Menanti Restu Mega untuk Jokowi Tahun 2014 memang masih - TopicsExpress



          

Menanti Restu Mega untuk Jokowi Tahun 2014 memang masih cukup lama. Gelaran pilpres memang masih cukup panjang untuk dinanti. Tapi hasil survey beberapa lembaga survey credible dalam 3-4 bulan terakhir memberi kita sebuah pemandangan yang tak lazim. Tokoh yang tidak mencalonkan diri dan terkesan ogah-ogahan maju jadi capres malah selalu menempati rangking tertinggi dalam setiap survey. Ya, Jokowi kembali mencengangkan kita. Tanpa disangka, tanpa diduga ia menyalib Prabowo yang selama ini selalu unggul dalam sejumlah survey. Hasil berbagai survey tersebut menunjukan bahwa ekspektasi rakyat akan pemimpin alternative yang relative muda, sederhana, bersih, tegas, merakyat dan andhap asor semakin tinggi. Dan Jokowi lah sosok yang dianggap pas memenuhi semua Kriteria di atas. Masalahnya, Jokowi adalah kader PDI-P tulen yang untuk maju menjadi capres memerlukan restu dari ketua umumnya Megawati Soekarnoputri. Maju melalu jalur independent tidak dimungkinkan oleh undang-undang. Sampai disini kita melihat peran Megawati sangat menentukan. Ada beberapa catatan yang ingin saya kemukakan : Pertama, sekalipun bisa saja Jokowi maju dengan diusung oleh partai lain, tetapi akan menjadi tidak elok dan lucu dipandang mata kalau Jokowi melaju ke Istana Negara di sekitar monas dengan dipayungi Pohon Beringin. Lebih membuat sepat mata lagi kalau ia melaju ke Istana Negara menunggangi “mercy biru”. Yang paling pas dan enak dilihat adalah kalau Jokowi berderap ke depan menunggangi sekor banteng ketaton yang dengan sigap berlari menuju istana Negara. Ini bicara tentang etika politik. Jokowi adalah kader PDI-P, oleh sebab itu menjadi sangat elok, kalau PDI-P lah yang dengan besar hati mengantarkannya menuju RI 1. Kedua, Megawati sebaiknya “tahu diri” bahwa masanya telah berlalu. Momentum untuk dirinya sudah lewat, sekarang giliran generasi penerusnya yang mendapat momentum itu. Dan, “Wahyu Keprabon” itu nampaknya mengarah ke Jokowi. Dalam hal ini peran Megawati masih sangat besar untuk melapangkan jalan Jokowi ke istana. Ia bisa bertindak sebagai seorang King Maker. Kalau hal itu terjadi, tentu sejarah akan mencatat dengan tinta emas kerelaan Megawati melakukan hal itu. Megawati harus ingat akan apa yang dikatakan oleh John C Maxwell berikut ini, “ Sukses seorang pemimpin adalah ketika ia mampu menduplikasi dirinya dalam diri orang lain. Ini artinya ia mampu memunculkan dan mengembangkan pemimpin lainnya bukan sekedar mengumpulkan pengikut!” Ketiga, Megawati seharusnya menyadari bahwa beberapa calon presdiden yang sudah resmi dimajukan partainya memiliki “beban sejarah” dimasa lalu yang tidak mudah untuk dicuci bersih, entah mereka benar-benar bersalah atau tidak. Kita tentu masih ingat Wiranto pernah di tuduh melakukan pelanggaran HAM berat di Timor Timur. Kita juga belum lupa bahwa banyak opini mengaitkan Prabowo dengan huru-hara mei 1998. Dan yang masih cukup hangat, Bakrie tentu sulit menaruh muka ketika harus berhadapan dengan para korban lumpur lapindo. Nah, dengan segudang permasalahan berat yang mengandoli paca capres di atas, maka Jokowi jelas lebih “bersih’ dan tidak memiliki beban masa lalu. Dengan demikian jika ia terpilih kelak, ia bisa langsung tancap gas menata Indonesia Baru yang lebih baik dari pada disibukkan menangkis tudingan minor di masa lalu. Dengan menyadari hal ini, seharusnya kalau Megawati betul- betul seorang negarawan, ia tidak akan menghalangi partainya memajukan Jokowi sebagai capres. Ketika ia melalukan hal itu bukan saja ia menyelamatkan masa depan Indonesia, tetapi namanya juga bisa dicatat dengan tinta emas sebagai seorang “Ibu bangsa” sejajar dengan mendiang ayahandanya, Soekarno. Kalau Soekarno sukses menghantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan, maka Megawati akan tercatat sebagai tokoh yang berperan menghantar Indonesia ke menuju Indonesia Baru yang tata titi tentrem kerto raharjo gemah ripah loh jinawi.
Posted on: Fri, 12 Jul 2013 08:15:50 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015