Materi Geografi Kelas XII Smt Gazal P E T A. A. Pengertian - TopicsExpress



          

Materi Geografi Kelas XII Smt Gazal P E T A. A. Pengertian Peta : Peta adalah suatu gambaran atau representasi unsur-unsur kenampakan abstrak yang dipilih dari permukaan bumi atau benda angkasa digambar pada bidang datar. B. Macam-macam Peta Macam-macam peta dapat ditinjau dari jenis, skala, isi, tujuannya. 1. Ditinjau dari jenisnya Ditinjau dari jenisnya, peta dibedakan menjadi dua, yaitu peta foto dan peta garis/grafis. Peta foto ialah peta yang dihasilkan dari mozak foto udara atau ortofoto yang dilengkapi garis kontur, nama, dan legenda. Peta garis ialah peta yang menyajikan detail alam dan buatan manusia dalam bentuk titik, garis, dan luasan. 2. Ditinjau dari skalanya Berdasarkan skalanya, peta dapat diklasifikaskan menjadi lima, yaitu : a. Peta kadaster, berskala 1:100 s/d 1:5.000. peta-peta tanah dan peta dalam sertifikat tanah. b. Peta skala besar, berskala 1:5.000. s/d 1: 250.000. c. Peta skala sedang, 1: 250.000 s/d 1:500.000. . d. Peta skala kecil, berskala 1: 500.000 s/d 1 : 1.000.000. e. Peta skala geografis/ kecil dari 1: 1.000.000, benua, atau dunia. 3. Ditinjau dari informasinya a. Peta Umum/Peta Ikhtisar. = Peta umum adalah peta yang menggambarkan segala sesuatu yang ada dalam suatu daerah. b. Peta Khusus/ Peta Tematik =. menggambarkan penampakan-penampakan tertentu dipermukaan bumi saja. C. Unsur-unsur / komponen Kelengkapan Peta Bagian-bagian pokok peta antara lain sebagai berikut. 1. Judul Peta. 2. Garis Astronomis. 3. Inset. 4. Garis Tepi Peta. 5. Skala Peta 6. Sumber Peta 7. Tahun Pembuatan. 8. Mata Angin. 9. Simbol Peta : a. Simbol Titik Terdiri atas simbol geometrik, simbol piktorial, dan simbol huruf/angka. 1) simbol geometrik adalah simbol yang menggunakan gambar – gambar geometrik (segitiga, lingkaran, persegi) simbol ini kurang ada kemiripan dengan obyek di lapangan. 2) Simbol piktorial / gambar adalah simbol yang menggunakan gambar sesuai dengan keadaan sebenarnya di lapangan (Kapal terbang = bandara, jangkar = pelabuhan laut). 3) Simbol huruf / angka adalah simbol yang menggunakan huruf atau angka. b. Simbol garis. Simbol ini terutama digunakan untuk mewakili obyek yang memanjang (rel kereta api, garis kontur, batas administrasi). c. Simbol wilayah / luasan Digunakan untuk menunjukkan luas (panjang / lebar). (persawahan) d. Simbol warna. Digunakan untuk menunjukkan wilayah tetapi berupa warna-warna tertentu. 10. Warna Peta Warna dalam peta mencirikan keadaan objek tertentu, misalnya : warna biru untuk lautan/perairan, hijau untuk dataran rendah, kuning untuk dataran tinggi, coklat untuk pegunugan/gunung yang tinggi, merah untuk bentang hasil budi daya manusia, dan putih untuk puncak pengunungan salju. Dalam penggunaan warna ada kalanya menggunakan warna gradual, artinya warnanya sama tetapi tua mudanya berbeda. Contoh : laut memakai warna biru. Semakin dalam lautnya maka warnanya semakin tua. 11. Legenda Legenda adalah keterangan dari symbol-simbol peta yang digunakan agar lebih mudah dipahami pembaca. Pada umumnya, legenda terletak di sisi kiri atau kanan bagian bawah suatu peta dan sebaiknya didalam garis tepi peta. Penempatan legenda ini murni didasarkan pada pendekatan kreativitas dan nilai keindahan seni kartografinya. 12. Lettering Lettering adalah semua tulisan dan angka-angka yang tertera dalam suatu peta. Lettering juga berfungsi untuk mempertegas arti dar symbol-simbol yang ada. Lettering ini jangan terlalu banyak dan biasanya ditulis dengan huruf cetak kecil yang representative terhadap besarnya peta. 13. Jenis huruf Lettering Pada dasarnya, setiap penamaan symbol atau kenampakan alam selalu digunakan huruf-huruf standar. Judul peta ditulis dengan huruf cetak besar yang tegak. Tinggi huruf disesuaikan dengan besar peta. Kenampakan di air misalnya sungai, laut, danau, rawa menggunakan huruf bersirip dan miring, besar kecilnya berdasarkan strategisnya. Tulisan sungai ditulis memanjang sesuai dengan arah sungai. Untuk penulisan dapat diletakkan di bagian atas atau bawah sungai dengan jenis miring/italic. Legenda ditulis dengan huruf cetak kecil dan diatur supaya baik untuk dilihat. Kota-kota besar ditulis dengan huruf tegak dan cetak, lebih kecil dari judul peta. Untuk kota-kota kecil hurufnya juga harus lebih kecil lagi. D. Skala Peta Skala peta adalah angka yang menunjukan perbandingan jarak di peta (gambar) dengan jarak yang sebenarnya di permukaan bumi. Misalnya, dalam peta tercantum skala 1:7.000.000 berarti tiap-tiap jarak 1 cm di peta, sama dengan jarak 7.000.000 cm di lapangan. Pada setiap peta harus dicantumkan skalanya agar setiap orang dapat mengetahui pengecilannya sampai berapa kali. 1. Dalam kartografi (ilmu yang mempelajari tentang perpetaan) skala dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu sebagai berkut : a. Skala pecahan (numeric scale), yaitu skala yang menunjukkan perbandingan antara jarak di peta dan jarak yang sebenarnya di lapangan, yang dinyatakan dengan angka pecahan. Contoh : Penulisan 1:100.000 untuk perbandingan 1 satuan di peta mewakili 100.000 satuan pada keadaan sebenarnya. Contoh Negara yang menggunakan system ini adalah Indonesia. b. Skala Inci (verbal scale), yaitu skala yang menunjukkan jarak inci di peta sesuai dengan sejumlah mil di lapangan. Contoh : 1 inci = 4 mil. Artinya 1 inci dalam peta = 4 mil dilapangan. Contoh Negara yang menggunakan system ini adalah Amerika. c. Skala grafik (graphic scale), yaitu skala yang ditunjukan dengan garis lurus, yang dibagi-bagi dalam bagian yang sama. Setiap bagian menunjukkan acuan panjang yang sama pula. Contoh : 1 cm = 1,8 km 5 cm = 9 km 2. Cara menentukan skala Bagamana kalau dalam sebuah peta tidak ada skalanya? Peta tersebut dapat ditentukan dengan berbagai cara, misalnya sebagi berikut. a. Membandingkannya titik-titik di peta dengan titik-titik di lapangan. Contoh : jarak A-B di peta = 10 cm, lalu jarak A-B di lapangan diukur, ternyata jaraknya 10 kilometer. Jadi, skala10 cm : 1.000.000 cm atau 1 : 100.000 b. Membandingkannya dengan peta lain atau potret udara yang sudah ada skalanya untuk kenampakan yang sama. Misalnya : jarak A-B = 10 cm, tetapi skalanya tidak ada. Lalu, kita bandingkan dengan jarak A-B pada peta lain berskala 1: 50.000. ternyata jarak A-B = 20 cm. 10 x X = 20 x 50.000 10 x X = 1.000.000 X = Jadi, skala peta adalah 1 : 100.000 c. Memperhitungkan selisih derajat lintang atau bujur. Kita telah mengetahui bahwa 10 = 111 km Hal ini berarti 600 = 111 km A B Misalkan jarak A-B pada peta = 10 cm, maka jarak sebenarnya adalah 400 22’ - 400 20’. Padahal 10 = 60’ = 111 km2’ = 2/60 x 111 km = 3,7 km, berarti 10 cm di peta sama dengan 370.000 cm di lapangan sehingga skalanya 1 : 370.000/10 = 1 : 37.000. E. Proyeksi Peta Bentuk permukaan bumi yang seperti permukaan bola jika digambarkan pada kertas/ bidang datar pasti akan mengalami kesalahan-kesalahan. Untuk menghindari atau memperkecil kesalahan, maka dipilihlah cara penggambaran dengan proyeksi. Yang disebut proyeksi peta adalah cara pemindahan lintang/bujur pada lengkungan permukaan bumi ke bidang datar. Agar peta dapat berfungsi dengan baik, tiga persyaratan pokok berikut harus dipenuhi dalam memilih jenis proyeksi : a. Conform : berarti berbentuk bidang daerah, pulau, benua yang digambar pada peta harus sesuai dengan bentuk aslinya di alam. b. Equivalent : Berarti daerah-daerah atau bidang-bidang yang digambarkan harus sama luas dengan apa yang terdapat di lapangan. c. Ekuidistant : berarti jarak-jarak yang digambarkan peta tepat perbandingannya dengan keadaan jarak-jarak sesungguhnya. Berdasarkan proyeksinya, peta digolongkan atas 4 golongan, yaitu proyeksi zenithal (azimuthal), proyeksi silinder (cylindris), proyeksi kerucut (conic), dan proyeksi unik (unique). a. Proyeksi zenithal adalah bidang proyeksi berupa bidang datar yang menyingung bola pada kutub, ekuator atau di sembarang tempat yang terletak antara ekuator dan kutub. Proyeksi ini paling baik untuk menggambarkan daerah disekitar ekuator. b. Proyeksi silinder adalah semua pararel merupakan garis horizontal dan semua meridian berupa garis lurus vertical. Proyeksi ini paling tepat menggambarkan daerah ekuator sebab kearah kutub terjadi pemanjangan garis (pemekaran) Keuntungan proyeksi silinder : yaitu tempat-tempat yang pararelnya sama terletak pada satu garis lurus. Pararel dan meridian sering dapat di hapuskan dan hanya diberi angka pada bagian tepi bingkai gambar hasil proyeksi. c. Proyeksi kerucut diperoleh dengan memproyeksikan globe pada kerucut yang menyinggung atau memotong globe kemudian dibuka, sehingga bentangannya ditentukan oleh sudut puncaknya. Proyeksi ini paling tepat untuk menggambarkan daerah-daerah di lintang 450. d. Proyeksi unik adalah suatu cara memproyeksikan bumi yang lengkung menuju bidang datar dari hasil pengembangan para ahli. Beberapa contoh proyeksi Unik adalah a. Proyeksi homolografik Mollweide. Dikembangkan oleh Karl.B. Mollweide pada tahun 1805. b. Proyeksi Homolosin Goode. Dikembangkan oleh Dr. Paul Goode pada tahun 1923. c. Proyeksi Eckart IV. Dikembangkan oleh Prof. Max Eckart. proyeksi PERINDUSTRIAN A. Penggolongan industri 1. menurut bahan bakunya a. ekstraktif : bahan baku diambil langsung dari alam b. non ekstraktif : bahan baku diambil dari industri lain c. fasilitatif : bergerak di bidang jasa. 2. menurut jumlah tenaga kerja a. Rumah tangga : 1-4 orang b. kecil : 5-19 orang c. menengah : 20-99 orang d. besar : > 100 orang 3. menurut produksi yang dihasilkan a. indutri primer : Bahan baku tanpa pengolahanlebih lanjut / rumit (anyaman bambu) b. indutri sekunder : bahan baku mengalami pengolahan lebih lanju / rumit. c. industri tersier : bergerak di bidang jasa 4. menurut bahan mentah ; a. indutri pertanian b. industri non pertanian 5. menurut lokasi usahanya, berorientasi pada : a. pasar b. tenaga kerja c. bahan baku d. energi e. transportasi 6. menurut tahapan proses produksinya : a. industri hulu : mengolah bahan mentah menjadi setengah jadi. b. industri hilir : mengolah bahan setengah jadi menjadi barang jadi 7. menurut produksi yang dihasilkan : a. industri berat : industri yang mnengahsilkan alat / mesin produksi bagi industri lain. b. industri ringan : industri yang menghasilkan barang konsumsi. 8. menurut sumber modal ; a. penanaman modal dalam negeri (PMDN) b. penanaman modal asing (PMA) c. patungan (joint venture) 9. menurut yang mengusahakan (subyek pengelola): a. industri rakyat b. industri negara (BUMN) 10. menurut bahan dasar industri a. industri campuran : bahan dasar lebih dari satu jenis. b. industri trafic : bahan mentah impor. c. industri konveksi : pakaian jadi. d. industri perakitan. 11. Industri menurut Deperindag a. kimia dasar : kertas, pupuk, semen, ban b. mesin dan logam dasar : besi baja, alat kominikasi, mesin tekstil c. aneka industri : makanan minuman, pakaian jadi d. kecil : minyak goreng, roti, pengawetan daging B. Lokasi industri Ada dua faktor yang mempengaruhi penentuan lokasi industri : 1. faktor pokok : bahan mentah / baku, modal, transportasi, tenaga kerja, sumber energi, pemasaran 2. faktor tambahan : uu, iklim, pajak, persediuaan air C. Teori lokasi industri 1. teori tempat yang sentral (central place theory) oleh WALTER CHRISTALLER (1933). a. tempat sentral yang berhierarki 3 (K=3) : kasus pasar optimal b. tempat sentral yang berhierarki 4 (K=4) : kasus lalu lintas yang optimum c. tempat sentral yang berhierarki 7 (K=7) : situasi administrasi yang optimum. 2. teori ongkos transportasi oleh ALFRED WEBER tiga faktor adalah titik material, titik konsumsi dan titik tenaga kerja 3. teori lokasi industri optimal teori ini berdasarkan pada permintaan sehingga diasumsikan lokasi optimal dari suatu industri diusahakan menguasai wilayah pemasaran yang luas. D. Aglomerasi industri Aglomerasi industri adalah pemusatan berbagai macam in dustri dalam suatu wilayah agar dapat memberikan keuntungan yang lebih besar kepada berbagai industri di suatu wilayah. Aglomerasi industri terbentuk karena danya : 1. hubungan produksi (barang bergerak dari suatu perusahaan ke perusahaan lain) 2. hubungan pelayanan (perusahaan saling membutuhkan pelayanan perusahaan lain) 3. hubungan pemasaran (melibatkan bagian yang terpisah-pisah sampai ke konsumen) PENGINDERAAN JAUH A. Pengindraan Jauh (Indraja) Pengindraan jauh sering disingkat indraja. Menurut Lillesand dan Keifer, indraja adalah ilmu atau teknik dan seni untuk mendapatkan informasi tentang objek, wilayah, atau gejala dengan cara menganalisis data-data yang diperoleh dari suatu alat tanpa berhubungan langsung dengan objek, wilayah, atau gejala yang sedang dikaji. B. Komponen Indraja Komponen-komponen dalam indraja merupakan serangkaina objek yang saling berkaitan dan bekerja sama secara terkoordinasi untuk melakukan pengindraan. Rangkaian dalam komponen indraja meliputi sumber tenaga, atmosfer, objek, sensor, wahana, perolehan data, dan pengguna data. Sumber Tenaga Sumber tenaga dalam proses indraja terdiri atas tenaga alamiah (matahari) dan tenaga buatan. Atmosfer Molekul-molekul gas yang terdapat di dalam atmosfer tersebut dapat menyerap, memantulkan, dan melewatkan radiasi elektromagnetik. Oleh karena itu, di dalam indraja terdapat istilah jendela atmosfer, yaitu bagian spectrum gelombang elektromagnetik yang dapat mencapai bumi. i antara tenaga dan objek. Interaksi Antara Tenaga dan Objek Interaksi antara tenaga dan objek dapat terlihat pada rona yang dihasilkan. Tiap-tiap objek memiliki karakteristik yang berbeda-beda dalam memantulkan atau memancarkan tenaga ke sensor. Objek yang mempunyai daya pantul tinggi akan terlihat cerah pada citra, sedangkan objek yang daya pantulnya rendah akan terlihat gelap pada citra. Sensor a. Sensor Sensor merupakan alat pemantau yang dipasang pada wahana, baik pesawat maupun satelit. Berdasarkan proses perekamannya, sensor dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sensor fotografik dan sensor elektronik. 1) Sensor fotografik merekam objek melalui proses kimiawi yang dapat dipasang pada pesawat udara maupun satelit. Sensor fotografik itu menghasilkan foto. Sensor fotografik yang dipasang pada pesawat udara menghasilkan citra foto (foto udara), sedangkan jika dipasang pada satelit menghasilkan citra satelit (foto satelit). 2) Sensor elektronik merupakan sensor yang bekerja secara elektrik dalam bentuk sinyal. Sinyal elektrik yang direkam pada pita magnetic selanjutnya dapat diproses menjadi data visual atau digital dengan menggunakan computer. Sensor elektronik itu menghasilkan citra indraja (lebih dikenal dengan sebutan citra). Wahana Wahana adalah kendaraan yang digunakan untuk membawa sensor guna mendapatkan data indraja. Berdasarkan ketinggian peredaran dan tempat pemantulannya di angkasa, wahana dapat di bedakan menjadi tiga kelompok, yaitu sebagai berikut. 1) Pesawat terbang rendah sampai menengah, yaitu pesawat yang ketinggian pendaratannya antara 1.000 m dan 9.000 m di atas permukaan bumi. 2) Pesawat terbang tinggi, yaitu pesawat yang ketinggian peredarannya lebih dari 18.000 m di atas permukaan bumi. 3) Satelit, saitu wahana dengan 900 km di atas permukaan bumi. Perolehan Data Data indraja diperoleh dengan cara manual atau dengan cara numeric (digital). Secara manual dan diperoleh melalui interpretasi citra. Pengguna Data Pengguna data merupakan komponen yang penting dalam sistim indraja, yaitu orang atau lembaga yang memanfaatkan informasi hasil indraja. C. Citra Citra merupakan gambaran yang terekam oleh kamera atau sensor. Data indraja juga berupa data visual yang pada umumnya dianalisis secara manual. Data visual dibedakan menjadi dua, yaitu data citra dan data noncitra. Data citra dalah berupa gambaran yang mirip dengan wujud aslinya atau minimal berupa gambaran planimetri. Data noncitra pada umumnya berupa garis atau grafik. Citra indraja adalah gambaran suatu gejala atau objek sebagai hasil rekaman dari sebuah sensor, baik dengan cara optic, elektrooptik, maupun elektronik. Citra dibedakan menjadi dua, yaitu citra foto (photographic image)/ foto udara dan citra nonfoto (nonphotographic image) 1. Citra Foto Citra foto adalah gambaran suatu gejala di permukaan bumi sebagai hasil pemotretan dengan menggunakan kamera. Guna melakukan pemeotretan, kamera tersebut dipasang pada wahana tertentu, contohnya laying-layang, balon udara, atau pesawat terbang. Hasil pemotreran yang menggunakan wahana-wahana itu di sebut foto udara, sedangkan apabila wahana yang digunakan adalah satelit hasilnya disebut foto satelit. Citra foto dibedakan atas dasar spectrum elektromagnetik yang digunakan, posisi sumbu kamera, sudut liputan kamera, jenis kamera, wahana yang digunakan, dan system wahananya. a. Spektrum Elektromagnetik yang Digunakan Berdasarkan spectrum elektromagnetik yang digunakan, citra foto dibedakan menjadi 5 jenis, yaitu sebagai berikut. 1) Citra foto ultraviolet, yaitu foto yang dibuat dengan menggunakan spektrum ultraviolet. 2) Citra foto ortokromatik, yaitu citra foto yang dibuat dengan menggunakan spectrum tampak dari warna biru hingga sebagian warna hijau. 3) Citra foto pankromatik, yaitu citra foto yang dibuat demgan menggunakan seluruh spektrum tampak. 4) Citra inframerah asli, yaitu citra foto yang dibuat dengan menggunakan spektruminframerah. 5) Citra foto inframerah modifikasi, yaitu citra foto yang dibuat dengan menggunakan spectrum tampak dari warna merah dan sebagian warna hijau. Dari kelima jenis citra foto tersebut yang paling banyak penggunaannya dalam indraja sistim fotografi adalah citra foto pankromatik. b. Posisi Sumbu Kamera Berdasarkan posisi sumbu kamera terhadap permukaan bumi citra foto dibedakan menjadi dua jenis, yaitu citra foto vertical dan citra foto condong. 1) Citra foto vertikal, yaitu citra foto yang dibuat dengan posisi sumbu kamera tegak lurus terhadap permukaan bumi. kemiringan sumbu kamera sebesar 10 - 40, citra foto yang dihasilkan masih digolongkan sebagai citra vertikal. 2) Citra foto condong, yaitu citra foto yang dibuat dengan posisi sumbu kamera miring, umumnya membentuk sudut sebesar 100 atau lebih. Citra foto condong dibedakan menjadi dua jenis, yaitu sebagai berikut. a) Citra foto agak condong, yaitu apabila cakrawala tidak tergambar pada citra foto b) Citra foto sangat condong, yaitu apabila cakrawala tergambar tergambar pada citra foto. c. Sudut Liputan Kamera Berdasarkan sudut liputan kamera, citra foto dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu sudut kecil, sudut normal, sudut lebar, dan sudut sangat lebar. Table, Jenis Citra Foto Berdasarkan Sudut Liputan Jenis Kamera Sudut Liputan Jenis Foto Sudut kecil (narrow angel) < 600 Sudut kecil Sudut normal (normal angel) 600 – 750 Sudut normal/ sudut standar Sudut lebar (wide angel) 750 – 1000 Sudut lebar Sudut sangat lebar (super-wide angel) > 1000 Sudut sangat lebar d. Jenis Kamera Berdasarkan kamera yang digunakan, citra foto dibedakan menjadi dua jenis, yaitu citra foto tunggal dan citra foto jamak. 1) Citra foto tunggal, yaitu citra foto yang dibuat dengan kamera tunggal. Oleh karena itu, setiap objek hanya tergambar dalam satu lembar foto. 2) Citra foto jamak, yaitu citra foto yang dibuat pada saat yang sama dan menggambarkan objek liputan yang sama. Foto jamak dibuat dengan 3 cara, yaitu sebagai berikut. a) Multikamera, yaitu menggunakan beberapa kamera yang masing-masing diarahkan ke satu objek. b) Kamera multilensa, yaitu satu kamera dengan beberapa lensa. c) Kamera tunggal berlensa tunggal dengan pengurai warna. e. Warna yang Digunakan Berdasarkan warna yang digunakan, citra foto berwarna dibedakan menjadi 2, yaitu citra foto warna asli (true color) dan citra foto warna semu (false color). f. Sistem Wahana Berdasarkan wahana yang digunakan, citra foto dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu citra foto udara dan citra foto satelit. 1) Citra foto udara, yaitu citra foto yang dibuat dengan menggunakan wahana yang bergerak di udara, contohnya laying-layang, balon udara, dan pesawat terbang. 2) Citra foto satelit, yaitu citra foto yang dibuat dengan menggunakan wahana yang bergerak di ruang angkasa, umumnya satelit. 2. Citra Nonfoto Citra nonfoto adalah gambar atau citra tentang suatu objek yang dihasilkan oleh sensor bukan kamera dengan cara memindai (scanning). Citra nonfoto dibedakan atas dasar spectrum elektromagnetik yang digunakan, sensor yang digunakan, dan wahana yang digunakan. a. Spektrum Elektromagnetik yang Digunakan Berdasarkan spectrum elektromagnetik yang digunakan, citra nonfoto dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu citra inframerahtermal, citra radar, dan citra gelombang mikro. 1) Citra inframerah termal, yaitu citra yang dibuat dengan menggunakan spectrum inframerah termal. 2) Citra radar, yaitu citra yang dibuat dengan menggunakan spectrum gelombang mikro dan sumber tenaga buatan. 3) Citra gelombang mikro, yaitu citra yang dibuat dengan menggunakan spectrum gelombang mikro. b. Sensor yang Digunakan Berdasarkan sensor yang digunakan, citra nonfoto dibedakan menjadi 2, yaitu citra tunggal dan citra multispektral. 1) Citra tungal, yaitu citra yang dibuat dengan dengan menggunakan sensor tunggal. 2) Citra multipektral, yaitu citra yang dibuat dengan menggunakan sensor saluran jamak. c. Wahana yang Digunakan Berdasarkan wahana yang digunakan, citra nonfoto dibedakan menjadi 2, yaitu citra dirgantara dan citra satelit. 1) Citra dirgantara, yaitu citra yang dibuat dengan menggunakan wahana yang beroperasi di udara atau dirgantara 2) Citra satelit, yaitu citra yang dibuat dengan menggunakan wahana yang beroperasi di antariksa. Tabel. PERBEDAAN CITRA FOTO DENGAN CITRA NONFOTO No Variabel Pembeda Jenis Citra Citra Foto Citra Nonfoto 1 Sensor Kamera Nomkamera, atas dasar pemindaian (scaning). Kamera yang detektornya bukan film 2 Detektor Film Pita magnetic, termistor, foto konduktif, foto voltaic, dan sebagainya 3 Proses perekaman Fotografi/kimiawi Elektronik 4 Mekanisme Perekaman Serentak Parsial 5 Spektrum Elektromagnetik Tampak dan Perluasannya Tampak dan perluasannya, termal, serta gelombang mikro. D. Interpretasi Citra Interpretasi citra adalah kegiatan menafsir, mengkaji, mengidentifikasi, dan mengenali objek pada citra, selanjutnya menilai arti penting dari objek tersebut. 1. Ciri utama interpretasi : a. ciri spektral b. ciri spatial c. ciri temporal 2. Unsur-unsur Interpretasi Citra a. Rona dan Warna Rona adalah tingkat kecerahan atau kegelapan suatu objek yang terdapat pada citra. b. Bentuk Bentuk mencerminkan konfigurasi atau kerangka objek, baik bentuk umum (shape) maupun bentuk rinci (form) untuk mempermudah pengenalan benda. c. Ukuran Termasuk dalam unsur ukuran adalah jarak, luas, volume, ketinggian tempat, dan kemiringan. d. Tekstur Tekstur adalah frekuensi perubahan atau pengulangan rona pada citra. (halus, sedang, dan kasar). e. Pola Pola adalah kecenderungan bentuk suatu objek. f. Bayangan Bayangan yang berbentuk pada suatu objek sangat dipengaruhi oleh arah datangnya sinar Matahari. g. Situs Situs adalah tempat kedudukan suatu objek terhadap lingkungan sekitarnya. Contohnya, daerah persawahan terdapat di dataran rendah, sedangkan permukiman penduduk biasanya memanjang mengikuti jalan, sungai, atau pantai. h. Asosiasi Asosiasi adalah hubungan antara suatu objek dan objek lain di sekitarnya. Sekolah berasosiasi dengan lapangan. E. Langkah-langkah untuk mendapatkan data indraja: 1. Deteksi Mendeteksi objek yang terekam pada foto udara maupun foto satelit 2. Identifikasi Mengidentifikasi objek berdasarkan : a. ciri spektral (ciri yang dihasilkan oleh interaksi antara tenaga elektromagnetik dengan benda). b. ciri spasial (ciri yang terkait dengan ruang misal bayangan, bentuk, asosiasi, pola, bentuk dan ukuran). c. ciri temporal (ciri yang terkait dengan umur obyek dan waktu saat perekaman) 3. Pengenalan Pengenalan objek dilakukan untuk mengklasifikasikan objek yang tampak pada citra berdasarkan pengetahuan tertentu. 4. Analisis Analisis bertujuan untuk mengelompokkan objek yang mempunyai cirri-ciri yang sama. 5. Deduksi Deduksi merupakan pemrosesan citra berdasarkan objek yang terdapat pada citra kearah yang lebih khusus. 6. Klasifikasi Klasifikasi meliputi deskripsi dan pembatasan (delineasi) dari objek yang terdapat pada citra. 7. Idealisasi Idealisasi merupakan penyajian hasil interpretasi citra ke dalam bentuk peta yang siap pakai. F. Manfaat Indraja Tujuan utama indraja adalah merekam objek untuk mengumpulkan data sumber daya alam dan lingkungan. Hingga saat ini indraja semakin banyak dimanfaatkan, antara lain karena alasan - alasan berikut ini. Citra menggambarkan objek dipermukaan bumi dengan wujud dan letak objek mirip yang sebenarnya, gambar relatif lengkap, liputan daerah yang luas, dan sifat gambar yang permanent. citra tertentu dapat memberi gambar tiga dimensi jika dilihat dengan menggunakan stereoskop. Gambar tiga dimensi itu sangat menguntungkan, antara lain karena menyajikan model objek (medan) yang jelas, relative lebih jelas, memungkinkan pengukuran beda tinggi, memungkinkan pengukuran lereng, dan memungkinkan pengukuran volume. citra dapat menggambarkan benda yang tidak tampak sehingga dimungkinkan pengenalan objeknya. Sebagai contoh adalah terjadinya kebocoran pipa bawah tanah. citra dapat dibuat secara cepat meskipun pada daerah yang sulit ditempuh melalui daratan, contohnya hutan, rawa, dan pegunungan. citra sebagai satu-satunya cara untuk pemetaan daerah bencana. SISTEM INFORMASI GEOGRAFI (SIG) A. Konsep Dasar sistem Informasi Geograf is (SIG) Istilah Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan gabungan tiga unsur pokok, yaitu sistem, informasi, dan geografis. Dapat diketahui bahwa SIG merupakan suatu sistem yang menekankan pada unsur informasi geografis. Informasi geografis tersebut mengandung pengertian informasi tentang tempat tempat yang berada di permukaan bumi, pengetahuan tentang letak suatu objek di permukaan bumi, dan informasi tentang keterangan-keterangan (atribut) yang terdapat di permukaan bumi yang posisinya telah diketahui. . Dikembangkannya SIG menggunakan perangkat komputer mengakibatkan keterbatasan SIG manual dapat diatasi. Kemampuan SIG menggunakan perangkat komputer antara lain sebagai berikut. 1. Penggabungan dua berkas data spasial atau lebih, baik daerah yang berbeda dengan atribut sama maupun daerah dan atribut yang sama sehingga dimungkinkan konversi proteksi, ukuran pixel, kode, dan simbol. 2. Pencuplikan sebagian berkas data spasial, baik dengan cara dibatasi segi empat maupun menutup bagian yang tidak dikehendaki atau batas tak teratur. 3. Mampu melakukan penyuntingan berkas data atribut antara lain meliputi berikut ini: a. Pengolahan berkas basis data b. Menayangkan informasi yang dihasilkan sesuai permintaan pengguna. c. Memungkinkan analisis statistik. d. Memungkinkan penggunaan basis data SIG. e. Menyajikan hubungan antarbasis data. 4. Tidak memerlukan banyak ruang untuk penyimpanan data dan pengambilan kembali data dapat dilakukan secara cepat dan akurat. Ribuan peta topografi dapat disimpan secara digital pada satu komputer. 5. Mampu mengolah sejumlah besar data secara cepat. B. Pengertian SIG (sistim informasi geografis) SIG adalah suatu sistim yang memiliki fungsi pengumpulan, pengaturan, pengelolaan, penyimpanan, sampai penyajian segala jenis data (informasi) yang berkaitan dengan geografi. Dibawah ini adalah pendapat para ahli : a. Sistem Informasi Geografis adalah sistem yang berbasis komputer yang digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi informasi-informasi geografi. SIG dirancang untuk mengumpulkan, menyimpan, dan menganalisis objek-objek dan fenomena karena lokasi geografi merupakan karakteristik yang penting atau kritis untuk dianalisis. Oleh karena itu, SIG merupakan sistem komputer yang memiliki empat kemampuan dalam menangani data yang bereferensi geografi, yaitu masukan, manajemen data (penyimpanan dan pemanggilan data), analisis dan manipulasi cara, serta keluaran (Aronaff, 1989). b. Sistem Informasi Geografis adalah suatu sistem perangkat yang dapat melakukan pengumpulan, penyimpanan, pengambilan kembali, pengubahan (transformasi), dan penayangan (visualisasi) dari data-data keruangan (spasial) untuk kebutuhan-kebutuhan tertentu (Burrough, 1956). c. Sistem Informasi Geografis adalah sistem yang berbasis komputer yang digunakan untuk menyimpan, memanipulasi, dan menganalisis informasi geografi (Petrus Paryono). d. Sistem Informasi Geografis adalah sistem komputer yang digunakan untuk memanipulasi data geografi. Sistem ini diimplementasikan dengan perangkat keras dan perangkat lunak yang berfungsi untuk akuisisi (perolehan) dan verifikasi, kompilasi, penyimpanan, perubahan dan updating, manajemen dan pertukaran, manipulasi, pemanggilan dan presentasi, serta analisis (Bernhardsen, 1992). e. Sistem Informasi Geografi adalah sistem yang dapat mendukung pengambilan keputusan spasial dan mampu mengintegrasikan deskripsi-deskripsi lokasi dengan karakteristik-karakteristik fenomena yang ditemukan di lokasi tersebut. SIG yang lengkap mencakup metodologi dan teknolog yang diperlukan, yaitu data spasial, perarigkat keras, perangkat lunak, dan struktur organisasi (J. Raper, 1994). C. Cara Kerja SIG Karena merupakan suatu sistem, informasi geografis terdiri dari 4 subsistem pokok, yaitu subsistem masukan (data input), penyajian (data output, penyimpanan (data management), serta pengolahan dan pengkajian (data manipulation and analysis). 1) Subsistem Masukan / input Fungsi dari subsistim ini adalah mengumpulkan dan mempersiapkan data spasial dan atribut dari berbagai sumber. Selain itu, subsistem ini bertanggung jawab dalam melakukan konversi atau melakukan transformasi formal. Data-data asli ke dalam format yang dapat digunakan oleh SIG. 2) Subsistem Pengolahan dan Pengkajian Fungsi dari subsistim ini adalah menentukan informasi-informasi yang dapat dihasilkan oleh SIG. Selain itu, subsistem ini juga melakukan pengolahan dan pemodelan data untuk menghasilkan informasi yang diharapkan. 3) Subsistem Penyimpanan Fungsi dari subsistim ini adalah mengorganisasikan data, baik data spasial maupun data atribut ke dalam basis data (bank data). Penyimpanan dengan cara demikian mempermudah dalam pemanggilan, pengeditan dan pembaharuan data) 4. Subsistem Penyajian / keluaran / output Fungsi dari subsistem ini adalah menampilkan data dan hasil dari pengolahannya, baik sebagian maupun seluruhnya. Data dan hasil pengolahannya tersebut ditampilkan antara lain dalam bentuk tabel, grafik, dan peta (khususnya para digital). Secara garis besar terdiri dari subsistim masukan- sub sistim proses – subsistim keluaran Tahapan kerja dalam SIG. Pembuatan dan analisis dengan tahapan 1. Tahapan persiapan (kajian kebutuhan, pembuatan konsep dan skema peta tematik, menyiapkan peta dasar, merancang siklus basis data, menentukan prosedur kerja) 2. Tahapan digitasi 3. Tahapan editing 4. tahapan konversi : penyesuaian koordinat 5. tahap anotasi (pemberian nama obyek, misal nama gunung, nama kota) 6. tahap pemberian label (pemberian identitas suatu obyek sperti Laut dan Daratan) 7. tahap analisis data (pengukuran sampai penggabungan beberapa peta). 8. tahap pelaporan D. Komponen Utama SIG Subsistem dalam SIG saling berhubungan satu sama lain dan terintegrasi dengan sistem-sistem komputer. SIG terdiri atas 4 komponen pokok, yaitu data, perangkat keras, perangkat lunak, dan manajemen. a. Data 1. Sumber Data : Sumber data yang dapat digunakan dalam masukan data antara lain data pengindraan jauh, data peta dan data teristris (pengukuran/ pengamatan langsung dilapangan). 2. Macam data terdiri data spasial/keruangan dan data atribut a) Data keruangan adalah data yang terkait dengan ruang (letak, bentuk/ luas dll), berdasarkan proses penyimpanannya dibedakan menjadi dua model yaitu : 1) Model Data Raster Data raster adalah data yang dibentuk oleh kumpulan sel atau pixel (picture element). Data raster berdimensi dua sehingga mudah disimpan, dimanipulasi, dan ditampilkan. 2) Model Data Vektor Data vektor merupakan model data yang dapat digunakan untuk menggambarkan informasi geografi secara tepat. Model data vektor menampilkan, menempatkan, dan menyimpan data spasial dengan menggunakan titik-titik, garis; atau poligon beserta atributnya. Bentuk-bentuk dasar data spasial dalan model data vektor ditampilkan dalarn sistem koordinat kartesian dua dimensi (sumbu x dan y). b) Data Atribut Data atribut suatu objek dapat berupa data kualitatif dan data kuantitatif, yaitu : 1) Data Kualitatif Data kualitatif adalah data hasil pengamatan yang dinyatakan dalam bentuk deskriptif. 2) Data Kuantitatif Data kuantitif adalah data hasil pengamatan atau pengulcuran yang dinyatakan dalam bilangan. Data kuantitatif berfungsi untuk memperlihatkan perbedaan nilai dari objek. Data kuantitatif dapat dibedakan menjadi empat, yaitu data rasio, interval, ordinal, dan nominal. a) Data rasio adalah data yang diperoleh dengan ukuran-ukuran yang memiliki nilai 0 (nol) mutlak dan dengan interval yang sama. Contohnya, panjang jalan A = 5 km dan, panjang jalan B = 10 km. Hal itu berarti bahwa panjang jalan B adalah 2 kali panjang jalan A. Data rasio ini mempunyai tingkat akurasi yang tertinggi. b) Data interval adalah data yang disusun berdasarkan jarak tertentu. Contohnya, nilai mata pelajaran siswa A = 9, B = 8, C = 7, D = 6, dan E = 5. Interval antara siswa A dan C (9-7 = 2) sama dengan interval antara siswa C dan E (7 - 5 = 2). Data interval mempunyai tingkat akurasi sedang. c) Data ordinal adalah data yang disusun berdasarkan kategori-kategori tertentu yang menunjukkan adanya tingkatan dari yang paling rendah sampai tingkat paling tinggi. Contohnya, kelompok penduduk ekonomi atas diberi label 1, kelompok penduduk ekonomi menengah diberi label 2, dan kelompok penduduk ekonomi bawah diberi label 3. d) Data nominal adalah data yang disusun berdasarkan kategori-kategori tertentu yang tidak menunjukan adanya tingkatan, kemudian diberi kode. Contohnya, permulciman diberi kode 1 dan sawah diberi kode 2. b. Perangkat Keras Perangkat keras (hadware) adalah perangkat-perangkat fisik yang digunakan dalam sistem komputer. Perangkat keras yang dibutuhkan dalam pengoperasian SIG adalah seperangkat komputer yang terdiri atas central processing unit (CPU), monitor, printer, plotter, disket, hard disk, magnetic tape, digitizer, keyboard dan scanner. c. Perangkat Lunak Perangkat lunak (software) adalah program yang digunakan untuk mengoperasikan SIG. Beberapa program yang dapat digunakan antara lain Arc/Info, Are View, ERDAS, dan ILWIS. d. Manajemen / SDM / brain ware Manajemen merupakan perangkat dalam SIG yang terdiri atas sumber daya manusia. secara umum orang-orang yang terlibat dalam SIG dibedakan menjadi tiga, yaitu staf operasional yang meliputi pengguna akhir, staf profesional teknik yang meliputi analis dan programer, serta manajer yang bertanggung jawab atas SIG secara keseluruhan. E. Manfaat dan Penerapan SIG Seiring dengan kemajuan teknologi, SIG makin banyak digunakan dalam berbagai bidang, antara lain karena berikut ini. 1. SIG dapat digunakan sebagai alat bantu utama yang interaktif dan menarik dalam rangka peningkatan wawasan dan pengetahuan. Namun, yang paling penting adalah peningkatan penibelajaran dan pendidikan bagi usia sekolah, khususnya tentang konsep lokasi, ruang, dan unsur geografis di permukaan bumi. 2. SIG menggunakan data spasial dan data atribut secara terintegrasi sehingga sistemnya memiliki kemampuan analisis spasial dan non-spasial. 3. SIG dapat memisahkan secara tegas antara bentuk tampilan dan data-datanya. Oleh karena itu, SIG memiliki kemampuan untuk mengubah tampilan dalam berbagai bentuk. 4. SIG secara mudah dapat menghasilkan berbagai peta tematik. Peta-peta tematik tersebut merupakan turunan dari peta-peta lain yang data-datanya telah dimanipulasi. 5. SIG sangat membantu pekerjaan-pekerjaan yang erat hubungannya dengan bidang – bidang spasial.
Posted on: Thu, 24 Oct 2013 16:45:01 +0000

Trending Topics



g hàm, có nên nhổ
After reading about a little boy Raines age who watched his
(LEIA ATÉ O FIM, VALE A PENA) Esta é uma história verdadeira
I am really pleased with my sister transformation. knew my
నానా కష్టాలు పడుతున్న
Castelli Contatto Long Sleeve Jersey CHECK TO BUY SPECIAL PRICE

Recently Viewed Topics




© 2015