Mengapa Anak Muda Sok Tua? Mengapa Orang Tua Sok Muda? “Nikki, - TopicsExpress



          

Mengapa Anak Muda Sok Tua? Mengapa Orang Tua Sok Muda? “Nikki, don’t forget to put on your jacket, it’s shivering cold.” Begitu pesan ke putri saya. As I already expected, she replied: “Nah, it’s okay dad, I’m fine.” Skenario obrolan diatas pasti pernah atau sering dialami ortu dengan anaknya. Umumnya sang anak tidak langsung mengiyakan or seringnya membantah apa yang di anjurkan. Apakah fenomena ini normal, apa yang melatar belakangi younger generation bersikap rebel? Pada saat kita lahir, kandungan yang qi kita unlimited, jadi jangan heran kalau kita melihat anak kecil ngak pernah diam. Selalu bergerak kesana kemari nonstop. Coba saja perhatikan, umumnya kalau ada yang diam either lagi sakit atau something wrong dengan si anak. Semua ini karena berlimpahnya yang qi dalam tubuh. Masuk teenager hingga mid 20s pun masih cukup berkobar semangatnya. Usia-usia segitu adalah periode “bullet proof,” membuat mereka merasa akan live forever dan cannot die. Boro-boro mikir soal mati, keingetan untuk jaga badan dan sakit aja ngak! Inilah mengapa younger generation tend to bergelora en napsu serta tidak sabaran. Jangan heran kalau demo-demo selalu started dari pelajar dan mahasiswa. Dari catatan sejarah, kaum muda lah yang selalu dibaris terdepan menumbangkan suatu rejim. Tak terbilang pemerintahan yang bubar karena ulah anak muda. Gak usah jauh-jauh, Suharto yang mencengkram selama 32 tahun aja bisa pergi gara-gara demo yang dipelopori mahasiswa! Anak kecil dan kaum muda juga bertendensi untuk “lebih tua” dari umur biologisnya. Jadi jangan aneh kalau kita sering bilang “wah kayak nenek aja lu” ke anak kecil yang bawel. Atau remaja yang memelihara kumis jenggot agar kelihatan mature. Make up, mengenakan bra adalah usaha remaja putri agar kelihatan dan dianggap sudah matang. Kalangan tua lain lagi. Sejalan dengan makin menipisnya cadangan energi yang dalam badan, maka sudah tidak lincah lagi. Bawaannya udah males banyak gerak, cepat letih dan penyakit pun sudah mulai rajin datang. Istilahnya “faktor U” sudah mempengaruhi. Unlike anak muda, obrolan lansia pun beda. Topik umum mengenai vitamin, supplement, obat, penyakit, info dokter, mendominasi kongkow-kongkow mereka. Dulu perut flat and six packs sekarang jadi one big family pack. Para lanjut usia pun memiliki kecenderungan untuk forever young. Umur boleh tua tapi penampilan tetap muda. Tak perlu kaget kalau banyak om om tante tante yang dandanan nya kayak anak muda. Ngak peduli sikon tubuh mendukung atau ngak, cuek aja cocok atau tidak yang penting kelihatan muda. Being youth is an asset. Ya benar sekali, muda adalah modal. Sikon fisik lagi oke-okenya, tenaga masih kuat-kuatnya. Jadi kerja nonstop pun bisa tahan. Being mature is an advantage. Sudah lanjut umur adalah keuntungan. Dengan asam garam yang cukup, berbekal pengalaman yang diakumulasi, maka keterbatasan fisik bukan hambatan. Masih bisa tetap beraktivitas. Setiap tahap kehidupan ada plus minusnya. Tinggal bagaimana kita dengan arif memanage dan menjalankannya. Yang penting kita ngeh dan tidak jadi “korban” karena bingung dan lupa in which stage of life we are now.
Posted on: Wed, 19 Jun 2013 23:51:34 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015