Mengapa Harus Di Yaman Dan Syam? Posted on October 14, 2013 by M. - TopicsExpress



          

Mengapa Harus Di Yaman Dan Syam? Posted on October 14, 2013 by M. Fachry in Al Mustaqbal Today with 0 Comments Dua_Barisan_Mujahidin_Bersatu Yang dimaksud dengan Strategi Dua Lengan, dalam buku Abdullah bin Muhammad ternyata adalah Syam dan Yaman. Dua wilayah tersebut oleh penulis dijadikan ditamsil (contoh) sebagai dua lengan, yang harus saling bekerja sama untuk sebuah proyek besar, mendirikan Khilafah Islamiyah. Pertanyaannya kemudian, mengapa harus di Yaman dan Syam? Menurut beliau, setelah semua hal kita persiapkan, maka kita harus menaruh peta dunia Arab di atas meja, kemudian mendiskusikan mana lokasi terbaik yang layak menjadi basis, sebagai titik tolak pelaksanaan proyek Khilafah, yang memenuhi syarat-syarat dan kebutuhannya. Adapun syarat dan kebutuhan yang paling utama antara lain: Pertama. Lokasinya tidak berada di zona mati atau tidak mendukung ketersediaan kebutuhan-kebutuhan dasar. Misalnya propinsi-propinsi di Sudan, Somalia, Mauritania, Mesir, dan daerah-daerah lain yang kurang memadai. Oleh karena itu, kita harus menginvestasikan kesungguhan kita di area geografi yang hidup, tersedia kebutuhan-kebuthan dasar, sehingga mengeluarkan hasil-hasil yang diperlukan untuk mendukung kesuksesan dalam fase pertama. Kedua. Lokasinya harus masuk atau dekat dengan wilayah-wilayah yang memiliki pengaruh keagamaan. Sejarah mencatat bahwa kekhalifahan selalu terkait dengan siapa pun yang menguasai Mekkah, karena ia kiblat kaum Muslimin dan simbol mereka untuk berkumpul. Termasuk lokasi lain yang memenuhi kriteria ini adalah Madinah dan Al Quds, karena ketiga kota ini memiliki masjid yang paling banyak dikunjungi selain memiliki pengaruh relegius di dunia Islam. Tiga kota ini secara geografis sangat penting untuk dihubungkan dengan rencana penegakan Khilafah pada fase yang akan datang, agar keabsahannya memiliki sandaran di mata seluruh kaum Muslimin. Ketiga. Letak geografis harus memiliki topografi yang mendukung aktivitas militer defensif. Misalnya, lokasi tersebut memiliki rintangan-rintangan alami, seperti pegunungan, hutan belantara, rawa, rimba, dan rintangan-rintangan lainnya yang akan menghalangi gerak pasukan reguler dan juga menetralisir senjata-senjata super canggih seperti pesawat terbang dan tank lapis baja. Keempat. Memiliki katahanan pangan. Artinya, wilayah yang akan kita gunakan sebagai basis pergerakan harus mencakup area pertanian, sungai, dan danau alam. Ini semua demi mencukup kebutuhan makanan dan air bagi setiap anggota. Urgensinya, wilayah yang memiliki ketahanan pangan dan air akan lebih mampu menghadapi blokade atau sanksi-sanksi ekonomi lainnya. Kelima. Tabiat penduduknya yang suka membantu. Maksudnya, karakter penduduk wilayah tersebut mempunyai prosentase keyakinan agama yang layak, keberanian, sabar menanggung penderitaan, kehidupan yang keras, serta kemampuan untuk bergerak dan terbuka. Umumnya, ada atau tidaknya optimisme dalam menghadapi suatu peristiwa, berpulang pada karakteristik penduduknya. Oleh karena itu, yang perlu dicatat dalam penentuan wilayah basis adalah daerah yang memiliki karakteristik manusia yang menerima Islam dan mampu bekerja dengan keberanian dan kesabarannya. Maka, Pilihlah Syam! Maka akhirnya, menurut penulis buku ini, kita kembali ke peta dunia Arab, maka ada dua wilayah yang memiliki 5 faktor di atas, yakni Yaman dan Syam. Dua wilayah ini merupakan daerah vitas dari jantung kota dunia Islam. Dua tempat ini bisa digunakan untuk motivasi publik kaum Muslimin. Dua tempat itu memiliki daerah pertahanan yang tidak buruk dari segi rintangan alamnya. Dua tempat itu memiliki sumber air dan makanan, yang menempatkan para jihadis dalam posisi aman dalam hal ketahanan pangan. Yaman berdekatan dengan daerah yang memiliki pengaruh relegius. Secara teritoral, Yaman terhubung dengan Hijaz yang di dalamnya terdapat dua kota bersejarah bagi umat Islam, Mekkah dan Manidah. Jerusalem berada di wilayah Syam yang mencakup Suriah, Yordania, Lebanon, dan Palestina dengan tambahan bukit Sinai. Dengan memandang karakter manusia dari dua tempat itu, cukup dikatakan bahwa penduduk Syam dan Yaman merupakan orang-orang yang paling banyak berpartisipasi dalam masalah jihad. Terakhir, penulis juga mengutip beberapa hadits, yang menunjukkan bahwa dua wilayah tersebut, yakni Yaman dan Syam memang layak untuk diperhitungkan. Dari Abdullah bin Hawalah, Rasulullah saw., bersabda, “kamu akan menemukan pasukan-pasukan perang ; pasukan dari Syam, pasukan dari Iraq, dan pasukan dari Yaman,” Abdullah berkata, “Aku bediri lalu berkata, “Pilihkan untukku, Ya Rasulullah,” Beliau menjawab, “Pilihlah yang di Syam, maka barang siapa menolak, hendaknya bergabung yang di Yaman. Dan ijinkan dia menghadapi konsekuensi penolakannya. Allah yang Mahakuasa dan Maha Agung menjamin untukku Syam dan penduduknya.” Itulah alasannya mengapa harus di Yaman dan Syam! Wallahu’alam bis showab! M Fachry Mengapa Harus Di Yaman Dan Syam? Posted on October 14, 2013 by M. Fachry in Al Mustaqbal Today with 0 Comments Dua_Barisan_Mujahidin_Bersatu Yang dimaksud dengan Strategi Dua Lengan, dalam buku Abdullah bin Muhammad ternyata adalah Syam dan Yaman. Dua wilayah tersebut oleh penulis dijadikan ditamsil (contoh) sebagai dua lengan, yang harus saling bekerja sama untuk sebuah proyek besar, mendirikan Khilafah Islamiyah. Pertanyaannya kemudian, mengapa harus di Yaman dan Syam? Menurut beliau, setelah semua hal kita persiapkan, maka kita harus menaruh peta dunia Arab di atas meja, kemudian mendiskusikan mana lokasi terbaik yang layak menjadi basis, sebagai titik tolak pelaksanaan proyek Khilafah, yang memenuhi syarat-syarat dan kebutuhannya. Adapun syarat dan kebutuhan yang paling utama antara lain: Pertama. Lokasinya tidak berada di zona mati atau tidak mendukung ketersediaan kebutuhan-kebutuhan dasar. Misalnya propinsi-propinsi di Sudan, Somalia, Mauritania, Mesir, dan daerah-daerah lain yang kurang memadai. Oleh karena itu, kita harus menginvestasikan kesungguhan kita di area geografi yang hidup, tersedia kebutuhan-kebuthan dasar, sehingga mengeluarkan hasil-hasil yang diperlukan untuk mendukung kesuksesan dalam fase pertama. Kedua. Lokasinya harus masuk atau dekat dengan wilayah-wilayah yang memiliki pengaruh keagamaan. Sejarah mencatat bahwa kekhalifahan selalu terkait dengan siapa pun yang menguasai Mekkah, karena ia kiblat kaum Muslimin dan simbol mereka untuk berkumpul. Termasuk lokasi lain yang memenuhi kriteria ini adalah Madinah dan Al Quds, karena ketiga kota ini memiliki masjid yang paling banyak dikunjungi selain memiliki pengaruh relegius di dunia Islam. Tiga kota ini secara geografis sangat penting untuk dihubungkan dengan rencana penegakan Khilafah pada fase yang akan datang, agar keabsahannya memiliki sandaran di mata seluruh kaum Muslimin. Ketiga. Letak geografis harus memiliki topografi yang mendukung aktivitas militer defensif. Misalnya, lokasi tersebut memiliki rintangan-rintangan alami, seperti pegunungan, hutan belantara, rawa, rimba, dan rintangan-rintangan lainnya yang akan menghalangi gerak pasukan reguler dan juga menetralisir senjata-senjata super canggih seperti pesawat terbang dan tank lapis baja. Keempat. Memiliki katahanan pangan. Artinya, wilayah yang akan kita gunakan sebagai basis pergerakan harus mencakup area pertanian, sungai, dan danau alam. Ini semua demi mencukup kebutuhan makanan dan air bagi setiap anggota. Urgensinya, wilayah yang memiliki ketahanan pangan dan air akan lebih mampu menghadapi blokade atau sanksi-sanksi ekonomi lainnya. Kelima. Tabiat penduduknya yang suka membantu. Maksudnya, karakter penduduk wilayah tersebut mempunyai prosentase keyakinan agama yang layak, keberanian, sabar menanggung penderitaan, kehidupan yang keras, serta kemampuan untuk bergerak dan terbuka. Umumnya, ada atau tidaknya optimisme dalam menghadapi suatu peristiwa, berpulang pada karakteristik penduduknya. Oleh karena itu, yang perlu dicatat dalam penentuan wilayah basis adalah daerah yang memiliki karakteristik manusia yang menerima Islam dan mampu bekerja dengan keberanian dan kesabarannya. Maka, Pilihlah Syam! Maka akhirnya, menurut penulis buku ini, kita kembali ke peta dunia Arab, maka ada dua wilayah yang memiliki 5 faktor di atas, yakni Yaman dan Syam. Dua wilayah ini merupakan daerah vitas dari jantung kota dunia Islam. Dua tempat ini bisa digunakan untuk motivasi publik kaum Muslimin. Dua tempat itu memiliki daerah pertahanan yang tidak buruk dari segi rintangan alamnya. Dua tempat itu memiliki sumber air dan makanan, yang menempatkan para jihadis dalam posisi aman dalam hal ketahanan pangan. Yaman berdekatan dengan daerah yang memiliki pengaruh relegius. Secara teritoral, Yaman terhubung dengan Hijaz yang di dalamnya terdapat dua kota bersejarah bagi umat Islam, Mekkah dan Manidah. Jerusalem berada di wilayah Syam yang mencakup Suriah, Yordania, Lebanon, dan Palestina dengan tambahan bukit Sinai. Dengan memandang karakter manusia dari dua tempat itu, cukup dikatakan bahwa penduduk Syam dan Yaman merupakan orang-orang yang paling banyak berpartisipasi dalam masalah jihad. Terakhir, penulis juga mengutip beberapa hadits, yang menunjukkan bahwa dua wilayah tersebut, yakni Yaman dan Syam memang layak untuk diperhitungkan. Dari Abdullah bin Hawalah, Rasulullah saw., bersabda, “kamu akan menemukan pasukan-pasukan perang ; pasukan dari Syam, pasukan dari Iraq, dan pasukan dari Yaman,” Abdullah berkata, “Aku bediri lalu berkata, “Pilihkan untukku, Ya Rasulullah,” Beliau menjawab, “Pilihlah yang di Syam, maka barang siapa menolak, hendaknya bergabung yang di Yaman. Dan ijinkan dia menghadapi konsekuensi penolakannya. Allah yang Mahakuasa dan Maha Agung menjamin untukku Syam dan penduduknya.” Itulah alasannya mengapa harus di Yaman dan Syam! Wallahu’alam bis showab! M Fachry
Posted on: Wed, 16 Oct 2013 15:05:12 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015