Macarthur Mempromosikan Liberalisme Budaya Posted on December 10, - TopicsExpress



          

Macarthur Mempromosikan Liberalisme Budaya Posted on December 10, 2011 by Dr. Steven (Berita Mingguan GITS 10 Desember 2011, sumber: wayoflife.org) Tokoh berpengaruh, John MacArthur, dari Gereja Grace Community di California selatan, mendua hati dalam hal kesesatan “liberalisme budaya.” Di satu sisi dia menegur para “Kalvinis baru” yang sedang emerging karena keduniawian mereka, tetapi pada saat yang sama ikut melakukan hal-hal itu. Dalam sebuah wawancara dengan Alex Crain dari Christianity, yang dimasukkan ke dalam YouTube, 18 Agus. 2011, MacArthur mengatakan, “Yang ditakutkan adalah kuasa atraksi dunia akan menarik orang-orang ini dan generasi setelah mereka, lebih dan lebih lagi ke dalam budaya, dan kita akan melihat kebalikan dari kebangkitan rohani Reformed. ….Ketakutan saya adalah bahwa semakin jauh mereka berusaha mengakomodasi budaya, maka semakin sulit bagi mereka untuk mempertahankan doktrin-doktrin utama” (“MacArthur Predicts Reversal of the Reformed Revival – Bagian 1, “youtu.be/xYhmo5gabQU). MacArthur, yang benar dalam memperingatkan bahwa kesesatan liberalisme budaya membahayakan generasi berikut, sedang membicarakan filosofi populer yang dicetuskan oleh Mark Driscoll sebagai kombinasi “konservatisme theologis dengan liberalisme budaya,” yang bukanlah barang baru tetapi telah sejak dulu menjadi bagian penting dari Injili. Filosofi ini melibatkan hal-hal seperti Christian rock, minum-minum, pesta dansa champagne, pelajaran membuat bir, malam judi, “penyembahan” hula, menganalisis film-film rating-R untuk “pembangunan karakter,” dan memainkan rock sekuler dalam konteks “penyembahan.” Apa yang MacArthur katakan mengenai bahaya liberalisme budaya adalah benar, tetapi teguran dia sama sekali tidak efektif dan munafik karena dia sendiri melakukannya. Camp Regenerasi, sebuah kamp anak muda yang dibuat oleh MacArthur untuk “gereja-gereja di seluruh negeri setiap bulan Juli,” penuh dengan liberalisme budaya. Anak-anak lelaki dan perempuan tingkat SMA berpakaian tidak sopan, melakukan aktivitas yang patut dipertanyakan (seperti anak-anak perempuan bermain lumpur basah hingga menutupi seluruh tubuh di hadapan anak-anak lelaki ), dan nge-rock terhadap musik rap yang dimainkan oleh artis-artis dengan anting dan bertato dalam auditorium yang digelapkan, lampu-lampu yang kedap-kedip, dan berasap. Master’s College, yang dipimpin oleh MacArthur, mengadakan sebuah konser hip-hop pada bulan Desember. Para murid Master’s College membuat video pop/rap/country/rock dengan gerakan dansa penuh dan tampilan depan lagu-lagu rock sekuler. Mereka mengadakan event Fall Thing yang sangat duniawi. Tahun ini, temanya adalah “Realita yang Tidak Terkekang,” dan para murid memakai kostum karakter-karakter dari Star-Wars, fantasi fiksi ilmiah, super-heroes, dan budaya pop pada umumnya. Ini menguatkan ketertarikan kepada budaya fantasi dan Iblis menggunakan hal ini untuk mengkorupkan pikiran orang. Orang-orang muda tidak akan mau memakai kostum ini jika hati dan pikiran mereka belum jatuh cinta pada Hollywood. Welcome Week yang adalah acara tahunan di Master’s College mengandung acara-acara aktivitas pantai dan pesta kolam renang, lengkap dengan wanita-wanita dalam busana renang yang ketat dan sangat minim. (Semua ini jelas dari foto-foto yang ditaruh di halaman Flickr oleh sekolah ini dan juga dari rekaman YouTube. Sebagai bukti lihat pccmonroe.org/2011/10.htm.) Dapatkah MacArthur dianggap sebagai seseorang yang memimpin gerakan untuk melawan adaptasi budaya pop sensual, dan dapatkah dia dianggap seorang “konservatif” yang aman untuk diikuti? Dia benar dalam observasinya bahwa liberalisme budaya akan menghancurkan anak muda dan ujungnya menghancurkan doktrin yang benar, dan jemaatnya sendiri akan menjadi bukti, sama seperti jemaat setiap gembala sidang yang cukup bodoh untuk ikut jejaknya. Banyak gereja Baptis fundamental sedang dalam jalan menuju kehancuran yang sama.
Posted on: Sat, 13 Jul 2013 00:24:00 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015