Lembeknya Pimpinan Kita ! Menterinya Bela Lingkungan dan - TopicsExpress



          

Lembeknya Pimpinan Kita ! Menterinya Bela Lingkungan dan Indonesia, Presiden SBY malah bela Pengusaha Sebagaimana diketahui, SBY menginstruksikan kepada seluruh jajaran pemerintahan untuk tidak memberikan keterangan yang dinilai tidak semestinya. Pernyataan yang dimaksud adalah seperti bahwa ada perusahaan dari Singapura dan Malaysia yang membakar hutan di Riau. Menurut SBY pernyataan para pembantunya itu tidak semestinya dan tidak memberikan solusi apapun. Hal itu disampaikan SBY dalam konferensi pers di Kantor Presiden usai menggelar rapat terbatas penangangan kebakaran hutan Riau, Jakarta, Senin (24/06). Namun hal itu, tetap dicueki oleh Menteri Lingkungan Hidup, Balthasar Kambuaya, yang tetap menyebut adanya perusahaan asal Malaysia yang terlibat dalam kebakaran hutan di Riau. Menurutnya, perusahaan Malaysia yang terlibat yaitu yang bergerak di sektor perkebunan kelapa sawit. Saat ini ada delapan perusahaan milik pengusaha asal Malaysia dari 14 perusahaan yang terindikasi melakukan pembakaran hutan. “Saat ini tim dari Kementrian Lingkungan Hidup masih terus menyelidiki dan mengumpulkan barang bukti. Sehingga bila nantinya sudah cukup bukti, maka perusahaan itu akan diajukan ke pengadilan,” kata Balthasar di Jakarta, Selasa (25/06). Dikatakannya, Pemerintah pun akan melakukan serangkaian pembicaraan dengan Menteri Lingkungan Hidup Malaysia dan Singapura secara terpisah di Jakarta. Nantinya, ke depan, lanjutnya, pemberian izin pemanfaatan kawasan hutan harus lebih selektif guna mengurangi kerusakan lingkungan hidup. “Mudah-mudahan masalah itu dapat segera teratasi,” papar Kambuaya. Sebagai investigasi awal, Kementerian Lingkungan Hidup (Kemen LH) baru membeberkan delapan perusahaan yang diduga kuat membakar lahan dan menyebabkan kebakaran besar di Provinsi Riau. Kedelapan perusahaan itu adalah PT Langgam Inti Hiberida, PT Bumi Rakksa Sejati, PT Tunggal Mitra Plantation, PT Udaya Loh Dinawi, PT Adei Plantation, PT Jatim Jaya Perkasa, PT Multi Gambut Industri, dan PT Mustika Agro Lestari. Menanggapi tudingan-tudingan dalam keterangan yang beredar, ada beberapa perusahaan yang diduga ikut membakar hutan gambut tersebut. Namun hal itu langsung segera ditepis oleh salah satu Direksi Wilmar Indonesia, M.P Tumanggor, yang membantah tudingan yang menyebutkan bahwa perusahaannya ikut membakar hutan untuk pembukaan lahan sawit di Sumatera. “Tidak ada satu pun perusahaan kami yang terlibat dalam pembakaran hutan di Sumatera,” ucap Tumanggor dalam siaran persnya yang diterima wartawan di Jakarta, Selasa (25/06). Tumanggor menjelaskan, Wilmar memiliki kebun Inti sekitar 5.000 hektare (ha) di Riau. Terdiri dari PT. Citra Riau Sarana 2.682 ha, PT Sinar Siak Dian Permai 1.113 Ha dan PT. Murini Samsam 1.433 ha. “Ketiga Perusahaan ini merupakan kebun yang sudah menghasilkan dan tidak sedang dalam tahap land clearing. Jadi, tidak mungkin ada pembukaan lahan baru,” ujarnya. Sebagai anggota Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO), Wilmar mengklaim bahwa dalam pengelolaan kebun, pihaknya selalu patuh pada aturan-aturan RSPO. “Kami berkomitmen menjalankan perkebunan kelapa sawit berkelanjutan sesuai dengan ketentuan RSPO. Jadi sangat tidak mungkin kami memakai cara yang tidak bersahabat dengan alam. Kalaupun membuka lahan untuk sawit, kami tidak diperbolehkan dengan cara membakar,” tegasnya. Sementara itu, tuduhan-tuduhan merusak hutan bukanlah yang pertama kali mereka alami. Sebelumnya PT. Wilmar Indonesia juga pernah dituduh merusak habitat Orangutan, padahal Wilmar justru menyiapkan lahan konservasi untuk primata yang dilindungi ini. Suaranews
Posted on: Thu, 27 Jun 2013 14:26:25 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015