MISS WORLD DALAM PANDANGAN ISLAM Ajang miss world ini berangkat - TopicsExpress



          

MISS WORLD DALAM PANDANGAN ISLAM Ajang miss world ini berangkat dari sebuah paham materialistik, dimana kecantikan dan fisik wanita digunakan sebagai nilai jual dalam mempromosikan sebuah produk, yang kala itu adalah bikini. Itulah fakta dari ajang miss world, oleh karenanya dalam pandangan Islam, kita sebagai umat Islam harus menolaknya, dengan alasan sebagai berikut; 1. Alasan Ideologis Bukan sekedar soal bikini, umbar aurat. Apapun namanya, kontes kecantikan itu benang merahnya cuma satu: mencari perempuan tercantik fisiknya untuk dieksploitasi. Itu sudah menjadi ideologi kontes kecantikan sejak dulu. apalagi Miss World, sejarah awalnya memang untuk mencari model pakaian renang alias bikini. Sudah tentu yang dijual adalah kemolekan tubuh para perempuan itu. Kontes kecantikan hanyalah stempel bagi legalisasi eksploitasi tubuh perempuan agar tampak elegan. Jadi kontes ini kita tolak karena kontes didasari pandangan eksploitasi dan perendahan martabat perempuan. 2. Dusta Konsep 3 B Konsep 3B dalam kontes kecantikan, yakni Brain (kecerdasan), Beauty (kecantikan), dan Behavior (kepribadian), adalah konsep dusta untuk membungkus kontes semacam ini agar diterima masyarakat. Kita akan bertanya-tanya, dalam kontes yang hanya dilakan beberapa hari, bagaimanakah menilai kecerdasan, kecantikan, dan kepribadian? Yang dinilai hanyalah 1 konsep saja, yakni kecantikan. Kontes kecantikan ini membuat masyarakat terjebak dalam mitos kecantikan yang menyesatkan. Kecantikan wanita dinilai dengan penampilan fisik. Meskipun ada standar nilai-nilai lain yang menjadi penilaian, tetap saja yang utama adalah kecantikan fisik. Mitos kecantikan ini berdampak sangat besar bagi mental dan gaya hidup perempuan. Banyak yang akhirnya tidak merasa puas dengan fisik yang dimiliknya. Para wanita akhirnya berlomba-lomba untuk merubah dirinya menjadi putih, langsing, hidung mancung, kaki lenjang bak super model. Bahkan mereka rela merogoh saku dalam-dalam sampai melakukan operasi plastik untuk bisa cantik seperti yang dipertontonkan kontes kecantikan. Para wanita menjadi lupa dengan kodratnya, disibukan dengan memperhatikan fisik. Sementara nilai-nilai spiritual, moral menjadi terabaikan. Belum lagi dampak bagi para pria, yang dengan bebas melihat para wanita yang mempertontonkan auratnya. Moral mereka akan rusak. Berbeda dengan Islam yang memandang kecantikan bukan dari fisik, namun dari ketakwaaannya. Sesuai firman Allah berikut. “Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu” (Q.S al-Hujuraat [49]: 13) 3. Kampanye Liberalisasi Budaya Posisi Indonesia sebagai negeri Muslim terbesar di dunia, juga tren dewasa ini bahwa Indonesia menjadi ‘kiblat’ dunia islam. Penerimaan Indonesia atas Miss World akan meneguhkan opini bahwa Islam tidak mempermasalahkan eksistensi perempuan melalui kontes kecantikan. Hal ini akan menjadi model bagi negeri-negeri muslim lain agar lebih toleran dan terbuka terhadap ¨kemajuan¨ kaum perempuan. Jadi, Indonesia akan menjadi kiblat liberalisme budaya! Naudzu billah. Baru disoundingkan diadakan di Indonesia sudah menaikkan jumlah peserta menjadi 130 peserta, sedangkan pada pelaksanaan tahun lalu hanya 116 peserta. Brunei yang tidak pernah ikut, tahun ini mendaftar ikut. Selain itu, Kontes kecantikan seperti Miss World bukanlah berasal dari budaya Islam melainkan budaya yang digelar dan diikut oleh orang-orang kafir di negara-negara Barat.Ajang ini dianggap sah-sah saja, karena budaya barat yang mengagungkan kebebasan dan mengabaikan nilai-nilai agama. Maka, kontes semacam itu tidak boleh diikuti dan ditiru oleh kaum muslimin. Rasulullah saw sudah mengingatkan kita lewat sabdanya, dari Abdullah bin Umar Radhiyallahu ‘Anhu dia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk darinya”. (HR. Abu Daud no. 4031, shahih) 4. Motif ekonomi populasi 235 juta penduduk negeri ini adalah market menggiurkan bagi penjualan berbagai komoditi. Pemegang hak siar malam final Miss World yang di Indonesia di tangan MNC misalnya, dipastikan akan meraup pundi-pundi rupiah dari para pemasang iklan yang mengerubutinya. Belum lagi penjualan produk-produk para sponsor. Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Daoed Joesoef menulis dalam bukunya, "Dia dan Aku: Memoar Pencari Kebenaran" (2006), ia menulis: “Pemilihan ratu-ratuan seperti yang dilakukan sampai sekarang adalah suatu penipuan, di samping pelecehan terhadap hakikat keperempuanan dari makhluk (manusia) perempuan. Tujuan dari kegiatan ini tak lain dari meraup keuntungan berbisnis, bisnis tertentu; perusahaan kosmetika, pakaian renang, rumah mode, salon kecantikan, dengan mengeksploitasi kecantikan yang sekaligus kelemahan perempuan, insting primitif dan nafsu elementer laki-laki dan kebutuhan akan uang untuk bisa hidup mewah” Maka jelas, ajang ini menjadikan tubuh wanita beserta kecantikannya sebagai komoditas bisnis yang menguntungkan pihak-pihak tertentu. Sementara pendapat bahwa acara ini akan meningkatan daya tarik wisata Indonesia, dll, tak lain hanyalah alibi untuk menutupi motif tersebut. 5. Tidak ada manfaat bagi Indonesia Manfaat penyelenggaraan Miss World dengan dalih meningkatkan pariwisata dan citra bangsa di dunia internasional adalah alasan picik, konyol dan mengada-ada serta menunjukkan ketidakmampuan negara untuk mengelola negara dengan kaidah yang bersendikan moralitas bangsa yang mulia dan cerdas. Hal yang lebih ironis lainnya, bukankah Indonesia adalah negeri Muslim terbesar di dunia? Bahkan salah satu tempat yang dipilih untuk ajang ini adalah Kab. Bogor yang dikenal religius. Tentu ini akan menodai Ini akan menodai citra negara Indonesia, lebih dari itu ajang ini dapat meliberalkan kaum muslim di Indonesia yang mayoritas Muslim. 6. Ajang Arus penyesatan perlu diketahui, pihak penyelenggara saat ini sedang giat melakukan ‘kampanye penyesatan’. Mereka mengaburkan opini seolah-olah kontes tersebut akan memberikan manfaat besar bagi masyarakat. Misal opini bahwa kontestan Miss World disyaratkan melakukan aksi sosial /kemanusiaan, beda dengan kontes Miss Universe Penyelenggara sedang melakukan roadshow ke tokoh-tokoh masyarakat, perguruan tinggi dan pesantren di seluruh Jawa untuk mendapatkan dukungan penyelenggaraan di Indonesia. Diantara hasilnya adalah pesantren besar PP Al YASINI Wonorejo di Pasuruan Jatim yang menyatakan dukungannya terhadap kontes Miss World setelah dikunjungi penyelenggara. 7. Membawa negara tunduk pada korporasi Bila dengan berbagai penolakan yang ada pemerintah tetap ijinkan, berarti menegaskan pemerintah tak peduli dan gagal menjaga moralitas bangsa. Selain itu menunjukkan bahsa pemerintah bergerak dan berbuat tidak sesuai dengan keinginan rakyat. Jika demikian sesuai keinginan siapa? Dari penjelasan diatas terlihat bahwa pemerintah bertindak sesuai keinginan korporsi dan kapital. Maka jelaslah, bahwa pemerintahan sekarang bukanlah representasi dari rakyat namun representasi dari pengusaha. Kini, Sudah saatnyalah mengembalikan kekuasaan ini kepada Yang berhak berkuasa dan Yang berhak Mengatur. Dialah Sang Pencipta, Allah SWT. Sehingga rakyat tidak terdzalimi dan terbodohi kembali. Selain itu, Umat membutuhkan penerapan syariat Islam kaffah dalam negara khilafah agar terlindungi kehormatan kaum perempuan dan umat terjaga dari liberalisasi global karena negara dan pemimpinnya mandiri dan memiliki integritas. Dan hal ini akan terjadi sampai ketika seluruh hukum syariah Islam ditegakkan secara menyeluruh dalam bingkai daulah Khilafah Islam. WalLahu’alam bi ash-shawwab.
Posted on: Fri, 23 Aug 2013 16:14:42 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015