Manfaat Puasa Bagi Penderita Neuropati majalah farmacia - Puasa - TopicsExpress



          

Manfaat Puasa Bagi Penderita Neuropati majalah farmacia - Puasa adalah periode penting bagi penderita neuropati. Itu karena puasa terbukti bermanfaat menurunkan risiko kerusakan syaraf. Ketika berpuasa, tubuh mendapat kesempatan untuk melakukan detoksifikasi dari pola hidup sehari-hari yang tidak sehat. Detoksifikasi akan menyebabkan penurunan radikal bebas, yaitu jenis molekul yang tidak berpasangan yang mengambil ektron dari sel sehat sehingga sel tersebut menjadi rusak. Dengan menurunnya radikal bebas yang menyebabkan kerusakan saraf, risiko kerusakan saraf juga akan ikut menurun. Hal tersebut diungkapkan dr. Manfaluthy Hakim, Sp.S(K), Ketua kelompok Studi Neurofisiologi dan Saraf Tepi Perhimpunan Dokter Saraf Indonesia (PerdossiI) pada acara buka puasa bersama media, 16 Juli silam di Jakarta. “Kerusakan saraf,” tambahnya, “membutuhkan perbaikan bertahun-tahun, sehingga momen puasa harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. Untuk mencegah neuropati, jalani hidup yang sehat dengan mengupayakan gizi seimbang, olahraga teratur, da istirahat cukup.” Neuropati merupakan kerusakan saraf yang dialami oleh sekitar 26% atau 1 dari 40 orang yang berusia 40 tahun ke atas. Neuropati menyerang fungsi sensorik, motorik dan fungsi otonom pada saraf. Gejala-gejala yang bisa dirasakan antara lain nyeri, rasa baal, mati rasa, kram, kaku, kesemutan, rasa terbakar, kulit hipersensitif, kulit mengilap tidak wajar, rambut rontok pada area tertentu, kelemahan tubuh dan anggota gerak, serta atrofi atau otot mengecil. Manfaluthy melanjutkan, mengonsumsi vitamin neurotropik satu kali setiap hari sejak dini juga dapat dilakukan untuk mencegah neuropati. Vitamin neurotropik terdiri dari vitamin B1, vitamin B6, dan vitamin B12. Vitamin neurotropik berfungsi menjaga dan menormalkan fungsi saraf dengan memperbaiki gangguaan metabolisme sel saraf, serta memberikan asupan yang dibutuhkan supaya saraf dapat bekerja dengan baik. Vitamin ini juga terlibat dalam metabolisme energi sel, sehingga dapat dipakai untuk mengatasi kelelahan dan membantu dalam masa penyembuhan penyakit. “Selain proses detoksifikasi, dengan berpuasa kita juga mengalihkan penggunaan glukosa ke lemak sebagai sumber energi secara perlahan sehingga mencegah kerusakan saraf dan otot. Puasa juga meningkatkan kondisi mental, kewaspadaan, dan fokus karena beberapa hormon tertentu seperti endofin mengalami peningkatan dalam darah setelah beberapa hari berpuasa,” ia menuturkan. Konsultan neurologis dari Departemen Neurologi FKUI/RSCM ini melanjutkan, bagi penderita diabetes, puasa dapat menurunkan gejala kesemutan, baal, dan lain-lain yang merupakan gejala neuropati. Di bulan puasa penderita diabetes harus tetap mengonsumsi makanan yang rendah kadar gulanya. Hal ini dikarenakan kadar glukosa darah perlu dikontrol dengan baik. Penderita diabetes harus mencegah timbulnya neuropati dengan mengusahakan kadar gula di bawah 130mg/dL saat sesudah puasa 8 jam, atau sesudah makan di bawah angka 180 mg/dL dan HbA1c di bawah angka 7%. “Neuropati diabetes paling banyak dijumpai dan angka cenderung meningkat,” imbuh Manfaluthy.yap
Posted on: Mon, 22 Jul 2013 22:45:55 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015