MEDAN (Waspada): PLN hanyalah operator yang menjalankan regulasi - TopicsExpress



          

MEDAN (Waspada): PLN hanyalah operator yang menjalankan regulasi pemerintah dalam memberi pelayanan kepada masyarakat untuk pemenuhan kebutuhan penerangan listrik.Dalam menjalankan regulasi tersebut, PLN selalu berupaya dan bekerja maksimal untuk melayani masyarakat Indonesia, khususnya Sumut.Hal tersebut dikatakan Deputi Manajer Hukum dan Humas PT PLN (Persero) Regional Sumut Raidir Sigalingging menjawab pertanyaan Waspada, terkait dengan kinerja PLN yang dinilai buruk oleh masyarakat. Saat ini, kata Raidir, PLN terus berupaya memberi pelayanan yang baik kepada masyarakat,terutama di saat bulan suci Ramadhan ini. PLN berupaya tidak memadamkan listrik di saat umat Islam menjalankan ibadah, terutama pada malam hari. “Kalaupun ada pemadaman akibat gangguan di kawasan-kawasan tertentu, petugas di lapangan segera turun mengatasinya,” ujar Raidir yang tidak memungkiri listrik padam yang diakibatkan berbagai gangguan pasti tetap ada dan itu di luar beban puncak. Terkait dengan kenaikan TDL, Raidir mengatakan, kenaikan itu bukan PLN yang menetapkan.PLN hanyalah operator yang menjalankan regulasi pemerintah. “PLN ini ibarat sopir angkot,sedangkan pemilik angkotnya adalah pemerin-tah. TDL pemerintah yang menetapkan, DPR yang rapat menyetujui, sedangkan PLN hanya menjalankan,” ujarnya. Mengenai kondisi kelistrikan saat ini, Raidir mengatakan, pasokan listrik dari pembangkit yang ada di Sumut dalam kondisi pas-pasan, permintaan dengan kemampuan daya yang dihasilkan masih sama. Seharusnya, sesuai dengan teori ilmu kelistrikan, kondisi listrik aman itu haru sada stok sekitar 30 persen, ini baru namanya aman. Jadi saat beban puncak 1.600 MW, harusa da stok 30 persen dari beban puncak. Dengan demikian jika ada mesin pembangkit besar yang rusak, masih ada cadangan 30 persen, sehingga kondisi listrik tidak terganggu,” ujarnya seraya mengatakan, kalaupun ada cadangan di Sumut masih sangat kecil.Sedangkan untuk pembangunan pembangkit baru guna memenuhi stok 30 persen tersebut,itu keputusannya dari pemerintah pusat, sedangkan PLN hanya bisa berencana menambah pembangkit guna memenuhi pasokan listrik di daerah ini. “PLN punya rencana membangun pembangkit hingga 25 tahun ke depan, namun pelaksanaan tergantung dari pemerintah pusat,” ujarnya.Pemasangan Baru Terkait dengan kondisi kelistrikan Sumut yang pas-pasan bahkan sering mengalami deficit, namun PLN tetap menerima pemasangan baru termasuk perkantoran dan pusat bisnis. Manager PLN Area Medan Abdul Haris Nasution mengatakan, defisit yang terjadi tidak sepanjang waktu,hanya terjadi saat adanya kerusakan pada mesin pembangkit yang ada.Sehingga, katanya, terkait permintaan masyarakat untuk mendapatkan listrik, PLN tidak bisa menolaknya karena mereka juga punya hak untuk mendapatkan pelayanan listrik. “Kalau kita tidak menerima permintaan pelayanan listrik tersebut,maka kita akan dianggap melakukan diskriminasidi negeri sendiri, khususnya di Sumut,” ujarnya.“Kita juga tidak bisa menolak permintaan perkantoran maupun pusat bisnis yang dibangun di daerah ini. Sebab, kalau tidak dilayani, maka akan dikatakan menghambat pertumbuhan perekonomian di Sumut. Bahkan perekonomian di Sumut tidak akan berkembang, karena tidak terpenuhinya infrastruktur listrik di daerah ini,”tambahnya. Abdul Haris menyebutkan, masalah defisitdi Sumut memang kondisi yang terjadi saat ini,namun PLN terus berupaya mengatasi defisit tersebut. Pelayanan penerimaan pemasangan baru juga mengikuti perkembangan dimana,direncanakan pada tahun 2013 ini, akan masukdaya dari Naganraya sebesar 100 MW dan pada 2014 akan masuk lagi dari PLTU Pangkalan susu 200 MW. Bahkan, akan ada tambahan daya dengan menyewa mesin swasta sebesar 150 MW. “Dengan tambahan daya tersebut, kita sudah memprediksi dan tetap melayani permintaan masyarakat akan listrik. Sehingga penerimaan layanan pemasangan baru ini bisa terpenuhi dengan masuknya tambahan daya dari beberapa pembangkit tersebut, sehingga tidak mengganggu kondisi listrik yang sudah ada,” ujarnya. Itu sebabnya, PLN tetap menerima pemasangan baru. Apalagi, di Sumut saat ini ada beberapa daerah rasio elektrifikasinya masih di bawah 50 persen. Artinya masih ada masyarakat yang belum menikmati layanan listrik. “Sehingga, kalau kita tidak memberikan pelayanan pemenuhan listrik ini, maka kita akan dianggap melakukan diskriminasi di negeri sendiri,” ujarnya. Siap Terima LaporanTerkait dengan pemadaman listrik yang sering terjadi, sedangkan tagihan listrik pelanggan tetap sama atau membengkak, Abdul Haris mengatakan, pelanggan dipersilahkan untukmembuat laporan pengaduan ke kantor PLN terdekat sambil membawa bukti agar bisa dilakukan investigasi. “Kalau ada pelanggan yang merasa pada saat listrik sering padam, namun tagihan tetap sama atau malah lebih besar, silakan lapor ke PLN terdekat. Kalau ada tagihan yang melonjak, pasti ada terjadi kesalahan. PLN akan melakukan inves-tigasi, dimana letak kesalahannya,” ujarnya. Kalau listrik mati, lanjut Abdul Haris, tentunya tidak ada pemakaian. “Kalau memang ada kesalahan di pencatatan, PLN akan memberikan sanksi kepada petugasnya di lapangan karena salah mencatat dan perusahaannya akan diberi pinalti.Sedangkan bagi pelanggan akan dinormalkan kembali tagihannya,” tegas Abdul Haris. Dia menyebutkan, berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan PLN Area Medan, Abdul Haris menyebutkan, akibat pemadaman yang sering terjadinya di Medan ini, penggunaan kwh untuk PLN Medan mengalami penurunan. “Begitu juga dengan kwh yang dijual kepada pelanggan juga menurun, penurunannya sekira 10 persen,sehingga pendapatan yang diterima PLN juga menurun,” ujarnya. Sementara itu, terkait dengan terus masuknya BBM solar untuk pembangkitan listrik di Sumut,sedangkan mesin tidak beroperasi karena sedang perbaikan, Humas PLN Pembangkitan SumateraBagian Utara (KitSBU) Probo Sulistiyo saat dikonfirmasi mengatakan, saat ini memang pembangkitan di Sumut sebagian besar masih menggunakan bahan bakar jenis solar atau mencapai 55 persen lebih, sedangkan sisanya masih menggunakan tenaga gas, air, batubara dan lainnya. “Sebagian besar mesin pembangkit di Sumut menggunakan solar, sedangkan yang tidak beroperasi hanya empat pembangkit, sehingga BBM solar tetap disuplai untuk mengoperasikan beberapa mesin pembangkit lainnya agar kelistrikan di Sumut tetap menyala,” ujarnya.Menurutnya, dengan tidak beroperasinya empat mesin pembangkit tersebut, tentunya penggunaan BBM solar berkurang. Namun, berapa berkurangnya jumlah penggunaan solar tersebut belum diketahui,karena akan dilakukan penghitungan secara periodik. “Akan ada laporan pertanggungjawaban penggunaan solar setiap bulannya dan disampaikan langsung ke pusat,” ujarnya. (m41)
Posted on: Mon, 15 Jul 2013 05:02:52 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015