London - Sosok Jose Mourinho menggebrak dunia sepak bola lewat - TopicsExpress



          

London - Sosok Jose Mourinho menggebrak dunia sepak bola lewat karakternya yang sangat percaya diri, bahkan kelewat kontroversial. Ciri khas tersebut belum luntur hingga sekarang. Tak banyak yang mengenal Mourinho saat ia berhasil mengantarkan FC Porto meraih gelar meraih gelar treble winner (Liga Portugal, Piala Portugal dan Piala UEFA) pada 2002-2003 serta double winner (Liga Portugal dan Liga Champions) semusim kemudian. Bahkan dengan torehan gelarnya yang cukup prestisius itu, masih banyak yang meragukan kemampuan Mou saat Chelsea merekrutnya semusim setelah memenangi Liga Champions. Ditambah predikat pelatih dengan gaji di Inggris saat itu, Mourinho makin mendapat sorotan dari media. Tapi Mou tak mau tertekan. Ia seolah menantang balik dengan mengatakan, “Jangan anggap saya arogan, saya adalah juara Eropa, dan saya rasa saya adalah orang yang istimewa (I am the special one)” kepada pihak-pihak yang meragukan dirinya. Sejak saat itu, Mou mendapat julukan The Special One dan mulai saat itu pula makin sering komentar-komentar kontroversial yang terdengar kelewat percaya diri muncul. Namun selama itu pula, Mourinho berhasil membuktikan bahwa ia tak sekedar omong kosong. Ia selalu berhasil mempersembahkan gelar untuk setiap tim yang dibelanya. Sosok kontroversialnya menjadi incaran orang-orang yang tak suka dirinya. Banyak yang memujinya, namun tak kalah banyak pula yang mencibirnya. “Hanya ada satu Mourinho di dunia ini. Masalanya, bayak orang ingin bicara soal saya, bahkan mereka yang sama sekali tak mengenal saya,” kata pelatih asal Portugal itu kepada majalah Jepang, ‘Sport Graphic Number’. Selain kontroversial, Mourinho punya kepribadian yang terbuka. Ia tak segan-segan mengutarakan pendapatnya kepada siapapun, termasuk para pemain. Saat masih membela Real Madrid, Mourinho sempat mengincar gelandang Jepang, Shinji Kagawa, yang sekarang bermain untuk Manchester United. Namun dengan terus terang pula ia katakan bahwa Kagawa hanyalah ‘ban serep’. “Kami sudah berbicara dengannya dan kami hampir merekrutnya, tetapi saya bersikap jujur kepadanya dan saya bilang bahwa pilihan pertama saya adalah (Mesut) Ozil. Saya beritahu Kagawa karena saya tak mau menyembunyikan apapun, pada akhirnya dia memilih Manchester United,” katanya. Mourinho kembali ke Chelsea di awal musim ini setelah enam tahun pergi. Saat kembali, ia tak segan-segan menunjukkan sikapnya kepada para pemain senior. “Seorang pelatih dan pemain bisa menjadi teman. Saat saya kembali ke Chelsea musim panas ini, hal pertama yang saya bilang kepada kawan saya (gelandang Chelsea) Frank Lampard adalah ‘kamu sudah umur 35 tahun sekarang, kalau kamu bisa menjaga performa maka kamu akan main, tetapi jika tidak, kamu akan duduk di bangku cadangan’,” tutur Mourinho. “Lalu Lampard bilang, ‘saya sudah kenal kamu sejak saya masih umur sembilan tahun, saya tahu kamu akan berkata seperti itu’. Kalau pemain dan pelatih bisa benar-benar saling memahami satu sama lain maka mereka bisa menjadi kawan,” katanya. Di balik sosoknya yang seperti itu, Mourinho ternyata sosok yang religius. Setidaknya, seperti itulah pengakuannya. “Sebelum pertandingan, di ruangan saya, saya buka Alkitab dan membaca bacaan dari satu bab selama beberapa menit. Itu membuat saya selalu merasa positif,” pelatih kelahiran Setubal, Portugal, itu mengakhiri.
Posted on: Sun, 17 Nov 2013 05:19:16 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015