MISOOL, RAJA AMPAT: KEKAYAAN BIOLOGI MARIN DAN GEOLOGI Foto2 ekoturisme Misool mudah diperoleh di internet, tetapi foto2 geologinya jarang ada, berikut foto2 geologi Misool dari kegiatan2 kami beserta sedikit cerita pengantarnya. Misool, Salawati, Batanta dan Waigeo di sekitar Kepala Burung Papua adalah empat pulau terbesar yang sejak tahun 2004 tergabung menjadi kabupaten baru di provinsi yang juga baru, yaitu Kabupaten Raja Ampat di Provinsi Papua Barat, Indonesia. Nama Raja Ampat mungkin berasal dari empat pulau terbesar di kabupaten ini, tetapi juga berdasarkan sejarah di area ini pernah terdapat empat kerajaan tradisional bagian dari Tidore, yaitu Kerajaan Waigeo, dengan pusat kekuasaannya di Wewayai, Kerajaan Salawati, dengan pusat kekuasaan di Samate, Kerajaan Sailolof dengan pusat kekuasaan di Sailolof, pulau Salawati Selatan, dan Kerajaan Misool, dengan pusat kekuasaan di Lelinta. KEKAYAAN BIOLOGI MARIN Nama Raja Ampat lebih populer lagi sebagai taman laut dengan kekayaan terumbu karang paling tinggi di dunia. Kekayaan spesies ikan dan terumbu koralnya merupakan yang paling tinggi di dalam jaringan Segitiga Terumbu Karang (Coral Triangle). Coral Triangle adalah jantung dunia untuk kekayaan terumbu karang, yang meliputi: Indonesia, Malaysia, Filipina, Papua New Guinea, Kepulauan Solomon, dan Timor-Leste. Maka Raja Ampat merupakan ekosistem terumbu karang paling kaya di dunia. Dari hasil penelitian, di perairan Raja Ampat telah ditemukan sebanyak 1508 spesies ikan karang, 537 spesies karang/koral (96% dari semua spesies karang Indonesia ada di Raja Ampat dan 75% dari semua spesies karang di dunia ada di Raja Ampat), juga terdapat 699 spesies moluska. Dengan jumlah biodiversitas seperti itu, kehidupan marin Raja Ampat sangat menakjubkan. Lokasinya yang tidak terlalu mudah dicapai dibanding taman-taman laut lainnya di Indonesia, membuat kekayaan biologi marin Raja Ampat relatif baik. KEKAYAAN GEOLOGI: MISOOL Raja Ampat tidak asing bagi saya, justru merupakan tempat-tempat pertama saya melakukan aktivitas pekerjaan geologi. Saat masih mahasiswa saya sudah ikut mengerjakan pemetaan geologi Waigeo melalui foto udara, tahun 1988. Masuk Pertamina, saya diikutkan ke tim studi lapangan Pulau Misool pada November-Desember 1990 bergabung dengan perusahaan minyak Amoseas. Lalu tahun 1997-2000 selama empat tahun saya adalah geologist Cekungan Salawati untuk sebuah kerja sama perusahaan antara Pertamina dan Santa Fe, maka saya pun cukup sering ke Pulau Salawati untuk mengebor sumur-sumur eksplorasi mencari minyak. Dan Batanta-Salawati-Misool pun sering saya tulis dalam publikasi-publikasi Cekungan Salawati. Dari keempat pulau besar penyusun Raja Ampat itu kiranya Pulau Misool merupakan pulau terbaik dalam hal keberadaan singkapan-singkapan geologi yang sangat baik berupa aneka jenis batuan dan struktur atau tektoniknya. Tetapi adalah Pulau Salawati yang terkaya kalau untuk kandungan hidrokarbonnya (minyak dan gas). Sementara Batanta kekhasannya disusun oleh batuan yang sangat “kacau” karena sebagian disusun melange (kompleks campur aduk batuan akibat deformasi sesar besar Sesar Sorong), dan Waigeo yang jauh ke utara di Samudera Pasifik, dominan disusun kerak samudera (ofiolit). Pulau Misool telah dari awal 1900-an diteliti geologinya untuk keperluan sains, tahun 1930-an penelitian lebih detail untuk keperluan pencarian minyak oleh perusahaan Belanda BPM, yang dilanjutkan pada tahun 1950-1960-an oleh NNGPM. Penelitian lebih modern dilakukan oleh perusahaan Phillips Petroleum pada 1970-an, kemudian Pertamina pada 1980-an, Amoseas pada awal 1990-an (yang sebagian penelitiannya saya ikuti), dan belakangan (2009) dilakukan oleh Niko Petroleum secara setempat-setempat. Penelitian untuk keperluan akademik atau pemetaan bersistem telah dilakukan pada awal 1980-an.oleh Puslitbang Geologi (sekarang Pusat Survei Geologi) bekerja sama dengan Australia. Beberapa sumur telah dibor di sekitar Pulau Misool, oleh Phillips Petroleum dan Amoseas Misool, sayang semua sumur itu gagal menemukan hidrokarbon. Untuk soal hidrokarbon, Pulau Salawati lebih menjanjikan dan telah terbukti mengandung lapangan-lapangan minyak dan gas. Pulau Misool disukai banyak geologist karena bisa dibilang merupakan salah satu ikon geologi Indonesia Timur, terutama karena menyingkapkan batuan sedimen beserta kandungan fosil-fosilnya yang hampir tak terputus selama Mesozoik sampai Tersier, sejak Trias sampai Plistosen, menyingkapkan sejarah geologi selama sekitar 240 juta tahun. Singkapan-singkapan terbaik Pulau Misool ada di sekitar sepertiga bagian pulau sebelah selatan. Singkapan-singkapannya banyak tersebar di pantai-pantai selatan dan tenggara, juga di banyak pulau-pulau besar dan kecil di sebelah tenggara. Batuan-batuan sedimennya umumnya semua miring ke utara, sehingga semakin ke utara batuan sedimennya semakin muda. Maka mudah ditebak bahwa bagian selatan Pulau Misool mengalami pengangkatan. Banyak peneliti menduga bahwa Pulau Misool merupakan sayap utara dari sebuah antiklin besar berarah barat-timur, sehingga makin ke utara makin muda. Batuan sedimen di Misool didominasi oleh sedimen-sedimen laut dangkal, itu juga yang menyebabkan mengapa Misool kaya akan fosil-fosil, sehingga dapat menjadi acuan untuk pengetahuan biostratigrafi Mesozoikum (240-65 juta tahun yang lalu) di Indonesia Timur. Perusahaan-perusahaan minyak yang mengeksplorasi wilayah sekitar Misool biasanya akan melakukan penelitian geologi di Pulau Misool untuk mencari analogi singkapan bagi target reservoir atau batuan induk yang sedang dicari oleh perusahaan itu di sekitarnya. Hanya, melakukan kegiatan eksplorasi dan produksi di area perairan Raja Ampat mesti hati-hati dan harus memenuhi perizinan/prosedur tertentu yang telah ditetapkan pihak berwenang mengingat Raja Ampat adalah jantung “coral triangle” dunia. Area-area taman laut tentu tak diperuntukkan bagi kegiatan perminyakan.
Posted on: Mon, 29 Jul 2013 21:07:20 +0000