MAKRIFAT ZAT ILAHIYAH Apakah benar kita sudah bersaksi langsung - TopicsExpress



          

MAKRIFAT ZAT ILAHIYAH Apakah benar kita sudah bersaksi langsung kepada Allah dan menyaksikan langsung keberadaan Allah? Jikalau belum kita menyaksikan langsung keberadaan Allah apakah bukan berarti kita telah bersaksi palsu? dan bagaimanakah hukum orang yang bersaksi palsu? Kalau begitu siapakah Allah? Bagaimanakah Allah? dan dimanakah Allah? Apakah Allah itu wujud dan benar adanya? Dimanakah kebenaran Allah yang sebenarnya? Apakah di dalam diri kita ataukah di luar diri kita?, kalau di dalam diri kita seperti yang tertulis di dalam Al-Quran bahwa Allah itu lebih dekat dari urat leher kita, sebenarnya siapakah diri kita dan bagaimanakah hubungan kita dengan Allah dan kenapa Allah turunkan Al-Quran kepada manusia? Keamanan dalam negeri dan luar negeri akan terjamin karena Allah itu bersifat Rahmaan dan Rahiim. []“Muslim tidak mengenal istilah agama milik Allah Ta’ala dan tanah air milik semua orang.” Setiap muslim meyakini segala yang ada di alam ini milik Allah Ta’ala semata. Siapa yang berusaha merubah makna ini, ia penipu yang ingin mencabut sumber kekuasaan negara, agar mudah dicaplok. Orang muslim tidak mengenal pemisahan antara agama dan negara. Ia yakin sepenuhnya pemerintah tidak punya hak bersama Allah Ta’ala. Sebab bila diyakini pemerintah punya hak bersama Allah Ta’ala, maka pemerintah tersebut menjadi sekutu bagiNya. Sedang muslim tidak mengakui kemusyrikan dalam bentuk apapun. – Umar Tilmisani- eramuslim/islamic-quotes/pemerintah-atau-siapapun-mereka-tidak-punya-hak-bersama-allah-swt.htm []eramuslim/nasehat-ulama/bagaimana-allah-memenangkan-islam-atas-bangsa-bangsa-besar.htm []eramuslim/nasehat-ulama/wahai-orang-muslim-berharta-jadilah-engkau-ustman-ustman-baru.htm#.UpNAbqzoj4t Peperangan dan kekacauan, kekerasan dan kedholiman tidak akan terjadi, karena semua manusia berpegang pada satu yaitu Aqidah atau Keyakinan. Apabila aqidah itu sudah ditanamkan pada suatu tempat yang paling tinggi di muka bumi ini maka akan tercapailah kedamaian dan apa yang kita cari selama ini. []Percayakah ….bahwa para teroris (baca: mujahidin) ini justru LEBIH MENCINTAI INDONESIA DARIPADA KITA? BAHKAN MEREKA LEBIH MENCINTAI INDONESIA DARIPADA PEJABAT DAN PEMERINTAH YANG MENUDUH MEREKA SUKA MELAKUKAN TEROR? Dengan keterbatasan ilmu yang saya miliki, saya akan paparkan 2 bukti saja: [1]Salah satu alasan para teroris (baca: mujahidin) begitu ingin menegakkan hukum Islam di Indonesia adalah karena mereka SADAR dan PAHAM akan akibat yang muncul jika Islam tidak tegak sebagaimana yang Allah firmankan: “Dan Rabbmu sekali-kali tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zalim, sedangkan penduduknya orang-orang yang berbuat KEBAIKAN.” (Hud: 109) “… dan tidak pernah (pula) Kami membinasakan kota-kota, kecuali penduduknya dalam keadaan melakukan KEZALIMAN.” (Al-Qashash: 59) “Dan apakah belum jelas bagi orang-orang yang mempusakai suatu negeri sesudah (lenyap) penduduknya, bahwa kalau Kami menghendaki tentu Kami azab mereka karena dosa-dosanya; dan Kami kunci hati mereka sehingga mereka tidak dapat mendengar (pelajaran lagi)?” (Al-A’raf: 109) Dan sekarang, saksikanlah, Betapa bencana alam di Indonesia ini datang bertubi-tubi: banjir, gempa, puting beliung, tsunami, dll. Ini lho yang berusaha dihindari para mujahidin! Ini lho diantara alasan perjuangan mereka! Ini lho alasan mereka dipenjara dan disiksa bahkan dieksekusi! Dan sebenarnya, KITA-LAH YANG BERUSAHA MEREKA SELAMATKAN DARI AZAB-NYA! Terbukti bukan bahwa mereka sebenarnya mencintai KITA dan INDONESIA? Para pejabat dan pemerintah, yang hidupnya DIBIAYAI oleh rakyat, malah semena-mena di bumi Allah ini! Mereka tak ingin berhukum dengan hukum Allah! Kepada Allah saja mereka zhalim apalagi kepada kita, para rakyat yang manusia biasa? Buktinya: mereka korupsi, menerima suap, menggelapkan berbagai dana, membiarkan aset-aset bangsa dikendalikan oleh kekuatan asing (contoh: Freeport), membiarkan negaranya disadap dan ditelanjangi pihak asing, dan yang parah: menangkap para mujahid yang MENGINGINKAN KESELAMATAN MEREKA DAN INDONESIA DARI AZAB ALLAH. Sungguh tega dan tak tahu berterimakasih! Dan mereka malah mengklaim diri mereka mencintai Indonesia? Sementara bukti di depan mata sudah jelas bahwa MEREKA-LAH PENYEBAB MUSIBAH di Indonesia. Kebanyakan mereka orang kaya bukan? Mari simak ayat berikut: “Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya menaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.” (Al-Isra: 16) Lihatlah, negara kita ini sudah terbalik! Y ang haq terlihat bathil sedangkan yang bathil terlihat haq! Pecinta negeri ini dianggap teroris, sedangkan PARA PENGKHIANAT itu malah dianggap pahlawan! Ayo, Sobat, berpikir jernih-lah sedikit saja mengenai hal ini! Jangan mau dibodohi terus oleh media sekuler yang dikendalikan oleh musuh Islam! *** Bumi ini yg menciptakan adalah Allah, Bung! Maka HANYA Allah Yang Berhak Mengatur bumi-Nya, kalau anda tidak mau diatur oleh hukum Allah, SANA ANDA SAJA YANG MINGGAT DARI BUMI ALLAH DAN CARI BUMI LAIN JIKA ADA, JIKA TIDAK ADA, MAKA CIPTAKAN BUMI ANDA SENDIRI JIKA ANDA BISA!!! - See more at: voa-islam/read/smart-teen/2013/11/24/27751/smart-teen-44-terorislah-yang-paling-mencintai-indonesia/#sthash.H3wDCCcc.dpuf -------------------- Wahai....seluruh umat Islam di muka bumi ini, yang telah mengaku bersyahadah dengan kalimat Tauhid Asyhadu an La ilaha ila Allah wa asyhadu ana Muhammad Rasulullah MARILAH SADAR [] voa-islam/read/smart-teen/2013/11/23/27725/smart-teen-42-mengaku-cinta-islam-tapi-jilbab-aja-ga-paham/#sthash.z25EERHx.dpbs][voa-islam/read/smart-teen/2013/11/24/27750/smart-teen-43-apa-kontribusi-kita-untuk-islam/#sthash.nXma9eF7.dpbs BANGKIT DAN BERSATULAH DALAM SATU TUJUAN, YAITU MENUJU KEBENARAN ALLAH []tidak ada solusi lain selain mendirikan kembali khilafah sebagai instusi umat Islam demi meraih kemulian al-khilafah.org/2013/11/semangat-hijrah-perubahan-dunia-menuju.html [] al-khilafah.org/2013/11/masya-allah-anak-anak-dan-remaja-muslim.html RUJUK DAN CERMINKAN KE; []Sebagaimana yang diklaim oleh penulis sejarah Indonesia bahwa masa kegemilangan Indonesia adalah pada periode Sriwijaya dan Majapahit, dan pada masa Suharto yang diunggulkan kisah Majapahit serta masa kemunduran Indonesia pada masa merebaknya Kerajaan Islam, maka Prof Sayyed Hussein Alatas menerangkan hal yang terbalik dari sejarah versi kaum nasionalis. Tahun 74, Prof Alatas menyampaikan pidato di UKM dengan memberikan teori, yang belum pernah diutarakan oleh peniliti sebelumnya, bahwa kalau kita ingin melihat sejauh mana Islam ini berpengaruh di alam Melayu ini, bukan hanya Indonesia, kita harus melihat dari bahasanya. Selama ini perdebaatan itu ditekankan pada penemuan artefak. Padahal dalam konteks Islamisasi, yang Islam kan ide. Contohnya, Borobudur itu dibangun dengan sangat megah, tetapi sampai hari ini, tidak ada satupun penganut agama Budha. “Oleh karena itu kalau kita ingin melihat pengaruh Islam, kita melihat pengaruh pada pemikirannya. Dan pengaruh pemikiran yang paling mudah untuk dilihat itu dari bahasa. Bahasa ini kan mewakili cara berfikir. Oleh karena itu Prof Alatas, Beliau adalah pakar linguistik yang sangat baik. Beliau menganalisis bagaimana pengaruh Islam terhadap perkembangan linguistic Bahasa Melayu. Dan beliau menemukian Bahasa Melayu setelah perkembangan Islam sangat dipengaruhi oleh kosakata Bahasa Arab yang telah diIslamkan.” “Oleh karena itu sangat tidak beralasan kalau mengatakan Islam sangat tidak berpengaruh di Indonesia. Tapi nasi memang sudah jadi bubur di Indonesia ini. Pengajaran sejarah di Indonesia ini sudah dipengaruhi oleh kepercayaan bahwa Hindu-Budha ini sangat berpengaruh di Indonesia.” - See more at: voa-islam/read/indonesiana/2013/11/25/27775/ternyata-pengaruh-islam-lebih-hebat-dibandingkan-majapahit/#sthash.86cuixR9.dpuf [] nahimunkar/kurikulum-sejarah-indonesia-tuduh-kerajaan-islam-jadi-pemecah-belah/ KITA BUKA DIRI agar mengerti siapa diri kita, kita buka dan pelajari dengan santun Al-Quran agar mengerti apa dan siapa kita ini dihadapan Allah. []Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha perkasa lagi Maha Pengampun.” (QS. Faathir: 28) Demikian itu, setiap kali pengetahuan seseorang tentang Allah yang Maha agung itu sempurna, maka ilmu yang ada padanya juga sempurna. Jika ilmu sempurna maka rasa takut pada dirinya terhadap Allah juga akan lebih besar. Karena hakikat ilmu adalah apa yang tertanam dalam hati, lalu nampak pada lisan, berbuah amal dan melahirkan rasa takut dan takwa. Ulama yang demikian itu tidak aan berbicara tentang Allah melainkan dengan ilmu. Jika ia khawatir tidak tahu maka ia diam, tidak membuat-buat kedustaan dalam agama Allah. Ia sadar bahwa berdusta terhadap Allah dan syariat-Nya itu dosanya lebih berbahaya daripada syirik kepada-Nya. - See more at: voa-islam/read/aqidah/2013/11/23/27735/ulama-rabbani-tak-membenarkan-kejahatan-para-thaghut/#sthash.QHgGawSZ.dpuf KITA AKAN MMENEMUKAN KEBENARAN ALLAH yang hakiki bahwa yang benar adalah Allah bukanlah kita sebagai manusia. Janganlah mengaku diri sendiri sudah mempunyai ilmu padahal sebenarnya adalah kosong karena tidak ada satu mahluk di dunia ini yang mempunyai ilmu selain dari pada Allah karena ilmu itu milik Allah dan manusia hanya sekedar diberi pengetahuan (bukan ilmu) agar mengerti dan mencari kebenaran manusia itu sendiri dan kebenaran Al-Quran dan kebenaran Allah dan yang terakhir adalah kebenaran dari pada Dzat-Nya. Barang Siapa yang mengenal dirinya maka dia akan mengenal Tuhannya dan barang siapa yang sudah mengenal Tuhannya berarti dia sudah bersyahadah (menyaksikan) LA ILAHA ILA ALLAH, dan barang siapa yang sudah bersyahadah berarti dia sudah Islam dan Allah akan mengatakan (bahwa) Hari ini telah Ku sempurnakan nikmatmu dan Aku (Allah) ridho Islam-lah agamamu. Tidak ada yang bisa berjalan di muka bumi ini tanpa dia mengerti dirinya dan tidak ada usaha yang maju atau sukses tanpa dia mengerti usahanya karena semuanya itu adalah atas dasar satu kehendak yaitu kehendak Allah dan bukanlah kehendak manusia. []Ketika seseorang tidak memahami Lailahaillallah, ar-Rabb, Ibadah dan istilah ad-Dien. Maka ia akan melihat al Quran hanya rangkaian kata dan kalimat saja. Tidak lebih. la tidak mampu memahami al Quran sedikitpun, ia tidak akan bisa memahami hakekat tauhid dan syirik, juga tidak akan bisa mempersembahkan ibadahnya hanya kepada Allah serta tidak akan sanggup mengiklaskan ketaatannya hanya untuk Allah semata. (al Mustholahat al-Arbaah, hal. 4) https://groups.google/forum/#!msg/myquran/PlSHxry9wAQ/r18bsPiD2VoJ abuamnan.blogspot/2013/05/kewajiban-iqomatuddien.html [] Begitu pula suatu bangsa atau negara, apabila suatu bangsa atau negara itu mengerti akan hakekat berbangsa dan bernegara dan mengerti hakekat dari pada dirinya maka tidak akan mungkin terjadi perpecahan dan tidak akan muncul tragedi teroris yang selama ini selalu dituduhkan kedalam diri Islam. Di dunia dan alam semesta ini hanya ada satu kekuatan yaitu kekuatan Allah dan segala apapun yang terjadi di dunia ini adalah kehendak Allah. Amerika bukanlah negara super power, Rusia juga bukan negara super power karena kekuatan yang dimiliki oleh masing-masing negara di dunia ini hanyalah bersifat fatamorgana atau ilusi belaka. Jika Allah berkehendak satu negara itu hancur, akan hancurlah negara itu dan begitu pula apabila Allah berkehendak dunia ini hancur akan hancurlah dunia. Tetapi jika Allah berkehendak suatu bangsa itu maju maka akan majulah bangsa itu, dan semua ini adalah kehendak Allah dan Allah akan melihat dan memilih bangsa atau negara mana yang harus dihancurkan dan bangsa atau negara mana yang harus dibangkitkan dan siapa-siapa yng dekat dan mengenal akan Allah maka itulah yang akan diselamatkan oleh Allah. Negara atau Bangsa Indonesia tidak pernah bercita-cita untuk menjadi negara super power seperti negara-negara lainnya NEGARA DAN BANGSA INDONESIA BERCITA CITA MENJADI MERCUSUAR DUNIA DENGAN TAUHID Makrifat Allah SWT adalah fondasi berdirinya Islam secara keseluruhan. Tanpa makrifat ini; seluruh amal ibadah dalam Islam atau untuk Islam menjadi tidak punya nilai hakikinya. Ini dikarenakan dalam kondisi seperti itu, orang tersebut kehilangan ruhnya; “apa nilai amal yang tidak memiliki ruh? Bagaiman kita mengenal Allah? Jalan apa yang harus ditempuh untuk menuju makrifat ini? Pertanyaan ini haruslah dijawab, karena jika kita tidak mengetahui jalannya, kita tidak akan sampai ke tujuan yang kita inginkan. --------------------------------------------------- PANDANGAN ORANG-ORANG KAFIR TERHADAP JALAN INI. Banyak orang baik pada masa lalu maupun masa kini yang mengingkari wjud Allah, dengan alasan bahwa mereka tidak dapat merasakan keberadaanNya dengan indra mereka. Mereka berpendapat bahwa jalan untuk menegetahui segala sesuatunya adalah indra itu. Karena itu; mereka menuduh orang-orang yang beriman kepada Allah sebagai para pengkhayal, sesat, pembuat klinik, sakit jiwa, TIDAK ILMIAH, dan tuduhan-tuduhan lainnya dialamtakan oleh orang kafir terhadap kaum beriman. Dengan alasan, orang orang beriman itu mengimani wujud Allah bukan dengan jalan inderawi. Mereka berkata bahwa mereka hanya mengimani apa yang dapat ditangkap oleh indera mereka, TERBANTAH DENGAN SENDIRI AOLEH REALITAS MATERIAL TEMPAT MEREKA HIDUP.. Misal; =Mereka mengimani adanya kekuatan gravitasi dan hukumnya secara inderawi. Meskipun mereka tidak melihat keberadaan secara inderawi. =Mereka mengimani keberadaan rasio meskipun mereka tidak dapat meskipun mereka tidak melihat wujudnya rasaio; semata mata hanya melihat hasil-hasilnya. =Mereka mengimani keberadaan magnet sebagai hasil dari melihat adayan daya tarik menarik antara satu besi dengan besi yang lain, tanpa melihat faktor yang menariknya. =Mereka mengimani keberadaan elektron dan neutron meskipun mereka tidak pernah melihat elektron dan neutron. Semua itu MENUNJUKKAN bahwa; =Mereka mereka mengimani banyak hal yang tidak dapat dicapai oleh indera mereka. Keimanan mereka yang tanpa keraguan itu dihasilkan semata-mata setelah mereka melihat pengaruh atau kekuatan yang ditunjukkan oleh hal-hal yang diimani keberadaannya itu. Hal ini MENUNJUKKAN DENGAN JELAS bahwa banyak hal yang diimani ke-beradaannya oleh mereka adalah semata-mata ditunjukkan oleh pengaruh-pengaruhnya, bukan karena mereka menangkap zatnya dengan indera mereka..” Rasiolah, bukan indra, yang memperkenalakan semua itu pada mereka. Indera adalah alat yang memberikan perangkat-perangkat penilai kepada rasio sehingga ia dapat menetapakan penilaiannya, namun tanpa keberadaan rasio, tentunya penilain itu tidak dapat dihasilkan dan tentu saja tidak dapat dihasilkan suatu ilmu pengetahuan. LEBIH PARAH lagi; pada faktanya, indera acapkali memberi gambaran yang keliru kepada kita dan dengan dengan akal sajalah kita baru mengetahui fakta yang sebenar-benarnya. Misal; Sebatang tongkat yang dicelupkan ke dalam air akan tampak bengkok. Garis-0garis yang diletakkan sejajar dari jarak jauh akan terlihat tidak sejajar. Nomer nomer putih tampak lebih besar dari nomer-nomer yang berwarna. Kita selalu merasa bahwa ;”kita sedang berjalan dengan kepala di atas meskipun kita berada di kutub Utara. Kutub selatan atau di garis katulistiwa. Semua kenyataan ini menjelaskan kepada kita dengan jelas bahwa tanpa dukungan rasio, niscaya indera kita akan memberi gambaran yang salah, bukan kebenaran, dan tanpa rasio kita tidak memiliki pengetahuan. “Apakah mereka benar, ketika mereka MEMBATASI semua pengetahuan hanya melalui jalan indera?”. “Apakah mereka bersikap logis terhadap diri mereka ketika menolak keimanan kepada Allah, dengan alasan mereka tidak bisa melihat tidak dapat mencapai-Nya dengan indera mereka?” Ini terjadi meskipun mereka mempercayai banyak hal lain yang tidak dapat mereka tangkap dengan indera mereka dan hanya mereka lihat pengaruhnya saja. Semua itu adalah fakta terbanyak yang diketahui manusia. Sebelum diemukan alat yang dapat mendeteksi keberadaan wujud yang kast, apakah wujud itu belum ada? Karenanya apakah pengingkaran mereka terhadap wujud itu sebelum ditemukan alat pendeteksi, bersifat ilmiah? Selanjutnya, apakah seluruh fakta ilmiah ditemukan oleh indera atau alat? Bukankah fakta matematis dan banyak fakta kosmos hanya dapat dicapai oleh rasio, kontemplasi, dan penghubung konklusi dengan premis-premis? Selanjutnya, bukankah setiap masalah memerlukan perangkat khusus yang sesuai dengannya? Bukankah perangkat rasio mencukupi bagi mereka untuk sampai pada Allah? Seandainya mereka mempunyai hati[yang sehat] niscaya kita ajak bicara dengan hati dan akan kita terangkan bagaimana orang-orang yang mempunyai HATI NURANI YANG BERSIH [ AHLUL QULUB] dengan mencapai makrifat Allah dengan hati mereka, dengan kadar makrifat yang sebenarnya, yaitu makrifat dzuuqiyah yang “TIDAK BISA DIBANDINGKAN DENGAN KEKUATANNYA dengan makrifat apapun.” [ ada pembahasan lain]. ”.......Karena sesungguhnya, bukanlah mata itu yang buta. Tetapi yang buta. ialah hati yang ada di dalam dada.” (al-Hajj;66) Akan tetapi, HATI MEREKA TELAH MATI sehingga kita tidak dapat mengajak mereka bicara dengan hati, karena mereka tidak memahami. [Yang dimaksud Dengan”hati” lain yaitu terpusat dalam qalbu; ini ada ilmu yang sangat hebat;[ pembahasan lain]. Persepsi yang salah tentang jalan makrifat kepada Allah ini baik pada masa lalu maupun sekarang adalah salah satu UNSUR TERBESAR yang menjauhkan manusia dari jalan keimanan yang sahih kepada Allah, padahal kesalahan persepsi semacam amat jelas. Secara elementer, rasio mengatakan bahwa ALLAHLAH YANG MENCIPTAKAN SELURUH MATERI INI, BUKAN MATERI YANG MENCIPTAKAN DIRINYA SENDIRI karena materi tidak dapat menciptakan materi. “Apkah mereka diciptakan tanpa sesuatu pun ataukah mereka yang menciptakan diri [diri mereka sendiri]? Ataukah mereka telah menciptakan langit dan bumi itu?......”(ath-Thuur;35-36). ----------catatan -------- Suatu nateri tidak dapat melakukan aktifitas berpikir sekalipun terhadap hukum-hukum yang diterapkan pada dirinya sendiri. Kareana atom-atom itu hanya mengikuti hukum-hukum susunan kimiawi, gaya gravitasi, dan pengaruh temperatur udara. Adapun kehidupan merupakan RAHASIA yang menakjubkan, hingga kita pun tidak mengerti esensinya kecuali merasakan efeknya . “Dan, mereka bertanya kepadamu tentang ruh, Katakanlah; Roh itu termasuk urusan Tuhanku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit.”(al-Israa; 85) ------------------------------- Jika puncak capaian indera dalam dunia materi ini adalah materi indera saja, tentunya indera mereka tidak dapat mencapai makrifat Allah. Tampaknya, semua bangsa dan golongan atau seseorang dari kalangan kafir, pastilah mengalami keracuan tentang persepsi inderawi dalam mencapai makrifat Dzat Ilahiyah. Pada masa kini, kita mendengar beberapa orang yang mengatakan bahwa Tuhan tidak dapat dilihat, Tuhan tidak ada. Mereka pun akhirnya memilih ateisme. Lebih ektrem, kita dapati beberapa negara meneriakkan hal itu. Salah satu jawaban fitrah yang terbaik tentang masalah ini adalah anekdot ; Disekolah SD, seorang guru Sd berkata kepada murid-murid kelas 5; :Apakah kalian melihat saya?” Mereka menjawab:” Ya” “Dengan begitu, berati saya ada” kata guru. “Apakah kalian meliahat papan tulis?” Tanyanya lebih lanjut Mereka menjawab; “Ya” “Jika demikian papan tulis itu ada,” kata sang Guru “ Apakah kalian melihat meja?” tanya lagi. Mereka menjawab;”Ya Berarti meja itu ada? Kata sang guru. “Apakah kalian melihat Tuhan?” tanyanya lagi Mereka menjawab ; “Tidak Guru itu berkat Itu berarti Tuhan itu tidak ada.” Selanjutnya seorang murid yang cerdas berdiri dan bertanya,”Apakah kalian melihat akal guru kita?” Teman 0temanya menjawab ;”Tidak” Dengan demikian, AKAL GURU KITA TIDAK ADA.. Persepsi yang salah [ ukuran mengakui adanya Allah dengan mencapainya] telah menjadi pegangan banyak orang kafir, semenjak jaman lampau sampai sekarang. Ini juga adalah salah satu hasil PENYAKIT JIWA atau [ hati yang sakit], bukan hasil dari pemikiran yang sehat, lurus dan JUJUR dalam memandang sesuatu. Al-Quran telah memberitakan kepada kita bahwa orang orang kafir sepanjang masa; mensyaratkan keimanan kepada Allah dengan jalan pendengaran dan penglihatan. Al-Quran telah menyebutkan kesalahan syarat itu. Hal itu juga PENYAKIT yang dihasilkan oleh persepsi yang keliru. Al-Quran menyatakan bahwa faktor yang mendorong permintaan syarat itu adalah ; “Kesombongan, kajahilan, kesesatan dan kezaliman.” [ bersambung]
Posted on: Mon, 25 Nov 2013 12:48:52 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015