MENGUPAS MAKNA KATA CITA-CITA, DENGKI, DUSTA, ENGGAN, EGOIS, KIKIR - TopicsExpress



          

MENGUPAS MAKNA KATA CITA-CITA, DENGKI, DUSTA, ENGGAN, EGOIS, KIKIR DALAM MEMBANGUN AKHLAK MELALUI PEMAHAMAN KEBIASAAN YANG PRODUKTIF PENDAHULUAN Bila kita merenung sejenak untuk memanfaatkan kemampuan kita berpikir dalam menemukan diri menuju ke perjalanan hidup ini, maka kita harus berusaha menemukan tentang diri kita melalui suatu pendekatan yang kita sebut dengan menghayati makna dalam kata sebagai daya dorong untuk membangun diri menuju perjalanan hidup yang abadi. Dengan membangun kebiasaan yang produktif tersebut, kita menarik satu kebutuhan untuk meningkatkan kemampuan kita mengenal tentang diri, agar kita mampu dapat menuntun dalam bersikap dan berperilaku sesuai dengan tuntunan ajaran agama yang mendidik manusia yang memliki moral / akhlak. Oleh karena itu hanya dengan membangun kebiasaan yang produktif, kita mampu mengendalikan pemanfaatan harta, nafsu syahwat dan pangkat duniawi kedalam ruang dan waktu dalam menumbuh kembangkan ke dalam hati agar kita mampu meningkatkan arti kesadaran dalam diri manusia. Tingkat kesadaran hanya dapat ditingkatkan bila kita menghayati sepenuhnya keinginan ingin tahu yang mendalam makna kata CITA-CITA, DENGKI, DUSTA, ENGGAN, EGOIS, KIKIR, sebagai daya dorong agar kita selalu meyakini bahwa dalam bersikap dan berperilaku kita selalu diawasi oleh Allah Swt. Sebagai manusia yang beriman. 1. CITA-CITA Bertitik tolak dari pemikiran, apa arti keberadaannya hidup di dunia sebagai mahluk yang paling mulia diciptakan, maka manusia dikatakan sebagai khalifah di muka bumi. Sejalan dengan kemampuan menggerakkan kekuatan pikiran sebagai manusia yang beriman, maka cita-cita bagaimana menjadi orang yang bertakwa dicintai di dunia dan sukses di akhirat. Manusia dengan kesadaran yang rendah, disebut juga sebagai kesadaran inderawi, maka mereka beranggapan dunia ini sebagai segala-galanya dalam menjalani hidup ini sehingga menjadikan sebagai pusat segala tujuan dan cita-cita. Pandangan cita-cita hidup bahwa dunia adalah segala-galanya akan menuntun kedalam sikap dan perilaku yang tidak memiliki kebiasaan yang produktif karena setiap mereka melangkah dengan kesadaran inderawi mendorong pola hidupnya yang sangat meterialistik yang berdampak dengan maksud dn tujuan hidupnya bukan untuk mencari keridhaan Sang Penciptanya. Untuk mengingat manusia sebagai mahluk yan paling mulia di mata Allah Swt, maka dalam menempatkan cita-cita dalam hidup ini, maka berpegang teguhlah untuk membangun dalam hidup ini pada ajaran yang diyakini oleh yang bersangkutan, oleh karena itu cobalah anda untuk merenung mengenai „Cita-cita manusia tidak mungkin seluruhnya tercapai“ yang dimuat : QS. 53 : 24” Atau apakah manusia akan mendapat segala yang dicita-citakannya? QS. 53 : 25” (Tidak), maka hanya bagi Allah kehidupan akhirat dan kehidupan dunia. Dengan merenung makna yang tercantum dalam surat dan ayat diatas, maka manusia dengan kekuatan sikap dalam kebiasaan yang produktif (ilmu, keterampilan, keinginan) akan menuntun jiwa manusia, oleh karena itu ingatlah selalu ungkapan “mungkin saya tak dapat mengubah dunia yang saya lihat di sekeliling saya, tetapi saya dapat mengubah cara saya memandang dunia di dalam diri saya” Sejalan dengan ungkapan diatas, maka cobalah kita merenung kembali, apa yang diungkapkan dalam : “Cita-cita orang yang cinta dunia QS. 28 : 79” Maka keluarlah Karun kepada kaumnya dalam kemegahannya. Berkatalah orang-orang yang menghendaki kehidupan dunia: “Moga-moga kiranya kita mempunyai seperti apa yang telah diberikan kepada Karun; sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar”. KESIMPULAN Manusia yang beriman akan selalu dapat menuntun “cita-cita:” dengan meningkatkan kebiasaan yang produktif, oleh karena itu jangan cemas menghadapi masa depan sepanjang kita dapat mengenal “realitas hidup” artinya bila manusia tak mencari kehidupannya sendiri, ia akan selalu mengeluh miskin dan mencela saudaranya. Jadi dengan kekuatan sikap anda menentukan perbuatan anda, berarti perbuatan anda akan menentukan prestasi anda, maka sukses anda terletak pula pada anda mengenal diri sendiri, maka disitulah anda akan dekat dengan Sang Pencipta-Nya. 2. DENGKI Seandainya anda menyadari arti keberadaan di bumi, maka anda menyadari sepenuhnya bahwa manusia memiliki potensi positip dan potensi negatip, yang menjadi seberapa jauh setiap anda mampu membina potensi positip dalam rangka membangun kebiasaan yang produktif agar selalu dapat mengelola potensi negatip. Salah satu potensi negatip manusia adalah akhlak tercela yang kita sebut dengan “dengki”, oleh karena itu bila kita merenungkan menjadi kekuatan sikap yang dapat menuntun manusia dengan memahami apa yang tertuang dalam surat dan ayat dibawah ini : QS. 2 : 90 “Alangkah buruknya (perbuatan) mereka yang menjual dirinya sendiri dengan kekafiran kepada apa yang telah diturunkan Allah, karena dengki bahwa Allah menurunkan karunia-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya. Karena itu mereka mendapat murka sesudah (mendapat) kemurkaan. Dan untuk orang-orang kafir siksaan yang menghinakan. QS. 2 : 109” Sebahagian besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran. Maka ma`afkanlah dan biarkanlah mereka, sampai Allah mendatangkan perintah-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. QS. 2 : 213” Manusia itu adalah umat yang satu. (Setelah timbul perselisihan), maka Allah mengutus para nabi sebagai pemberi kabar gembira dan pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka Kitab dengan benar, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Tidaklah berselisih tentang Kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka Kitab, yaitu setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, karena dengki antara mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkan itu dengan kehendak-Nya. Dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus. QS. 4 : 54-55” ataukah mereka dengki kepada manusia (Muhammad) lantaran karunia yang Allah telah berikan kepadanya? sesungguhnya Kami telah memberikan Kitab dan Hikmah kepada keluarga Ibrahim, dan Kami telah memberikan kepadanya kerajaan yang besar. 55“Maka di antara mereka (orang-orang yang dengki itu), ada orang-orang yang beriman kepadanya, dan di antara mereka ada orang-orang yang menghalangi (manusia) beriman kepadanya. Dan cukuplah (bagi mereka) Jahannam yang menyala-nyala apinya.” Dengan menghayati hal-hal yang terungkap dibawah ini, diharapkan manusia menjadi lebih dapat mendorong kekuatan pikiran ke jalan yang benar : „Sikap orang yahudi terhadap para Rasul dan kitab-kitab yang dituunkan Allah. “Menasakhkan sesuatu ayat adalah urusan Allah “Hihmak diutusnya para Rasul dan pelbagai cobaan bagi para pengikutnya. “Orang-orang yang tidak suci batinnya dan ancaman Tuhan Allah terhadap mereka “Semua Rasul mengajak untuk menymba kepada Allah Yang Maha Esa Jadi tidak ada kecemasan masa depan bila manusia menurut atas perintah yang telah digariskan dan sejalan dengan itu, coba renungkan pula surat dan ayat dibawah ini : QS.42 : 14” Dan mereka (ahli kitab) tidak berpecah belah melainkan sesudah datangnya pengetahuan kepada mereka karena kedengkian antara mereka. Kalau tidaklah karena sesuatu ketetapan yang telah ada dari Tuhanmu dahulunya (untuk menangguhkan azab) sampai kepada waktu yang ditentukan, pastilah mereka telah dibinasakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang diwariskan kepada mereka Al-Kitab (Taurat dan Injil) sesudah mereka, benar-benar berada dalam keraguan yang menggoncangkan tentang kitab itu. QS. 45 : 17” Dan Kami berikan kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata tentang urusan (agama); maka mereka tidak berselisih melainkan sesudah datang kepada mereka pengetahuan karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Sesungguhnya Tuhanmu akan memutuskan antara mereka pada hari kiamat terhadap apa yang mereka selalu berselisih padanya. QS. 47 : 29” Atau apakah orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya mengira bahwa Allah tidak akan menampakkan kedengkian mereka? QS. 47 : 37” Jika Dia meminta harta kepadamu lalu mendesak kamu (supaya memberikan semuanya) niscaya kamu akan kikir dan Dia akan menampakkan kedengkianmu. QS. 48 : 15” Orang-orang Badwi yang tertinggal itu akan berkata apabila kamu berangkat untuk mengambil barang rampasan: “Biarkanlah kami, niscaya kami mengikuti kamu; mereka hendak merubah janji Allah. Katakanlah: “Kamu sekali-kali tidak (boleh) mengikuti kami: demikian Allah telah menetapkan sebelumnya”; mereka akan mengatakan: “Sebenarnya kamu dengki kepada kami”. Bahkan mereka tidak mengerti melainkan sedikit sekali. QS. 59 : 10” Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshar), mereka berdoa: “Ya Tuhan kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang”. QS. 113 : 5” dan dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki”. Dengan merenung surat dan ayat yang diungkapkan diatas, diharapkan dapat menggugah kekuatan pikiran, untuk memahami hal-hal yang berkaitan dengan : “Bani Israil mengingkari kerasulan Muhammad sesudah mereka mengetahui bukti-bukti kebenarannya “Ancaman terhadap orang-orang munafik dan orang-orang murtad “Celaan terhadap orang-orang yang takut berperang “Hukum fai-I (harta rampasan yang diperoleh dari musuh tanpa terjadinya pertempuran “Dengan menyebut nama Alah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.” Sejenak bila kita merenungkan hal-hal yang disebut diatas diharapkan menjadi daya dorong dalam usaha meretas jalan menemukan tentang diri kita sendiri bahwa „dengki“ sebagai potensi negatip tumbuh dan berkembang dari pembawahaan manusia yang tidak senang melihat orang lain memperoleh nikmat yang ditumbuhkan karena prasangka, hasud, memamerkan diri dsb. Dengan pemahaman kita seperti yang diajarkan tersebut diatas, manusia harus memiliki jiwa tanpa topeng kepalsuan menjalani hidup ini, dimana amalan lahir dan amalan bathin yang jalan seiring akan dapat merubah sikap dan perilaku mansia yang akan selalu tertuntun dalam usaha meningkatkan kebiasaan yang produktif, oleh karena itu bangkitkan daya pikir anda. Sejalan dengan pemikiran diatas, maka dengan kekuatan pikiran manusia harus mampu menutup pintu dan tidak memberi celah masuknya syetan untuk selalu menggoyahkan betapa pentingnya hidup ini sebagai manusia yang beriman. Oleh karena itu, agar tidak cemaskan menghadapi masa depan, manausia harus sadar menghindari potensi negatif berupa „dengki“ yang menjadi pendorong akhlak tercela, maka cobalah kembali merenung surat dan ayat dibawah ini : Ungkapan Dengki terhadap Muslim seperti yang termuat dalam QS. 3 : 120 “Jika kamu memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih hati, tetapi jika kamu mendapat bencana, mereka bergembira karenanya. Jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan. Ungkapan Rasa dengki menyebabkan ingkar terhadap Al-Qur’an dalam QS. 2 : 90” Alangkah buruknya (perbuatan) mereka yang menjual dirinya sendiri dengan kekafiran kepada apa yang telah diturunkan Allah, karena dengki bahwa Allah menurunkan karunia-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya. Karena itu mereka mendapat murka sesudah (mendapat) kemurkaan. Dan untuk orang-orang kafir siksaan yang menghinakan. Berlindung dari sikap dengki QS. 113 : 1-5“ Katakanlah: “Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh (2) dari kejahatan makhluk-Nya, (3) dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, (4) dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul, (5) dan dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki”. KESIMPULAN Dengki salah satu penyakit kedalam potensi negatip manusia, oleh karena itu dengan membangun kebiasaan yang produktif, manusia merasakan arti hidup untuk mengaktualisasi amalan lahir dan amalan bathin dalam rangka membangun jiwa tanpa topeng kepalsuan. Usaha untuk meretas jalan menemukan tentang diri, dimulai dari pemahaman manusia itu sendiri betapa pentingnya membina akhlak yang tidak tercela, hal ini hanya terbentuk dari usaha mengasah kebiasaan untuk mengelola potensi positip manusia, tanpa kesadaran untuk terus menerus mengembangkan kekuatan pikiran dalam mewujudkan sebagai manusia yang beriman, maka tidak jarang potensi negatip yang selalu menuntun anda. Oleh karena itu untuk menutup rapat godaan syetan, maka diperlukan usaha-usaha yang secara terus menerus jangan memberikan peluang godaan syetan untuk menumbuh kembangkan „dengki“ menjadi suatu penyakit jiwa, maka hindarilah tidak senang melihat orang lain memperoleh nikmat sehingga anda berusaha dalam pikiran anda berusaha untuk menghilangkan yang telah diperoleh orang lain, untuk itu perlu usaha anda meretas jalan menemukan diri kita sendiri dengan menghayati surat dan ayat yang telah kita ungkapakan diatas. 3. DUSTA Kekuatan pikiran menuntun manusia membangun jiwa tanpa topeng kepalsuan dan oleh karena itu dalam kehidupan sehari-hari kita harus membiasakan diri untuk berkata dan berbuat jujur, sebab jika tidak berarti kita mendaftarkan diri untuk jadi munafiq. Inilah satu kenyataan bahwa keberhasilan adalah suatu perjalanan bukan tujuan dan oleh karena itu sikap dan perilaku sebagai manusia harus mampu untuk tidak membuka pintu menjadi manusia yang memiliki potensi negatip yang kita sebut dengan “dusta” Jadi untuk dapat meretas jalan dalam usaha menemukan diri agar keyakinan, konsentrasi menjadi kekuatan dalam membangun kebiasaan yang produktif, diperlukan tuntunan yang dapat menjadi motivasi yang kuat dalam membentuk kepribadian yang beriman, oleh karena itu, sebagai muslim hanya dengan menghayati surat dan ayat yang kita ungkapkan dibawah ini menjadi pemicu manusia untuk mengingatkan dirinya : QS. 3 : 11” (keadaan mereka) adalah sebagai keadaan kaum Fir`aun dan orang-orang yang sebelumnya; mereka mendustakan ayat-ayat Kami; karena itu Allah menyiksa mereka disebabkan dosa-dosa mereka. Dan Allah sangat keras siksa-Nya. , QS. 3 :19” Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.” , 21,22, 23, 24, 61, 75, 78, 94, 137, 184, QS. 4 : 28” Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, dan manusia dijadikan bersifat lemah.“ 50, 77, 156 QS. 5 : 10” Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu adalah penghuni neraka.“, 70, 86, 103 QS. 6 : 4” Dan tak ada suatu ayatpun dari ayat-ayat Tuhan sampai kepada mereka, melainkan mereka selalu berpaling daripadanya (mendustakannya).“, 5, 11, 21, 24, 27, 31, 33, 34, 39, 49, 57, 66, 93, 116, 144, Apa yang dapat kita petik setelah kita renungkan dari ungkapan dari surat dan ayat diatas adalah untuk mengingat dan menemukan diri sebagai suatu keyakinan bahwa betapa pentingnya kita untuk mendalami perintah kepada manusia sebagai khalifah di muka bumi, oleh karena itu hal-hal yang disebut dibawah ini : „Ancaman Allah kepada orang-orang kafir dan pengaruh harta benda duiniawi. „Pernyataan Allah tentang keesaan dan keadilan-Nya serta agama yang di di ridai-Nya. „Beberapa hukum perkawinan „Kewajiban berlaku adil dan jujur „Sebab-sebab kekafiran kaum musyirikan dan ancaman terhadap mereka Jadi dengan mendalami makna ungkapan diatas yang harus kita yakini diharapkan menjadi suatu kekuatan pikiran yang harus dibina secara berkesinambungan unntuk mengingatkan kita dalam mengaktualisasikan arti keberadaan manusia dalam bersikap dan berperilaku. Sejalan dengan ungkapan diatas, marilah kita merenung kembali apa-apa yang digariskan dalam surat dan ayat dibawah ini : QS. 7 : 37” Maka siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah atau mendustakan ayat-ayat-Nya? Orang-orang itu akan memperoleh bahagian yang telah ditentukan untuknya dalam Kitab (Lauh Mahfuzh); hingga bila datang kepada mereka utusan-utusan Kami (malaikat) untuk mengambil nyawanya, (di waktu itu) utusan Kami bertanya: “Di mana (berhala-berhala) yang biasa kamu sembah selain Allah?” Orang-orang musyrik itu menjawab: “Berhala-berhala itu semuanya telah lenyap dari kami,” dan mereka mengakui terhadap diri mereka bahwa mereka adalah orang-orang yang kafir. QS. 9 : 42” Kalau yang kamu serukan kepada mereka itu keuntungan yang mudah diperoleh dan perjalanan yang tidak berapa jauh, pastilah mereka mengikutimu, tetapi tempat yang dituju itu amat jauh terasa oleh mereka. Mereka akan bersumpah dengan (nama) Allah: “Jikalau kami sanggup tentulah kami berangkat bersama-samamu” Mereka membinasakan diri mereka sendiri dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya mereka benar-benar orang-orang yang berdusta. QS. 11 : 18” Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah? Mereka itu akan dihadapkan kepada Tuhan mereka dan para saksi akan berkata: “Orang-orang inilah yang telah berdusta terhadap Tuhan mereka”. Ingatlah, kutukan Allah (ditimpakan) atas orang-orang yang zalim. QS. 12 : 26”Yusuf berkata: “Dia menggodaku untuk menundukkan diriku (kepadanya)”, dan seorang saksi dari keluarga wanita itu memberikan kesaksiannya: “Jika baju gamisnya koyak di muka, maka wanita itu benar dan Yusuf termasuk orang-orang yang dusta. QS. 14 : 3” (yaitu) orang-orang yang lebih menyukai kehidupan dunia daripada kehidupan akhirat, dan menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah dan menginginkan agar jalan Allah itu bengkok. Mereka itu berada dalam kesesatan yang jauh. Dari surat dan ayat yang disebutkan diatas, maka apapun yang terungkap dari pemahaman kita dalam mendalami hal-hal yang terkait dibawah ini memberikan suatu kekuatan dalam perjalanan hidup ini, yang terus dibina menjadi suatu kebiasaan yang mengikat dalam keyakinan dalam : „Pengutusan para Rasul dan akibat penerimaan dan penolakan kerasulan „Perintah untuk berjihad „Kebenaran wahyu „Yusuf mendapat godaan „Al Quran menunjuki semua umat manusia ke jalan yang terang. Dengan selalu mengingat ungkapan diatas diharapkan manusia akan selalu mau untuk mengerti apa arti hidup ini, sejalan dengan itu untuk meningkatkan daya dorong dalam usaha-usaha untuk mengenal diri, maka kita lanjutkan dalam penghayatan mengenai surat dan ayat dibawah ini : QS. 16 : 116” Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut oleh lidahmu secara dusta “Ini halal dan ini haram”, untuk mengada-adakan kebohongan terhadap Allah. Sesungguhnya orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tiadalah beruntung. QS. 18 : 5“ Mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang hal itu, begitu pula nenek moyang mereka. Alangkah jeleknya kata-kata yang keluar dari mulut mereka; mereka tidak mengatakan (sesuatu) kecuali dusta. QS. 22 : 30“ Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan apa-apa yang terhormat di sisi Allah maka itu adalah lebih baik baginya di sisi Tuhannya. Dan telah dihalalkan bagi kamu semua binatang ternak, terkecuali yang diterangkan kepadamu keharamannya, maka jauhilah olehmu berhala-berhala yang najis itu dan jauhilah perkataan-perkataan dusta. QS. 24 : 16“ Dan mengapa kamu tidak berkata, di waktu mendengar berita bohong itu: “Sekali-kali tidaklah pantas bagi kita memperkatakan ini. Maha Suci Engkau (Ya Tuhan kami), ini adalah dusta yang besar.” QS. 25 : 3“ Kemudian mereka mengambil tuhan-tuhan selain daripada-Nya (untuk disembah), yang tuhan-tuhan itu tidak menciptakan apapun, bahkan mereka sendiri diciptakan dan tidak kuasa untuk (menolak) sesuatu kemudharatan dari dirinya dan tidak (pula untuk mengambil) sesuatu kemanfa`atanpun dan (juga) tidak kuasa mematikan, menghidupkan dan tidak (pula) membangkitkan. Dari surat dan ayat diatas, maka manusia dalam usaha membangun jiwa tanpa topeng kepalsuan diperlukan untuk mengaktualisasikan kedalam sikap dan perilaku mengenai pemahaman kita atas makna yang terungkap dibawah ini : “Makanan yang halal dan haram “Ancaman terhadap kepercayaan tuhan punya anak “Haji, manasiknya dan syi’arnya “Tuduhan yang bohong terhadap Aisyah r.a. Ummul Mu’minim “Kekuasaan Allah dan keharmonisan ciptaannya Jadi dengan pemahaman ungkapan diatas, manusia harus terus memupuk kesucian hatinya agar supaya tertuntun ke jalan yang benar, oleh karena itu manusia harus terus menggugah kekuatan pikiran melalui surat dan ayat dibawah ini : QS. 29 : 3“ Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.“, 17“ Sesungguhnya apa yang kamu sembah selain Allah itu adalah berhala, dan kamu membuat dusta. Sesungguhnya yang kamu sembah selain Allah itu tidak mampu memberikan rezki kepadamu; maka mintalah rezki itu di sisi Allah, dan sembahlah Dia dan bersyukurlah kepada-Nya. Hanya kepada-Nyalah kamu akan dikembalikan. QS. 38 : 7“ Kami tidak pernah mendengar hal ini dalam agama yang terakhir; ini (meng-esakan Allah), tidak lain hanyalah (dusta) yang diada-adakan, QS. 42 : 24“ Bahkan mereka mengatakan: “Dia (Muhammad) telah mengada-adakan dusta terhadap Allah”. Maka jika Allah menghendaki niscaya Dia mengunci mati hatimu; dan Allah menghapuskan yang batil dan membenarkan yang hak dengan kalimat-kalimat-Nya (Al Qur’an). Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala isi hati. QS. 43 : 25“ Maka Kami binasakan mereka maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan itu. QS. 45 : 7“ Kecelakaan yang besarlah bagi tiap-tiap orang yang banyak berdusta lagi banyak berdosa, Dengan memupuk kesucian jiwa akan lebih mempertebal keyakinan dalam hidup ini melalui pemahaman kita atas surat dan ayat tersebut diatas dalam : „Cobaan itu adalah perlu „Musuh para nabi akan hancur „Allah memberikan pembalasan kepada amal seseorang menurut niatnya „Keingkaran kaum musyrikin hanyalah karena berpegang teguh kepada tradisi lama. „Kecelakaan bagi orang yang mendustakan wahyu Akan lebih yakin lagi kita untuk dapat meretas jalan menuju penemuan diri dari pemahaman kita atas makna yang terungkap diatas, tapi yang menjadi masalah mengapa dalam hidup ini kita mudah untuk diombang ambingkan oleh permainan hawa nafsu dari potensi manusia yang negatip. Oleh karena itu diperlukan usaha membentuk suatu kepribadian yang utuh dalam satu keyakinan, sehingga dalam hal ini perlu kita merenung kembali surat dan ayat dibawah ini: QS. 46 : 11“ Dan orang-orang kafir berkata kepada orang-orang yang beriman: “Kalau sekiranya dia (Al Qur’an) adalah suatu yang baik, tentulah mereka tiada mendahului kami (beriman) kepadanya. Dan karena mereka tidak mendapat petunjuk dengannya maka mereka akan berkata: “Ini adalah dusta yang lama”. QS. 53 : 11“ Hatinya tidak mendustakan apa yang telah dilihatnya. QS. 54 : 9“ Sebelum mereka, telah mendustakan (pula) kaum Nuh maka mereka mendustakan hamba Kami (Nuh) dan mengatakan: “Dia seorang gila dan dia sudah pernah diberi ancaman”., 18, 25, 33 QS. 58 : 2“ Orang-orang yang menzhihar isterinya di antara kamu, (menganggap isterinya sebagai ibunya, padahal) tiadalah isteri mereka itu ibu mereka. Ibu-ibu mereka tidak lain hanyalah wanita yang melahirkan mereka. Dan sesungguhnya mereka sungguh-sungguh mengucapkan suatu perkataan yang mungkar dan dusta. Dan sesungguhnya Allah Maha Pema`af lagi Maha Pengampun. Jadi manusia tidak akan pernah lepas dari godaan syetan, oleh karena itu dengan mendalami surat dan ayat diatas menjadikan kita memiliki kekuatan pikiran menghadapi perjalanan hidup ini dengan menumbuhkan keyakinan diri melalui pemahamn surat dan ayat diatas menjadi usaha untuk selalu menumbuhkan kesucian jiwa melalui ungkapan dibawah ini. „Kebenaran tauhid dan kebatilan syirik. „Tuhan bersumpah bahwa wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad S.A.W. adalah benar. „Berita kehancuran musuh Nabi Muhammad s.a.w. „Hukum zhihar (catatan : sebabnya turun ayat ini adalah berhubungan dengan persoalan seorang wanita yang bernama Khaulah binti Tsa’labah yang telah zhihar oleh suaminya Aus bin Shamit, yaitu dengan mengatakan kepada istrinya …….) KESIMPULAN Dusta merupakan kebiasaan sebagai potensi negatip pada diri manusia, oleh karena itu manusia harus berdoa melepaskan diri dari godaan syetan dengan meletakkan landasan yang kuat dalam kekuatan pikiran manusia bahwa kita harus menjadikan Qur’an Dan Sunnah Rasul sebagai pedoman agar kita selamat untuk meretas jalan menemukan tentang diri sendiri agar kita dekat dengan Sang Pencipta. Oleh karena itu, hidup ini penuh dengan tantangan dan cobaan bagi manusia yang ilmu dan agamanya dengan tingkat kedewasaan yang tinggi akan selalu menghadapi persoalan tersebut, sehingga dengan membangun terus menerus kbiasaan yang produktif maka yang bersangkutan akan mendapatkan nur cahaya dimana mata hatinya terus terbuka untuk selalu melindungi jiwanya. Yang menjadi masalah kita dalam bersikap dan berperliku harus mampu menempatkan dusta dalam potensi manusia yang positip disinilah letak kemampuan kekuatan berpikir agar kita mampu dusta bukan dijadikan menjadi kebiasaan berbohong karena kita prcaya ada pula berbohong dalam arti positip yang menggugah jiwa kemanusiaan kita demi untuk kepentingan yang mulia dan diterima disisi Allah Swt. Jadi dusta dalam potensi manusia yang positip hanya dapat ditata dengan ilmu pengetahuan, baik berkaitan dengan masalah kedewasaan rohaniah, sosial, emosi dan intelektual yang dapat menuntun jalan keselamatan dunia dan akhirat. 4. ENGGAN Enggan juga merupakan salah satu dari potensi negatip manusia, yang berarti tidak sudi terhadap sesuatu dan biasanya banyak jawab serta alasannya. Oleh karena itu, bila benih itu dibiarkan dalam jiwa manusia, maka sangat sulit untuk mencegahnya. Untuk mencegahnya diperlukan kemampuan untuk mendorong dari kekuatan pikiran menjadi menghindarinya untuk tidak tumbuh dan berkembang penyakit „enggan“ dalam kebiasaan hidup yang kita jalani. Untuk membangun kebiasaan kedalam usaha untuk menghindarinya, maka sejalan dengan keyakinan anda, dibawah ini diungkapkan surat dan ayat yang terkait dengan pemahaman mengenai „enggan“ sebagai berikut : Enggan mengagungkan Allah QS. 39 : 67” Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya padahal bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya. Maha Suci Tuhan dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan. Enggan mendorong orang untuk memberi makan orang miskin QS. 69 : 34” Dan juga dia tidak mendorong (orang lain) untuk memberi makan orang miskin. QS. 89 : 18” dan kamu tidak saling mengajak memberi makan orang miskin, QS. 107 : 3” dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin. Enggan menggunakan hati, mata dan telingan QS. 7 : 79“ Maka Shaleh meninggalkan mereka seraya berkata: “Hai kaumku sesungguhnya aku telah menyampaikan kepadamu amanat Tuhanku, dan aku telah memberi nasehat kepadamu, tetapi kamu tidak menyukai orang-orang yang memberi nasehat”. Enggan beriman kepada Al-Qur’an QS. 16 : 104“ Sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah (Al Qur’an) Allah tidak akan memberi petunjuk kepada mereka dan bagi mereka azab yang pedih. – 105” Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka itulah orang-orang pendusta. Alasan enggan berinfak QS. 36 : 47“ Dan apabila dikatakan kepada mereka: “Nafkahkanlah sebahagian dari rezki yang diberikan Allah kepadamu”, maka orang-orang yang kafir itu berkata kepada orang-orang yang beriman: “Apakah kami akan memberi makan kepada orang-orang yang jika Allah menghendaki tentulah Dia akan memberinya makan, tiadalah kamu melainkan dalam kesesatan yang nyata”. Yang enggan shalat QS. 75 : 31” Dan ia tidak mau membenarkan (Rasul dan Al Qur’an) dan tidak mau mengerjakan shalat. Yang dipastikan enggan beriman QS. 48 : 13“ Dan barangsiapa yang tidak beriman kepada Allah dan Rasul-Nya maka sesungguhnya Kami menyediakan untuk orang-orang yang kafir neraka yang bernyala-nyala. QS. 57 : 8” Dan mengapa kamu tidak beriman kepada Allah padahal Rasul menyeru kamu supaya kamu beriman kepada Tuhanmu. Dan sesungguhnya Dia telah mengambil perjanjianmu jika kamu adalah orang-orang yang beriman. QS. 84 : 16” Maka sesungguhnya Aku bersumpah dengan cahaya merah di waktu senja, 17” dan dengan malam dan apa yang diselubunginya,18” dan dengan bulan apabila jadi purnama, 19” dan dengan bulan apabila jadi purnama, 20” Mengapa mereka tidak mau beriman?, 21” Dan apabila Al Qur’an dibacakan kepada mereka, mereka tidak bersujud, 22” bahkan orang-orang kafir itu mendustakan (nya), 23” Padahal Allah mengetahui apa yang mereka sembunyikan (dalam hati mereka).-24” Maka beri kabar gembiralah mereka dengan azab yang pedih, Celaan terhadap yang enggan beribadah QS. 41 : 38” Jika mereka menyombongkan diri, maka mereka (malaikat) yang di sisi Tuhanmu bertasbih kepada-Nya di malam dan siang hari, sedang mereka tidak jemu-jemu. Celaan terhadap yang enggan berinfak QS. 57 : 10” Dan mengapa kamu tidak menafkahkan (sebagian hartamu) pada jalan Allah, padahal Allah-lah yang mempusakai (mempunyai) langit dan bumi? Tidak sama di antara kamu orang yang menafkahkan (hartanya) dan berperang sebelum penaklukan (Mekah). Mereka lebih tinggi derajatnya daripada orang-orang yang menafkahkan (hartanya) dan berperang sesudah itu. Allah menjanjikan kepada masing-masing mereka (balasan) yang lebih baik. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. Celaan terhadap yang enggan bersyukur QS. 36 : 35” supaya mereka dapat makan dari buahnya, dan dari apa yang diusahakan oleh tangan mereka. Maka mengapakah mereka tidak bersyukur? QS.36 : 73” Dan mereka memperoleh padanya manfaat-manfaat dan minuman. Maka mengapakah mereka tidak bersyukur? Penyesalan orang yang enggan berinfak QS. 63 : 10” Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: “Ya Tuhanku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian) ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?” Seluruh surat dan ayat tersebut diatas dengan sangat jelas mengungkapkan hal-hal yang berkaitan dengan makna „Enggan“ yang diajarkan kepada manusia yang mengaku sebagai muslim. KESIMPULAN Bagi manusia yang mengaku beriman, maka ungkapan yang dimuat dalam surat dan ayat yang dikemukakan diatas, cukup jelas bagi seseorang dapat dikatakan beriman, apabila mempercayai pokok-pokok kepercayaan dalam agama islam yang disertai kepatuhan dan penyerahan jiwa untuk melakukan hal-hal yang diwajibkan serta meninggalkan hal-hal yang terlarang. Oleh karena itu, bangunlah kebiasaan seperti seekor burung dalam membangkitkan semangat jangan cemas menghadapi masa depan sepanjang kita mengerti arti keberadaan dalam hidup ini.Jadi kita harus dapat memerangi bujukan syetan. Dengan demikian tingkatkan pemahaman ungkapan dalam surat dan ayat yang telah ditunjuk untuk mendorong kekuatan pikiran dalam wujud meningkatkan tawakal artinya dari pesan-pesan yang mendorong untuk menghindari „enggan“ menjadi penyerahan diri secara bulat kpada Allah, jasmani maupun rohani, dengan diiringi mengikuti segenap petunjuk dan aturan-Nya dalam seluruh ikhwal kehidupan kita serta ridha dan ikhlas terhadap putusan dan kebijaksanaan-Nya. Jadi Allah sudah memberikan aturan-aturannya dan kita tinggal memiliki daya kemauan mengambilnya untuk kemudian kita laksanakan sesuai dengan yang dikehendakinya, inilah sikap hubungan hamba dengan Tuhan. Sebaliknya hubungan dengan manusia, maka “enggan” sangat bergantung dari akibat atas perbuatan tersebut, sehingga bila enggan menjadi kita manusia yang tidak bermoral seperti menolak ajakan untuk berjudi, haruslah makna enggan ditafsirkan untuk menyesuaikan dengan keadaan yang tiak boleh bertentangan dengan keyakinan dan kepercayaan. 5. EGOIS, KIKIR Egois, Kikir juga termasuk suatu penyakit jiwa berarti munusia yang memetingkan diri sendiri disinilah letak jiwa dengan topeng kepalsuan. Manusia mengetahui tentang dirinya tapi ia tidak bisa keluar dari kebiasaan hidupnya, maka disitulah letak ketidak kemampuannya untuk membuat keseimbangan dalam kedewasaan rohaniah, sosial, emosional dan intelektual sebagai akibat kelumpuhan mental akaibat mengikuti kebiasaan orang lain sehingga sangat sulit merubah kebiasaan mencegah menjadi usaha dari kekuatan pikiran menjadi menghindari. Setiap manusia memiliki kemampuan merubah egois dari potensi negatip manusia menjadi potensi positip melalui kekuatan gerakan jiwa dengan membangun kembali untuk keluar dari kemalasan mental artinya malas untuk menggerakan kemampuan berpikir, oleh karena itu cobalah anda untuk merenung sejenak makna yang tertuang dalam surat dan ayat dibawah ini : QS. 5 : 105” Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu; tiadalah orang yang sesat itu akan memberi mudharat kepadamu apabila kamu telah mendapat petunjuk. Hanya kepada Allah kamu kembali semuanya, maka Dia akan menerangkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. QS. 4 :37” (yaitu) orang-orang yang kikir, dan menyuruh orang lain berbuat kikir dan menyembunyikan karunia Allah yang telah diberikan-Nya kepada mereka. Dan kami telah menyediakan untuk orang-orang kafir siksa yang menghinakan., QS.4 :128“ Dan jika seorang wanita khawatir akan nusyuz atau sikap tidak acuh dari suaminya, maka tidak mengapa bagi keduanya mengadakan perdamaian yang sebenar-benarnya, dan perdamaian itu lebih baik (bagi mereka) walaupun manusia itu menurut tabiatnya kikir, Dan jika kamu bergaul dengan isterimu secara baik dan memelihara dirimu (dari nusyuz dan sikap tak acuh), maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. QS. 9 : 76” Maka setelah Allah memberikan kepada mereka sebahagian dari karunia-Nya, mereka kikir dengan karunia itu, dan berpaling, dan mereka memanglah orang-orang yang selalu membelakangi (kebenaran). QS. 17 : 100” Katakanlah: “Kalau seandainya kamu menguasai khazanah rahmat Tuhanku, niscaya khazanah itu kamu tahan, karena takut membelanjakannya”. Dan adalah manusia itu sangat kikir. Bertolak dari pemahaman kita dalam menghayati makna dari surat dan ayat diatas, mencoba untuk membangkatkan kembali kekuatan pikiran agar ungkapan yang kita kemukakan dibawah ini dapat menjadi pendorong yaitu : „Larangan bertanya tentng hal yang menyebabkan kemudharatan „Kewajiban terhadap Allah dan terhadap sesama manusia “Keharusan membrikan hak-hak orang yang lemah dan cara menyelesaikan kesulitan rumah tangga. “Ikrar orang munafik tak dapat dipercaya “Keingkaran orang-orang kafir dan bertahan terhadapnya. Dengan menggerakan kekuatan berpikir dari makna yang kita ungkapkan diatas, bahwa kita yakin mampu untuk keluar dari „kemalasan berpikir“ karena kita dapat membangkitan kekuatan berpikir dengan hati yang disebut dengan menghayati, untuk melahirkan suatu kesadran dalam berpikir. Sejalan dengan itu kita tingkatkan kesadaran dengan merenung terhadap surat dan ayat dibawah ini : QS. 25 : 67” Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebih-lebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian. QS. 47 : 37” Jika Dia meminta harta kepadamu lalu mendesak kamu (supaya memberikan semuanya) niscaya kamu akan kikir dan Dia akan menampakkan kedengkianmu., 38“ Ingatlah, kamu ini orang-orang yang diajak untuk menafkahkan (hartamu) pada jalan Allah. Maka di antara kamu ada orang yang kikir, dan siapa yang kikir sesungguhnya dia hanyalah kikir terhadap dirinya sendiri. Dan Allah-lah yang Maha Kaya sedangkan kamulah orang-orang yang membutuhkan (Nya); dan jika kamu berpaling niscaya Dia akan mengganti (kamu) dengan kaum yang lain, dan mereka tidak akan seperti kamu (ini). QS. 57 : 24“ (yaitu) orang-orang yang kikir dan menyuruh manusia berbuat kikir. Dan barangsiapa yang berpaling (dari perintah-perintah Allah) maka sesungguhnya Allah Dia-lah Yang Maha Kaya lagi Maha Terpuji. QS.59 : 9“ Dan orang-orang yang telah menempati Kota Madinah dan telah beriman (Anshar) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah kepada mereka. Dan mereka tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (orang Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri. Sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu). Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung. QS. 64 : 16“ Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta ta`atlah; dan nafkahkanlah nafkah yang baik untuk dirimu. Dan barangsiapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya maka mereka itulah orang-orang yang beruntung Dengan menghayati hal-hal yang terungkap dalam surat dan ayat diatas, maka manusia dapat menangkap makna yang terungkap dibawah ini menjadi kekuatan daya dorong untuk mengungkapkan kekuatan berpikir : „Perintah Tuhan kepada Musa a.s. untuk menyelamatkan Bani Israil dari Fir’aun dan pembinaan Fir’aun. „Ancaman terhadap orang-orang munafik dan orang-orang murtad. „Segala sesuatu pada hakekatnya milik Allah maka janganlah kamu merasa berat menafkahkan harta dan rezekimu di jalan Allah. „Hukum fai-i (harta rampasan yang diperoleh dari musuh tanpa terjadinya pertempuran) „Hati-hatilah terhadap kehidupan duniawi. Dari rumusan ungkapan diatas, mendorong manusia meningkatkan dari berpikir dengan alat kesadaran kedalam alat kecerdasan untuk dapat menghayati lebih dalam, mengapa „egois, kikir“ menjadi suatu kebiasaan yang berdampak merugikan diri sendiri dan orang lain. Olh karena itu untuk membuat keputusan dalam melaksanakan perubahan diri dengan jiwa tidak lagi bertopeng palsau, cobalah renungkan surat dan ayat dibawah ini : QS. 70 : 19“ Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir., 21“ dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir, QS. 81 : 24“ Dan Dia (Muhammad) bukanlah seorang yang bakhil untuk menerangkan yang ghaib. QS. 92 : 8“ Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup, QS. 100 : 8“ dan sesungguhnya dia sangat bakhil karena cintanya kepada harta. Dengan mendalami makna yang terungkap dibawa ini : “Ajaran islam untuk mengatasi sifat-sifat yang jelek pada manusia “Muhammad bukanlah seorang gila melainkan Rasul Kepadanya diturnkan Al Qur’an. “Usaha manusia adalah bermacammacam yang terpenting ialah mencari keredhaan Allah “Manusia menjadi kikr karena tamaknya kepada harta. Diharapkan menjadikan manusia untuk berpikir dengan mengintegrasikan kekuatan hati dan otak untuk membuat keputusan dalam meretas jalan menemukan diri sendiri, agar lebih dekat hubungan manusia dengan Tuhan disatu sisi dan disisi lain kita berusaha meningkatan hubungan dengan manusia, oleh karena itu menguatkan keputusan-keputusan yang diambil, marilah kita mendalami ungkapan dalam surat dan ayat dibawah ini : Balasan terhadap orang kikir di hari kiamat QS.4 : 37“ (yaitu) orang-orang yang kikir, dan menyuruh orang lain berbuat kikir dan menyembunyikan karunia Allah yang telah diberikan-Nya kepada mereka. Dan kami telah menyediakan untuk orang-orang kafir siksa yang menghinakan. QS. 56 : 42“ Dalam (siksaan) angin yang amat panas dan air yang panas yang mendidih,, 45“ Sesungguhnya mereka sebelum itu hidup bermewah-mewah. Dilarang kikir QS.3 : 180“ Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. QS. 4 : 37“ (yaitu) orang-orang yang kikir, dan menyuruh orang lain berbuat kikir dan menyembunyikan karunia Allah yang telah diberikan-Nya kepada mereka. Dan kami telah menyediakan untuk orang-orang kafir siksa yang menghinakan. Manusia kikir karena tamak QS. 100 : 8“dan sesungguhnya dia sangat bakhil karena cintanya kepada harta. Manusia menurut tabiatnya kikir QS. 4 : 128” Dan jika seorang wanita khawatir akan nusyuz atau sikap tidak acuh dari suaminya, maka tidak mengapa bagi keduanya mengadakan perdamaian yang sebenar-benarnya, dan perdamaian itu lebih baik (bagi mereka) walaupun manusia itu menurut tabiatnya kikir, Dan jika kamu bergaul dengan isterimu secara baik dan memelihara dirimu (dari nusyuz dan sikap tak acuh), maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Manusia kikir untuk dirinya sendiri QS.47 : 38” Ingatlah, kamu ini orang-orang yang diajak untuk menafkahkan (hartamu) pada jalan Allah. Maka di antara kamu ada orang yang kikir, dan siapa yang kikir sesungguhnya dia hanyalah kikir terhadap dirinya sendiri. Dan Allah-lah yang Maha Kaya sedangkan kamulah orang-orang yang membutuhkan (Nya); dan jika kamu berpaling niscaya Dia akan mengganti (kamu) dengan kaum yang lain, dan mereka tidak akan seperti kamu (ini). KESIMPULAN Bagaimana seorang muslim berpikir untuk keluar dari sifat “egois, kikir” yang mendorong dari terbentuknya jiwa dengan topeng kepalsuan yang kita hadapi dalam kenyataan hidup saat ini, maka manusia harus mampu menggerakkan alat berpikir berupa kesadran, kecerdasan dan akal secara simultan dan berkesinambungan dalam kekuatan berpikir. Jadi pikirkan untuk berpikir dengan mengintergrasikan kekuatan hati dan otak dalam usaha meretas jalan menemukan diri sendiri, disitulah letak kunci bahwa mengaktualisasikan amalan batin begitu penting untuk terus ditingkatkan dalam membangun keseimbangan kedewasaan dalam rohaniah, sosisal, emosianal dan intelektual dalam menuju perjalanan hidup abadi.
Posted on: Mon, 30 Sep 2013 06:12:00 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015