil belum cukup kalau tidak diimbangi punya sikap baik dalam agamanya dan aspek sosial kemasyarakatan seseorang dibesarkan. Semoga kita dijauhkan dari perilaku merugikan banyak pihak! Setidaknya ini untuk mengingatkan diri sendiri he he he he ... Merdeka!!! Salam, Pangesti Satukan aku dengannya hanya jika keingintahuanku tentang fenomena-Mu terpenuhi
Posted on: Sat, 17 Aug 2013 01:47:09 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015