MISTERI KEKUATAN CINTAPosted in Cerpen by emje 5 Cerpen “Misteri - TopicsExpress



          

MISTERI KEKUATAN CINTAPosted in Cerpen by emje 5 Cerpen “Misteri Kekuatan Cinta” bercerita tentang kisah seorang gadis remaja berusia 17 tahun yang mendapat beasiswa ke kota yang dia impikan, yaitu Paris. Gadis itu mendapat beasiswa karena usaha dan kerja kerasnya. Awalnya, dia hanya seorang gadis biasa dan pendiam, tetapi semenjak pertemuan pertamanya dengan seorang lelaki tampan yang memanggilnya dengan sebutan putri. Mulai tumbuh getar-getar cinta di hati gadis itu. Sejak rasa cinta tertanam dalam hatinya, gadis itu berusaha melakukan semua yang dia bisa tanpa menyerah untuk menarik perhatian lelaki itu. Bahkan, gadis itu berhasil merubah diri menjadi seratus delapan puluh derajat berbeda, dari seorang gadis biasa yang pendiam menjadi gadis yang populer dan berprestasi di sekolah. Ketika hari terakhir di Bogor, gadis itu mendapat kejutan yang indah. Pangeran yang selama ini menjadi pengisi mimpi-mimpinya datang dan menghapus kesalah pahaman yan terjadi di antara mereka. Pangeran itu lalu memeluk si gadis sambil memainkan harmonikanya. Pangeran tanpa kuda putih itu pun akhirnya berjanji akan menikahi gadis itu, ketika si gadis telah kembali ke Indonesia Misteri Kekuatan Cinta Hari ini adalah hari terakhirku di Bogor, sebuah kota bersejarah seumur hidupku. Kota ini telah memberiku makna untuk cinta. Di kota ini aku belajar mengenal cinta, kasih sayang dan arti sebuah persahabatan. Di kota ini juga, aku belajar untuk menghargai dan menjaga apapun yang saat ini masih aku miliki. Tak pernah terpikirkan dalam benakku, akan aku tinggalkan istana kecilku ini. Di kota ini mungkin aku hanya gadis berusia 17 tahun dengan kehidupan biasa yang hampir sama dengan remaja seusiaku yang lain. Seorang gadis beruntung yang mendapat beasiswa ke luar negeri, bahkan aku mendapat beasiswa di Perancis ke sebuah kota yang aku impikan, Paris. Terkadang semua ini terasa bagai mimpi, sebuah mimpi yang indah. Aku sangat senang mendapat hadiah ini, beasiswa ini adalah hal terindah yang aku dapatkan, atau mungkin satu-satunya kado terindah dan pertama di hari ulang tahunku. Hari ini adalah hari ulang tahunku yang ke-17. Menurutku ini adalah kado spesial diusia 17 dari Tuhan untukku karena doa dan usaha yang telah aku lakukan selama ini. Beribu kisah telah aku alami di kota ini. Kisah-kisah itu akan aku ukir di dalam jiwaku menjadi jutaan simpul kenangan yang menghiasi kehidupanku. Dari beribu kisah itu, ada satu kisah terindah dalam hidupku yang belum aku dapatkan penyelesaiannya. Sebuah kisah kecil tentang aku, Syifa Alya Putri dengan pangeran impianku. Kisah ini telah mengantarkan aku pada keberhasilan yang menjadi mimpiku. Sebuah kesuksesan mengejar cita di usiaku yang masih putih abu-abu. Aku mempunyai cita, yaitu sekolah di Paris yang akan terlaksana beberapa jam lagi, tidak seperti cinta pangeranku yang belum aku dapatkan. tapi aku bukan gadis yang mudah menyerah, aku tidak akan berhenti sebelum aku bisa dapatkan cita dan cintaku. Namun, saat ini citaku menanti untuk dibangunkan, karenanya aku harus pergi sejenak meninggalkan cintaku. Awalnya, aku hanya gadis biasa dengan kehidupan biasa dan kemampuan yang sama dengan remaja seusiaku, tetapi suatu keajaiban mendatangiku ketika sebuah kisah hadir dalam hidupku dan di dalam kisah itu mulai tertanam suatu rasa dalam hatiku. Rasa ini aku beri nama cinta. Rasa ini hadir semenjak padangan pertamaku dengannya. Suatu pagi ketika aku sedang berlibur disebuah taman yang indah. Ketika itu, aku sedang bermain sepeda, aku terjatuh dari sepeda karena menabrak sebuah trotoar. Lalu seorang lelaki mengulurkan tangan dan menolongku. Dia tersenyum untukku. Tatapan matanya menusuk hatiku membuat rasa dalam hatiku membara. Menurutku lelaki itu cukup baik dan ramah meski aku sedikit takut. Namun belum selesai aku berfikir, hujan turun dengan lebat. Hari itu aku tidak membawa payung, tiba-tiba dia membuka jaket yang dikenakannya untukku. Lalu dia membawaku ke tempat berteduh di taman itu. Sebuah pondok mungil menjadi tempat persinggahanku dengan lelaki itu, sambil menunggu hujan reda, lelaki itu berusaha mencairkan suasana. Dia mengajakku untuk berbagi pengalaman sambil bercanda. Awalnya aku takut, karena di pondok itu hanya ada aku dan dia. Tetapi lelaki itu tetap berusaha meyakinkan aku tentang niat baiknya menolongku. Melodi itu begitu indah hingga membuatku ingin menari, aku mencari asal melodi itu. Suaranya semakin kencang ketika aku hampir sampai di pondok yang kemarin aku datangi bersama lelaki itu. Aku terkejut, melodi itu berasal dari sebuah harmonika yang dimainkan oleh seseorang. Ketika aku perhatikan, pemain harmonika itu adalah lelaki yang aku cari. Aku memperhatikan lelaki itu dari kejauhan sambil menari mengikuti alunan melodi itu, aku masih ragu untuk mendekat. Tetapi dia sepertinya menyadari kedatanganku, dia berhenti dan mendekat padaku. Dia tersenyum sambil berkata,” tetaplah menari, tarianmu sangat indah,putri”. Wajahku menjadi merah seperti tomat mendengar ucapannya. Dan jantungku berdetak kencang ketika dia memanggilku putri. Tapi, darimana dia tahu namaku? Aku tidak pernah menceritakan namaku padanya. Aku berusaha berfikir baik, mungkin kemarin aku tidak sengaja menyebut namaku padanya. Dia kembali memainkan harmonikanya, tetapi aku hanya memperhatikannya. Melodi itu terasa penuh makna, aku merasa ada kedamaian dan kebahagiaan dalam melodi itu. Dia kemudian berhenti memainkan harmonikanya lagi. Lalu dia bercerita padaku tentang kehidupannya tanpa bunda disampingnya, ibunya pergi meninggalkan dia dan ayahnya ketika dia masih bayi. Baginya, taman itu adalah teman yang setia. Taman itu yang menjadi obat dalam kesendiriannya. cerita yang dia sampaikan membuatku terharu, aku ingin menangis. Tapi dia melarangku, dia memintaku untuk tetap tersenyum dan menemaninya setiap hari di taman itu. Dia merasa aku adalah orang yang tepat untuk berbagi kisah hidupnya, aku setuju dengannya. Kamipun menjadi teman, dan selama liburan aku menghabiskan waktu bersamanya. Hingga liburanpun berakhir dan aku kembali ke duniaku di sekolah yang sibuk, begitupun dengan lelaki itu.Sejak saat itu, kami jarang berkomunikasi, bahkan persahabatan kami terasa hanya sebuah kenangan. Setiap malam aku bermimpi indah tentang lelaki itu, sepertinya rasa rindu mendatangiku. Aku ingin bertemu lagi dengannya. Aku mulai mencari tahu tentang dia, hingga akhirnya aku mendapatkan alamat rumahnya yang ternyata tidak jauh dari rumahku. Kebetulan juga, setiap berangkat sekolah aku melewati daerah itu. Beberapa lama aku melewati tempat itu, dan terkadang bertemu dengannya. Tetapi dia membiarkan aku begitu saja. Kemudian aku mulai mencoba mencari perhatiannya, dengan berbagai cara yang aku lakukan, dia pun mulai memperhatikanku dan terkadang tersenyum kepadaku. Bagiku, senyumnya sudah cukup untuk membuat jiwaku terbang ke diwangkara. Sepertinya aku jatuh cinta pada lelaki itu, sebuah cinta pertama sejak pandangan pertamaku dengannya. Cinta telah membakar egoku, membuat aku berani melakukan hal-hal baru. Cinta bahkan merubahku menjadi seratus delapan puluh derajat berbeda dengan sebelumnya. Cinta telah merubah hidupku menjadi penuh makna. Cinta telah membawa mimpi dalam cinta, memberi warna dalam kisah, memberarti dalam kehidupan, mematahkan rintangan yang datang menghadang, dan cinta juga telah mengajarkan aku arti sebuah kasih sayang dan kesetiaan. Namun, selama ini aku hanya berani untuk mencintai dalam hati, tanpa sepatah katapun yang terucap padanya. Ingin rasanya aku menemui pangeranku yang telah menjadikanku seperti ini, tapi egoku selalu menolak, nyaliku turun ketika aku dekatnya, aku merasa semua yang aku lakukan ini masih belum cukup untuk meluluhkannya. Hati kecilku seakan berbisik mengingatkanku, “Ini hari terakhirmu, lakukan apa yang ingin kau lakukan sebelum terlambat.” Tiba-tiba rasa ragu itu hilang, mungkin ini pertanda untukku. Aku harus menemuinya sekarang. Entah apa yang akan aku lakukan ketika bertemu dengannya, yang aku tahu hati dan tubuhku takkan rela melepaskan kesempatan ini. Setiap waktu selama ada kesempatan, aku selalu memperhatikannya. Bahkan saat ini, aku hafal banyak hal tentangnya, sebenarnya bukan hanya hafal, terkadang apa yang dia sukai, akupun mulai menyukainya juga dan begitu pun sebaliknya.Mungkin karena rasa ini begitu besar hingga memberiku suatu kekuatan untuk melakukan hal-hal positif. Tiba-tiba aku teringat suatu tempat, aku tahu dimana saat ini pangeranku berada, segera aku langkahkan kakiku menuju tempat itu yang tak jauh dari rumahku. Dugaanku benar, dia ada di taman itu dengan harmonikanya. Alunan melodi harmonika itu membuatku ingin menari. Namun, belum sempat aku melangkah mendekatinya, seorang wanita seusiaku datang mendekatinya sambil membawa dua batang es krim. Sambil memakan es krim itu, mereka berdua bercanda layaknya sepasang kekasih yang sedang kasmaran. Aku tak dapat menahan air mataku, rasanya hatiku tertusuk dan hancur menjadi serpihan debu. Duniaku menjadi gelap, galau menghantui jiwaku. Ingin rasanya aku bertiak, “Tuhan tolong aku!”. Tetapi sebelum emosiku meluap dan amarahku tak terkendali. Bergegas aku tinggalkan tempat itu, menjauh dari pandangan yang menghancurkan mimpiku. Tuhan mengapa kau lakukan ini padaku, siapakah wanita itu? Aku tak dapat menahan air mataku, rintihan air mata membasahi wajahku membuat jantungku makin terguncang. Hingga sesaat kemudian, aku menyadari jika disampingku ada seseorang yang menemani aku. Dia memberiku sebuah sapu tangan, dan menghapus air mataku dengan sentuhan lembutnya. Namun, aku tak berani menatapnya. Dia mencoba menenangkan aku dengan kata-katanya, suaranya begitu lembut dan amat ku kenal. “Tenanglah, aku akan menemanimu disini sampai kamu berhenti menangis, putri!”. Aku amat terkejut, dia mengetahui panggilan kecilku dan hanya pangeranku yang mengetahui dan memanggilku dengan sebutan itu. Tiba-tiba aku merasa ketenangan menjalari tubuhku memaku air mataku dan membawa kedamaian dalam jiwaku. Lelaki itu mendekapku, memelukku dengan kasihnya. Ingin aku melepaskan diriku darinya, namun dayaku terlalu lemah untuk itu. Dalam dekapan tubuhnya dia berkata padaku, “Putri, mengapa kamu berlari? Mengapa kamu pergi meninggalkanku?”, “aku meninggalkanmu? siapa kamu?” tanyaku dengan heran. “Maafkan aku putri. Sebenarnya, selama ini aku sering memperhatikanmu. Menurutku kamu unik, cantik dan pintar. Kamu membuatku jatuh cinta semenjak padangan pertama. Semenjak pertama kali kita bertemu di taman yang kamu datangi tadi, semenjak itu aku merasa getaran cinta dalam hatiku. Bagiku, kamu adalah seorang putri yang amat cantik yang telah memanah hatiku,karna itu sewaktu pertemuan pertamaku denganmu aku memanggilmu dengan sebutan putri juga karena aku tidak tahu namamu.” Jawab lelaki itu sambil tersenyum. Rasa penasaran kembali memasuki jiwaku, memaksaku untuk mencoba menatap lelaki itu. Aku mencoba melepaskan diriku dari pelukannya. Aku ragu dia adalah pangeranku, tetapi jiwaku benar-benar terguncang ketika aku menatapnya. Sungguh, semua ini bagai mimpi. Lelaki itu benar-benar pangeran yang aku tunggu. Tetapi mengapa? Apa aku masih bermimpi, bukankah tadi, dia bersama wanita itu. Mengapa sekarang dia ada disini,memelukku.Sepertinya dia tahu apa yang ada dihatiku. “Putri aku sudah tahu semua, semua yang kau lakukan untukku, semua pengorbananmu, semenjak kamu masih jadi gadis polos dan pendiam hingga saat ini. Kamu telah jadi gadis terpopuler berkat prestasimu. Aku tahu semua itu” katanya sambil tersenyum. “Tapi darimana kamu tahu semua itu?” tanyaku dengan heran. “Dari buku harianmu, kamu menjatuhkannya, sekitar seminggu yang lalu. Sepertinya buku ini terjatuh ketika kamu sedang memperhatikanku. Dari buku itu aku tahu tentangmu. Kamu benar-benar hebat, putri!” jawabnya. Jantungku benar-benar terasa hampir jatuh. Kata-katanya membuat mukaku merah, dan jiwaku seakan lepas dari tubuhku. Aku benar-benar tak percaya, apakah mungkin itu semua nyata. Aku ada didekat pangeranku dan dia tahu semua rahasiaku. Semua ini terasa mustahil untukku. Sejenak aku terdiam membatu, melihat dia mengeluarkan harmonikanya dan memainkannya dengan indah. Melodi harmoni itu memecah kesunyian. Tiba-tiba dia berhenti bermain harmonika dan memberikan harmonika itu untukku. “Ini untukmu, jagalah harmonika ini selama kamu di Paris. Aku akan menunggumu kembali. Jagalah harmonika ini seperti kamu menjaga cintamu untukku selama ini”. “Ka…kamu juga tahu kepergianku ke Paris. Tetapi bagaimana mungkin aku tidak menulis itu di buku harianku. Lalu apa maksudmu kamu akan menungguku. Maksudku, bukankah kamu sudah mempunyai kekasih?” Entah mengapa aku tidak percaya dengan ucapannya ini, lalu tiba-tiba terdengar suara seorang gadis. Dia mendekatiku dan berkata, “Hai kak Aldi”. “Apakah maksud kamu itu dia?” jawab Aldi sambil menunjuk kearah gadis itu. Aku hanya dapat mengangguk, aku tak tahu lagi harus bagaimana menghadapi ini semua. Lelaki itu tiba-tiba melanjutkan perkataannya, “sayang, perkenalkan. ini kak Putri yang sering aku bicarakan”. , Mendengar kata-kata itu hatiku semakin hancur berkeping-keping. Apakah mungkin mereka benar-benar sepasang kekasih. Belum sempat aku menyelesaikan pikiranku, gadis itu menyapaku, “Hai kak Putri. Oh, maaf. Perkenalkan namaku Cristina Jasmin Wijaya.” Cristina Jasmin Wijaya! Nama belakang pangeranku Aldi Putra Wijaya. Ya Tuhan, apa yang sebenarnya terjadi? Tolong beri tahu aku Tuhan. “Aku adik dari kak Aldi, tetapi selama ini aku tinggal di Jerman bersama bunda. Oleh karena itu aku minta maaf mungkin sudah membuat kakak menjadi salah paham. Kak Aldi sudah menceritakan semua tentang kak Putri. Kakak benar-benar hebat.” Katanya sambil tersenyum padaku. Senyumannya membuatku tahu bila aku memang salah. Senyumannya benar-benar menjadi bukti, bahkan lesung pipi gadis itu mirip dengan lesung pipi pangeranku. Semua itu membuatku yakin kalau mereka adalah kakak adik. Mendengar ucapan gadis itu membuat wajahku berseri-seri, bahagia terasa menghiasi hidupku. Entah mengapa, ingin aku memeluk pangeranku. Namun sebelum pikiran itu terlaksana, aku sudah ada di peluknya lagi. “Biarkan aku memelukmu saat ini, akan ku pastikan itu bukan yang terakhir. Pergilah, gapailah cita-citamu dan kembalilah untukku. Dan ketika kamu kembali, aku ingin kau menjadi pendamping hidupku. Aku mencintaimu putri, tapi maaf selama ini aku juga takut mengungkapkan rasaku, aku takut jika kamu akan menolakku. Tapi buku harianmu telah aku baca menjadi bukti perasaan kita sama. Aku akan selalu menunggumu, jika kamu tidak kembali, biarkan aku yang menjemputmu!”. Kata-katanya benar-benar bagai mimpi untukku. Keraguan dalam hatiku pun sirna. Kejadian ini bagaikan dongeng. Aku merasa benar-benar menjadi seorang putri dengan pangeran yang menjemputku dalam kebahagiaan. “Aku benar-benar tak percaya, semua ini bagai mimpi. Tapi aku sangat menyukainya” jawabku penuh haru. “Karena itu berjanjilah kamu akan menjaga cintamu untukku seperti saat ini. Dan jangan berubah!” kata lelaki itu. Aku melepaskan diriku dari pelukannya. Tetapi mengapa perpisahan ini terjadi ketika pertemuan pertamaku dengannya. Mengapa aku harus berpisah dengan pangeranku. Tuhan, mengapa rahasia ini harus kau ungkap di saat-saat terakhirku di tempat ini, di istana kecilku. “jangan sedih. Ingatlah janjiku aku akan menikahimu” jawab lelaki itu seakan tahu semua yang singgah di pikiranku. Hari ini cinta menjemputku, setelah bertahun-tahun aku menantinya. Mungkin dia bukan pangeran dengan kuda putih, dan aku juga bukan putri tidur yang menanti untuk dibangunkan seorang pangeran. Tetapi hari ini, aku merasa menjadi seorang putri dalam pelukan pangeran tanpa kuda putihku. aku tak tahu apakah ini sebuah takdir, mimpi ataukah hayalku, tetapi aku percaya ini adalah sesuatu hal yang aku namakan sebuah misteri kekuatan cinta. Sebuah kekuatan yang dapat merubah sebuah mimpi menjadi kenyataan yang indah. Cinta ini yang telah membawaku untuk menggapai cita, sebuah cinta yang telah memberiku kekuatan untuk bertahan dari kerasnya kehidupan. Sejak aku mengenal cinta, aku belajar arti sebuah pengorbanan. Aku belajar untuk menjaga dan merawat semua yang aku miliki ketika aku bisa. Aku tak tahan dengan skenario tuhan ini. Semua ini terlalu indah untuk aku tinggalkan. Tapi aku harus pergi. Dia pun membiarkanku pergi dengan senyuman indahnya. Aku akan pergi untuk menggapai cita dan saat aku dapatkan cita, aku akan kembali untuk cinta. Sekarang aku akan berjuang di Paris demi cita dan cintaku. Dengan sebuah sapu tangan dan harmonika aku pergi meninggalkannya. Aku pergi hanya untuk sementara. Aku pergi dengan kebahagiaan. Sebuah kebahagiaan ketika aku benar-benar menjadi putri untuk pangeranku.
Posted on: Sun, 21 Jul 2013 12:20:04 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015