Limpahan Puji kehadirat Allah, Maha Raja langit dan bumi dan Maha - TopicsExpress



          

Limpahan Puji kehadirat Allah, Maha Raja langit dan bumi dan Maha Berkuasa atas segala sesuatu, Maha Melihat, Maha Mendengar, melihat semua dari lintasan pemikiran hambaNya, tidak lepas dari-Nya semua apapun yang dipikirkan hambaNya dari sejak alam semesta tercipta Hingga alam semesta berakhir, tiada yang tersembunyi dihadapan Allah. Maha Mengetahui dan bersatu kepada-Nya seluruh pengetahuan, bersumber kepada-Nya segala kemuliaan dan kehidupan. Maha Suci Allah yang meruntuhkan kekuasaan dengan kematian, ketika Allah mendatangkan kematian kepada hamba-Nya, runtuhlah seluruh kekuatan dan kekuasaan mereka dengan kehendak Allah. Maha Suci Allah dan beruntunglah mereka yang mengikuti tuntunan keabadian yang dibawa oleh para Nabi dan Rasul, hingga pemimpin Nabi dan Rasul Sayyidina Muhammad SAW wa baaraka ‘alaih wa ala alih. Hadirin-hadirat, malam hari ini kita berkumpul didalam perkumpulan kembali didalam kemuliaan Ilahi, yang tiada pernah menutup pintu anugerah setiap waktu dan saat, rahmat-Nya selalu dilimpahkan pada hamba-hamba-Nya sepanjang waktu dan zaman, akan tetapi hamba-hamba-Nya lah yang selalu menghindar dari rahmat-Nya. Sungguh beruntung mereka-mereka yang mensucikan dirinya dengan tuntunan keluhuran dan merugilah mereka yang mengotori dirinya. Hadirin-hadirat yang dimuliakan Allah, juga dimalam ini adalah malam yang sangat menyedihkan bagi orang-orang yang beriman yang mencintai Allah dan Rasul, sungguh Allah SWT telah berfirman didalam surat Maryam: “takaadussamaawaatu yatafatthorna minhu, wa tansyaqqul-ardhu watakhirrul-jibaalu haddaa* an tadau lirrohmaani waladaa* wamaa yanbaghii lirrohmaani an yattakhidza waladaa* inkullu man fissamaawaati wal-ardhi illaa aatirrahmaani ‘abdaa* laqod ahshoohum wa ‘addahum ‘addaa* wakulluhum aatiihi yaumal-qiyaamati fardaa*( “Allah berfirman: “Hampir saja langit itu terbelah, bumi itu terpecah, dan gunung-gunung itu hancur berkeping-keping, ketika mereka mengatakan Allah mempunyai putra, “wamaa yanbaghii lirrohmaani an yattakhidza waladaa” tiada sepantasnya seseorang mengatakan Arrahman (Allah) mempunyai putra, “inkullu man fissamaawaati wal-ardhi illaa aatirrahmaani ‘abdaa” semua yang ada dilangit dan bumi akan datang kehadapan Arrahman sebagai hamba, “laqod ah shoohum wa ‘addahum ‘addaa” Aku sudah menghitung seluruh jumlah hambaKu dan mereka akan datang kehadapan-Ku semua hamba-Ku yang Kuciptakan, “wakulluhum aatiihi yaumal-qiyaamati fardaa” mereka akan datang kehadapan Allah sendiri-sendiri”. Hadirin-hadirat, alam semesta ini hampir hancur ketika mendengar aqidah yang muncul mengakui Allah mempunyai putra. Dan malam ini hadirin, inilah malam penghinaan terbesar terhadap Allah, inilah malam yang bisa membuat hancurnya alam semesta, dari takutnya penghinaan mereka terhadap Allah. Allah telah berfirman didalam Alqur’annulkarim surat Al Maidah: “waidz qoolallahu yaa iisabna maryama a-anta qulta linnaasittakhidzuunii wa ummiya ilaa haini min dunillah”, “wahai Isya bin Maryam”, Allah berkata kepada Isa bin Maryam kelak di yaumil qiyamah. “engkaukah yang mengajari dan mengatakan kepada orang untuk menyembahmu dan menyembah ibumu selain Allah?” maka berkatalah sayyidina Isa bin Maryam” “Subhaanaka maa yakuunu lii an aquula maa laisa lii bihaqqin” Maha Suci Engkau Robbi aku tidak bicara terkecuali apa yang benar dan Kau perintahkan”, “in kuntu qultuhuu faqod ‘alimtah” “bila aku betul mengucapkannya sungguh Engkau akan mengetahuinya, “ta’lamu maa fii nafsii walaa a’lamu maa fii nafsika” “Kau Maha Tahu apa yang ada didalam diriku dan aku tidak tahu apa yang ada pada Dzat Mu”, “innaka anta ‘allaamul-ghuyuub” Didalam dzurrul mansyur, yang dikarang oleh Al-Imam Al Hafidh Jalaluddin Abdurrahman As-shuyuti menukil (mengutip) bahwa, ketika Allah bertanya pada Nabi Isa, saat itu Nabi Isa bergetar dan roboh (jatuh) dari takutnya atas pertanyaan Allah, bahkan ketika itu ada riwayat bahwa seluruh tulang rusuknya terlepas daripada rusuk lainnya, dari gentarnya atas pertanyaan Allah, “a-anta qulta linnaasittakhidzuunii wa ummiya ilaa haini min dunillah” apakah kau yang berkata kepada manusia untuk menyembahmu dan ibumu melainkan selain Allah SWT”. Pertanyaan ini merobohkan (menjatuhkan) Isa bin Maryam, dan diriwayatkan didalam Kutubuttafassir, pertanyaan itu diajukan kepada Nabi Isa dihadapan Mahsyar kelak, sehingga seluruh manusia melihat betul bahwa Nabi Isa tidak mengucapkannya. Hadirin-hadirat, inilah malam penghinaan terbesar bagi Allah, akan tetapi kita tidak kecewa dan jangan sampai kita rusuh, dengan menghancurkan semua tempat peribadatan selain Allah, tapi hancurkan aqidah mereka, hancurkan keyakinan mereka, dengan dakwah kita, dengan ucapan kita, dengan harta kita, dengan doa dan munajat kita. Sungguh Rasul saw telah bersabda diriwayatkan didalam Shahih Bukhari: “layumsikanna an yanzila fiikum ibnu maryam hakaman adla” “akan datang waktu turunnya Isa bin Maryam kepada kalian menjadi hakim yang adil dan berkuasa diseluruh penduduk dimuka bumi”, “wayaghsirasalib” Isa bin Maryam akan menghancurkan salib, menghancurkan tempat peribadatan selain Allah. Hadirin-hadirat akan datang masanya Isa bin Maryam menguasai bumi, menguasai Jakarta, meruntuhkan semua salib yang ada dimuka bumi, Ini janji Sayyidina Muhammad saw, akan datang waktu Isa bin Maryam merobohkan semua salib yang ada di muka bumi, “wayaghsirasalib” ia datang ke bumi pertama kali menghancurkan semua salib, “wayajabal jizyah” dan mewajibkan kepada orang-orang non muslim mengeluarkan Jizyah, semacam zakat yang lebih ringan dari zakat. Hadirin hadirot yang dimuliakan Allah, Permukaan bumi ini milik Allah, dan yang mesti kita benahi adalah saudara-saudari kita, muslimin muslimat jangan sampai terjebak dalam kemunkaran ini, sudah cukup kita memiliki idola-idola mulia, tidak perlu idola orang-orang yang tidak pernah sujud pada Allah, tidak perlu idola orang-orang yang tidak tunduk kepada Robb, idola kita (ialah) sayyidina Muhammad SAW wa barak ‘alaih, idola kita para sahabat Nabi Muhammad, idola kita para ahli bait Nabi Muhammad, idola kita para imam-imam penerus Nabi Muhammad, para da’i yang membawa tuntunan Nabi Muhammad SAW, inilah idola kita, “almar,u ma’a man ahab”. Sampailah kita kepada hadits mulia “laa tasubbu ashaabii” jangan kau caci sahabat-sahabatku, dimalam selasa yang lalu kita sudah membahas betapa mulianya sayyidatuna Fatimatuzzahra ra dan sayyidina Ali bin Abi Thalib karramallahu wahjah ra, dan dimalam ini kita mendengar Rasul SAW bersabda: “Ihtassa arsyurrahman li mauti sa’ad ibnu muaz” demikian diriwayatkan didalam shahih bukhari, berkuncang ‘ars-Nya Allah itu ketika wafatnya sa’ad bin Muaz”, ada apa? karena ia ahlu khusu’ pembela sayyidina Muhammad, Sa’ad bin Muaz berwasiat, ketika dimedan khandak, ini hadirin khandak terjadi pada tahun kelima hijriah, dibulan syawwal dan dzulqo’dah, ketika para yahudi bersatu dengan kufar quraisy untuk menghancurkan dan menyerang Madinatul munawarah, mereka bersatu dengan pasukan yang dahsyat dan keluar pada tahun kelima hijriah menuju Madinatul munawarah, Rasul SAW memerintahkan para sahabatnya untuk tidak menyiapkan pasukan, tetapi menyiapkan parit, menggali parit, menggali jurang yang tidak terlalu dalam untuk membentengi Madinah. Kita akan kupas hikmah khandak ini, disaat menggali khandak itulah, Rasul SAW mendengar kaum Anshor bersenandung, mereka bersenandung membaca qosidah bersama Rasulullah SAW, diriwayatkan didalam Shahih Bukhari; “nahnulladzina bai’ana Muhammada ‘ala jihadi ma hayyina abada” kami inilah yang telah membaiat Nabi Muhammad dan kami selalu hidup didalam jihad selama-lamanya, demikian ucapan Muhajirin dan Anshor bersenandung, dijawab oleh Rasul SAW, Rasul menjawab: “Allahumma la haisyu illa haisyal aakhiroh wa akrimil anshor wal muhajiroh” wahai Allah tiada kehidupan yang hakiki selain kehidupan diakhirat maka muliakanlah anshor dan muhajirin”, demikian diriwayatkan didalam Shahih Bukhari, mereka membaca qosidah bersama-sama, untuk menggali parit, bersama Nabi Muhammad SAW. Ketika muncul orang sekarang mengingkari qosidah, ketahuilah qosidah kita belajarnya (mempelajarinya), mengikutinya dari Nabiyyuna Muhammad SAW yang memulainya dan memperbolehkannya dan bahkan mengajarkannya. Hadirin hadirot, ketika sayyidina Salman al-farisi ra wa arhdoh, mengadu kepada Rasul, diriwayatkan didalam syarah ibnu Hisyam, wahai Rasulullah kami temukan batu yang tidak bisa pecah, dipukul dihantam dengan martil tidak mau pecah, maka Rasul mengambil martil besar tersebut dan beliau memukulkannya sekali, maka berpijarlah kilat yang demikian dahsyatnya, lalu kedua kali dan ketiga kali, maka berkata Salman al-farisi ya Rasulullah itu tadi cahaya kilat tiga kali apa ya Rasulullah? Rasul SAW berkata; kau melihatnya? aku melihatnya wahai Rasul, pukulanku yang pertama tadi “yaftahillahu bihi syam” pukulanku yang pertama itu kata Rasul, membuka wilayah Syam, wilayah Yaman dan wilayah Irak, tiga kali pukulan, satu kali gerakan tangan sang Nabi membuka kemenangan untuk Yaman, Syam dan Irak, tiga kali pukulan, tiga kali kemenangan tanpa peperangan, demikian dahsyatnya mu’jizat Nabi Muhammad SAW, dan disaat itulah Sa’ad bin Muaz ra, berdoa kepada Allah setelah ia terkena panah dipundaknya, darah terus mengalir, dan ia berkata; wahai Allah seandainya Quraisy ini masih akan berlanjut peperangannya, maka hidupkan aku dan panjangkan usiaku, apabila Quraisy ini selesai peperangannya maka wafatkan aku wahai Allah, sungguh tidak ada yang lebih ku senangi selain memerangi orang-orang yang mengganggu Rasulullah, orang yang mengganggu Rasulullah itulah yang paling senang ku perangi, itulah tujuan hidupku, Sa’ad bin Muaz raw a ardhoh, ia hanya ingin hidup untuk membela Nabi Muhammad SAW, kalau sudah selesai perang, sudah wafatkan aku wahai Allah. Maka tidak beberapa hari kemudian Allah mengirimkan angin yang demikian dahsyatnya membuat pasukan Quraisy dan Yahudi kocar-kacir dan bubar, sebelumnya terjadi peperangan antara Amar bin Abdu Wud dengan sayyidina Ali bin Abi Thalib karromallahu wajhah. Amar bin Abdu Wud yang berdiri didepan parit berkata “mana tidak ada satukah diantara satria muslimin yang mau menghadapiku?” Para sahabat diam menanti perintah Rasul, berdiri sayyidina Ali bin Abi Thalib karromallahu wajhah yang masih muda belia, ya Rasulullah, aku, maka berkatalah Rasul; “ijlis ya Ali innahu ibnu Abdi wud” duduk wahai Ali, ini Amar bin Abdu Wud, bukan sembarang orang, ia pun menantangi kedua kali, Ali bin Abi Thalib berdiri lagi, aku ya Rasulullah, Rasul berkata “duduk wahai Ali”, ini Amar bin Abdu Wud, bukan sembarang orang, ketiga kalinya, sayyidina Ali berdiri lagi, dan Rasul tidak melarangnya bahkan mendoakannya, maka keluarlah sayyidina Ali bin Abi Thalib, seorang pemuda belia, yang tampaknya masih hijau dari berpengalaman, berhadapan dalam peperangan, Amar bin Abdu Wud berkata “engkau ini putra Abi Thalib, aku ini teman ayahmu, tidak salah engkau mau melawan orang seperti aku?” Maka Ali bin Thalib berkata “aku bila kau ingin tahu ingin membunuhmu, itu saja kuinginkan, bila engkau malu memerangi daripada putra temanmu, ketahuilah aku ingin membunuhmu, maka ucapkanlah syahadah! Maka nyawamu selamat” maka berkatalah Amar bin Abdu Wud dengan kemurkaannya “celakalah engkau dan ayahmu” maka tiada lama Amar bin Abdu Wud pun roboh, terbelah dua dari rambutnya hingga kudanya oleh pedang sayyidina Ali bin Abi Thalib karromallahu wajhah, maka mulai memanas keadaan dan sejak itulah Allah mulai datangkan angin yang terus meniup mereka sehingga terjadi badai yang dahsyat, Abu Sufyan menggulung kemahnya, berangkat meninggalkan Madinah, diikuti kabilah-kabilah lainnya. Inilah hadirin hadirot hikmah perang khandak, bahwa kemenangan muslimin tidak mesti harus dengan senjata, bisa dengan alam, bisa dengan kekuatan Allah SWT, menghancurkan musuh-musuh Islam tidak harus dengan senjata. Sampailah kita kepada hadits mulia ini “laa tasubbu ashaabii” jangan sesekali kalian mencaci sahabat-sahabatku, sungguh bila diantara kalian menginfaqkan emas sebesar gunung uhud sekalipun, belum menyamai satu genggam amal perbuatan mereka, bahkan tidak menyamai setengah genggam dari perbuatan mereka, kenapa? Karena para sahabat berjuang disaat kebangkitan pertama Islam, mereka berinfaq, disaat belum ada yang berinfaq, mereka berjuang disaat belum ada yang berjuang, tapi kalau dimasa selanjutnya, setelah fatah Makkah, setelah kemenangan-kemenangan, semua orang ingin dekat dengan Islam dan membela Islam karena kelihatan kekuatannya, tapi disaat Islam lemah, disaat itulah pahala terbesar yang disabdakan oleh Nabiyyuna Muhammad SAW. Hadirin hadirot yang dimuliakan Allah, Saya tidak berpanjang lebar dalam pembicaraan ini, hikmah kita yang paling penting diambil dimalam hari ini, inilah malam penghinaan terhadap Allah yang terbesar dari sepanjang malam lainnya, oleh sebab itu kita perbanyak doa dan munajat dan ingat kemenangan tidak harus dengan senjata, perang khandak menunjukkan kemenangan bisa dengan kekuatan alam, karena kemenangan itu milik Allah SWT. Hadirin hadirot kita berdzikir memanggil nama Allah, agar Allah SWT melimpahkan hidayah bagi kita, dan Allah menjaga muslimin muslimat dari musibah, Robbi jadikan hujan yang datang kepada kami hujan rahmah, jadikanlah hujan yang datang kepada kami hujan hidayah, Robbi kami meminta kepada-Mu agar Engkau meruntuhkan iman, kekuatan dan keyakinan mereka yang masih memenuhi gereja-gereja, yang masih menyembah selain Allah, runtuhkan aqidah mereka ya Robb, tiupkan kepada mereka hujan hidayah, sehingga mereka meninggalkan salibnya, meninggalkan sesembahannya, kembali kepada nama-Mu ya Allah ya Rahman ya Rahim, jadikanlah kota Jakarta ini sirna satu persatu gereja demi gereja tutup diwilayah Jakarta dan sekitarnya, dan diseluruh wilayah muslimin, Robbi percepat kedatangan Isa bin Maryam, sehingga kami melihat penghancuran salib dan sesembahan (yang disembah) selain Allah SWT, Robbi kami bermunajat kehadirat-Mu untuk mereka-mereka yang masih menyembah selain-Mu, kami Robbi tidak ingin memerangi mereka, kami inginkan mereka menyembah-Mu Robbi, kami ingin mereka sujud kepada-Mu ya Allah, kami ingin mereka hadir dimajlis dzikir, kami ingin mereka meninggalkan gerejanya, bersujud kehadirat-Mu, melakukan sholat subuh, melakukan sholat zuhur, tunduk kehadirat-Mu, inilah doa kami Robbi, dan jagalah saudara-saudari kami Robbi, yang niat berma’siat dimalam ini, yang niat berzina dimalam ini, yang niat mabuk-mabukkan dimalam ini, balikkan niat mereka ya Robb untuk bertaubah, jadikan Robbi hari esok bukanlah hari kemurkaan-Mu, tapi hari terbitnya hidayah bagi muslimin-mulimat, fa Ya Allahu Ya Allah Ya Allahu Ya Allah Ya Allahu Ya Allah Ya Allahu Ya Allah Ya Allahu Ya Allah Ya Allahu Ya Allah Y Ya Allahu Ya Allah a Allahu Ya Allah Ya Allahu Ya Allah Ya Allahu Ya Allah Ya Rahman Ya Rahim Ya Dzal Jalali wal Ikrom. Robbi beberapa tahun yang silam, kami melihat bagaimana ketika muslimin yang membuka jilbabnya (krudung) demi meramaikan malam natal, maka Engkau datangkan tsunami yang meleburkan ratusan ribu muslimin, demi menghapus mereka-mereka dari kezholimannya, Robbi jagalah bumi Jakarta, kami telah memahami bahwa Jakarta sudah berada dibawah permukaan laut, dan dosa terbesar adalah berada diibu kota negara muslimin terbesar dimuka bumi ini, Ya Rahman jagalah demi nama-Mu yang Maha Luhur, hujankan atas kami hujan hidayah, munculkan jiwa-jiwa yang bertaubah, Ya Rahman Ya Rahim Ya dzal Jalali wal Ikrom Ya dzattholi wal in’am, cukupkan bagi kami hujan yang membawa musibah, datangkan pada kami hujan hidayah, datangkan bagi kami banjir rahmah Ya Rahman Ya Rahim Ya dzal Jalali wal Ikrom, Robbi kami mengadukan saudara-saudara kami keturunan Adam, yang masih menyembah selain-Mu, Robbi berikan kepada mereka hidayah, sebagaimana sang Nabi mendoakan para kuffar ” Allahummahdi fainnahum laa ya’lamuun” wahai Allah berilah mereka hidayah, sungguh mereka tidak mengetahui, Robbi jika mereka tahu yang benar adalah Engkau yang Maha Tunggal, niscaya mereka tidak akan menyembah Isa bin Maryam, jika mereka tahu bahwa Isa bin Maryam mengingkari hal ini, mereka tidak akan menyembahnya, Robbi maka berikan atas mereka hidayah, fa Ya Allahu Ya Allah Ya Allahu Ya Allah Ya Allahu Ya Allah Ya Allahu Ya Allah Ya Allahu Ya Allah Ya Allahu Ya Allah Ya Allahu Ya Allah Ya Allahu Ya Allah Ya Allahu Ya Allah Ya Allahu Ya Allah Ya Allahu Ya Allah Ya Allahu Ya Allah Ya Allahu Ya Allah Ya Allahu Ya Allah Ya Allahu Ya Allah Ya Rahman Ya Rahim Ya dzal Jalali wal Ikrom. Hadirin hadirot insya Allah, Allah SWT menerbitkan bagi kita matahari hidayah, menunjukkan bahwa doa-doa dan munajat kita ini akan menepis musuh kita sedikit demi sedikit, dengan bangkitnya generasi-generasi para pecinta Nabi Muhammad SAW, Ya Rahman Ya Rahim, insya Allah malam selasa yang akan datang, kita majlis di masjid jami’ Al-Ma’mur, dan bagi yang belum mengetahui, maka konvoi dari Masjid Al-Munawar ba’da isya pukul 20.30 menuju Masjid Al-Ma’mur, dan kita akan berdzikir dengan lafdzul Jalalah Ya Allah Ya Allah sebanyak seribu kali, disaat pukul 00.00 tepat, disaat gemuruhnya terompet yang membesarkan keagungan yang merupakan penghinaan kepada Allah, kita mengagungkan nama Allah SWT, sungguh bukan maksud kita membuat perayaan dimalam satu januari, tetapi maksud kita mengimbangi ma’siat saudara-saudari kita, bahwa yang lebih berhak diagungkan adalah Allah SWT, kelak diyaumilqiyamah Allah SWT, akan mengundang mereka-mereka yang menghina hal-hal yang dimuliakan oleh Allah SWT, sehingga diangkatlah wajah-wajah mereka dihadapan padang mahsyar, lantas malaikat berkata “haaula alwujuh alladziina yuazzhimuuna mastathohurullah” inilah wajah orang-orang yang mengagungkan apa-apa yang dihinakan oleh Allah, maka berjatuhanlah kulit wajah mereka dari malunya dipadang mahsyar, kita berdoa agar saudara-saudara kita mendapatkan hidayah dari Allah SWT Ya Allah Ya Rahman Ya Rahim Ya dzal Jalali wal Ikrom.
Posted on: Sun, 15 Sep 2013 00:48:27 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015