Menyangkan aksi yang berlebihan. . . . DIPADAMKAN: Petugas - TopicsExpress



          

Menyangkan aksi yang berlebihan. . . . DIPADAMKAN: Petugas keamanan memadamkan flare yang dinyalakan suporter saat pertandingan melawan Persija. " AREMANIA 545471" – Aksi suporter dalam laga Arema Indonesia versus Persija Jakarta di Stadion Kanjuruhan, Minggu (30/6) malam sempat membuat penonton berdecak kagum. Khususnya,dengan aksi kreativitas di tribun utara yang menyajikan singa bola tiga dimensi yang membara, sekitar setengah jam sebelum pertandingan dimulai. Namun, ada juga aksi oknum suporter yang kurang mendapat simpati dari publik yang menyaksikan Singo Edan lawan Macan Kemayoran yang berakhir dengan skor 3-1 itu. Yakni, asap dari flare yang dinyalakan oleh oknum dari tribun selatan. Asap tersebut bahkan sampai menghentikan pertandingan selama 15 menit. Untuk menghentikan penyalaan flare dan bomb smoke secara berlebihan, panpel sampai mengeluarkan mobil pemadam kebakaran dan menyemprot tribun yang membakar flare, kembang api dan bom asap. Pihak manajemen Arema pun menyayangkan adanya aksi berlebihan dari oknum yang bikin pertandingan terhenti sejenak. “Kita menyayangkan ada aksi berlebihan. Meski demikian, kita tidak henti-hentinya melakukan sosialisasi dan berkomunikasi. Sebab, penghentian penggunaan flare itu butuh proses,” ungkap Media Officer Arema Sudarmaji kepada Malang Post. Akibat aksi berlebihan dalam penyalaan flare dan bom asap, belasan suporter, termasuk wanita dan anak-anak jadi korban sesak napas. Aktivitas tim medis panpel dalam pertandingan Minggu lalu sangat tinggi. Namun demikian, manajemen sadar penggunaan flare tak bisa serta merta langsung dihentikan. Pasalnya, menurut Sudarmaji, tren penggunaan flare sedang naik daun di dunia sepakbola Indonesia. Hal ini sejalan dengan perkembangan sepakbola nasional yang mulai memasuki era industri. Kultur sepakbola industri yang dialami Eropa 5-10 tahun lalu dialami sekarang oleh sepakbola Indonesia. ”Saat Eropa baru memasuki era industri, suporternya juga dihinggapi tren penyalaan flare. Sampai sekarang masih tersisa dibeberapa negara dan klub, seperti Ultras Galatasaray, Turki, yang sering pakai flare untuk meneror tim tamu,” tandas mantan wartawan tersebut. Menurutnya, cara menghentikan penggunaan flare bukanlah sekadar aksi represif. Namun, harus ada perubahan kultur suporter. Hal ini tidak bisa dilakukan sendiri oleh manajemen klub. Keterlibatan PSSI dan pihak keamanan juga penting. Sudarmaji menyebut, harus ada semacam forum diskusi untuk mempertemukan semua pihak dan membahas soal pengganti kreativitas flare tersebut. ”Semua pihak harus terlibat. Mulai dari PSSI, pihak keamanan, manajemen dan tentunya suporter, kita bahas bersama, kreativitas yang tidak harus pakai asap dan api,” tutup Sudarmaji.
Posted on: Tue, 02 Jul 2013 11:51:43 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015