MENANG BIASA, KALAH KEBACUT Arema Pesta Tujuh Gol ke Gawang PSPS MALANG – Spanduk itu sangat mencolok. Muncul di sektor utara tribun di Stadion Kanjuruhan. Tidak saja pandangan puluhan ribu Aremania yang melihat, tapi juga jutaan pasang mata, yang menyaksikan Arema Indonesia vs PSPS, lewat televisi. ‘’Menang Biasa, Kalah Kebacut!’’ Singkat, padat tapi jelas. Apalagi penonton kemarin hanya berjumlah 12.229 orang dari kapasitas stadion sekitar 45 ribu. Tidak sepadat laga-laga sebelumnya. Otomatis, spanduk di atas kain hitam itu, sangat mencolok. Bisa jadi, ‘kebacut’ itu akan benar-benar muncul. Bagaimana tidak, hingga menjelang babak pertama usia, kedudukan masih 0-0. Sampai menit 43, ketika Greg dilanggar di kotak terlarang, Arema mendapat penalti. Kayamba yang didapuk sebagai algojo, harus mengulang tendangannya. Sepakan pertama, meski masuk, dianggap tidak sah. Dia sempat berhenti, sebelum nendang. Beruntung tendangan keduanya masuk. Tapi tanda-tanda ‘kebacut’ kembali muncul. PSPS yang hanya menempatkan Isnaini di depan, sisa pemain lainnya bertahan, sukses menjebol gawang Kurnia Meiga. Kedudukan 1-1, di menit 53. Terlihat sekali ada kesan memandang rendah lawan. Padahal kalau saja Arema langsung tancap gas seperti saat lawan Persija, hasilnya bisa lebih besar. Laga dalam lanjutan Indonesia Super League, kemarin, memang berakhir dengan skor telak. 7-1. Empat gol, dibuat Greg Nwokolo. Menit 56, 77, 79 dan 82. Sisanya dibuat Kayamba (43 dan 80) serta Dendi Santoso, menit 75. ‘’Wajar kalau Arema menang. Dari sudut pandang apapun, Arema lebih dari PSPS. Yang cukup disayangkan, masih ada satu gol yang bisa dibuat PSPS. Itu yang menodai kemenangan besar tim besar sekelas Arema,’’ kata Tommy Welly, komentator televisi. Diibaratkan pertandingan ujicoba lawan tim-tim lokal, sebuah tim sekelas Arema, biasanya tidak menghitung, berapa banyak gol yang bisa dibuat. Lawan ujicoba itu, yang sudah tentu kelasnya amatir, juga tidak berpikir gawangnya kebobolan berapa. Mereka akan menganggap menang, kalau bisa menjebol gawang tim profesional. Kondisi itulah, yang sepertinya tergambar dalam laga kemarin. Seperti juga yang tertulis dalam spanduk milik Aremania tersebut. ‘’Menang Wajar, Kalah Kebacut.’’ Jadi tak heran, ketika Arema sempat tertekan, justru beberapa kali ada teriakan mendukung PSPS. Belum lagi di beberapa kesempatan, Arema sering melakukan kesalahan mendasar. Salah passing, salah umpan dan salah pengertian antar pemain. Belum lagi, melihat penampilan PSPS yang nothing to lose, membuat Aremania kian gemas, karena Arema sulit menjebol gawang PSPS. Terutama di babak pertama. Padahal, main setengah lapangan. Pemain PSPS, sepertinya tidak kaget gawang mereka dibobol besar. Bench pemain, juga tidak terlihat begitu sedih. Bahkan mereka bisa tertawa lepas, ketika laga sudah berada di menit 75 dan Arema, baru menang 2-1. Baru setelah masuknya Dendi Santoso dan Irsyad Maulana menggantikan Sunarto dan Joko Sasongko menit 63, permainan berubah. Suntikan dua pemain itu, membuat ‘darah’ Arema kembali naik. Terbukti, lima gol langsung berhasil dicetak. Pesta diawali pemain baru, Dendi Santoso menit 75. Kemudian disusul dua gol Greg, dipermanis gol Kayamba dan ditutup Greg untuk menempatkan dia pencetak quarttrick. Sayang, sang goal getter Arema, Alberto ‘Beto’ Goncanzes, hanya memberi satu assist untuk gol Dendi. Selebihnya, striker asal Brasil itu belum bisa menambah pundit-pundi golnya. ‘’Apapun tetap harus disyukuri. Kita menang dalam jumlah besar. Karena kita harus berburu gol, untuk bersaing dengan tim-tim lainnya. Masak tujuh gol masih kurang,’’ kata General Manager Arema, Ruddy Widodo, sambil tersenyum. Ya, kemenangan kemarin, membuat Arema kembali ke posisi runner up. Mengalahkan Persib Bandung dengan selisih tiga poin. Arema mengumpulkan 56 poin. Hanya saja, Persib masih menyisakan dua laga lebih sedikit ketimbang Arema.Termasuk Sriwijaya FC dengan 52 poin, tapi juga masih bermain 26 kali. Posisi runner up, belum aman. (fin/avi)(malangpost) *houlihan*
Posted on: Fri, 05 Jul 2013 07:24:17 +0000
Trending Topics
Recently Viewed Topics
© 2015