Mereka yang tidak mau belajar sejarah akan dihukum oleh sejarah, - TopicsExpress



          

Mereka yang tidak mau belajar sejarah akan dihukum oleh sejarah, dengan mengulangi kesalahan yang sama yang dilakukan oleh pendahulunya. Mari kita biasakan membaca buku. Mari kita belajar dan sadar akan sejarah bangsa Indonesia. Bahwa dalam sejarah nusantara, pernah ada peradaban peradaban yang besar. Pernah ada Sriwijaya, Mataram, Majapahit, dan sekian lagi kerajaan yang tangguh dan tersohor. Dengan membaca, kita mengapresiasi dan dapat terinspirasi pendekar-pendekar yang telah menunjukkan keberaniannya, ketangguhannya sepanjang sejarah. Tokoh tokoh yang berani, jujur, tanpa pamrih dalam membela keadilan dan kebenaran. Selamat hari buku nasional. Salam Indonesia Raya, (Prabowo Subianto) Sejak saya kecil sampai dengan sekarang, saya terbiasa mengisi akhir pekan dengan membaca berbagai buku - dan mendiskusikan isi buku yang saya baru baca dengan teman-teman saya. Bedanya, jika dahulu saat saya mengabdi di TNI saya lebih banyak membaca dan berdiskusi seputar sejarah dan strategi militer. Sekarang saya masih suka membaca sejarah, namun lebih banyak membaca dan berdiskusi seputar strategi pemerintahan, politik, energi terbarukan, dan kesejahteraan. Bagaimana dengan kebiasaan sahabat Facebook. Apakah sama dengan saya? Jaman dahulu, untuk melawan musuh terberat kita pada kala itu, senjata kita adalah senapan, helikopter, dan kemampuan hidup di hutan belantara. Jaman sekarang, musuh terberat kita adalah penjahat-penjahat berdasi diantara bangsa kita sendiri, bahkan mungkin di keluarga/lingkungan kita sendiri. Musuh terberat kita adalah para koruptor yang hobi mengambil dan memboroskan uang rakyat - dan para komprador yang hobi menjual kekayaan negara ke luar negeri. Untuk melawan mereka, kita perlu senjata baru: orang-orang yang idealis, bersih, jujur, dan tegas, yang mampu menjadi pemimpin di berbagai tingkatan pemerintahan Republik Indonesia. Kalau perlu kita turun lagi ke hutan-hutan, desa-desa untuk mencari orang-orang seperti ini untuk babat habis koruptor, babat habis komprador. Inilah perjuangan kita. Terus semangat. Salam Indonesia Raya! Foto dari tahun 1970an, waktu saya mengabdi sebagai prajurit KOPASSUS (Baret Merah). Waktu itu fisik saya sedikit lebih langsing dari sekarang - karena harus hidup mandiri di dalam hutan selama beberapa minggu, kadang beberapa bulan lamanya. ------------------------------- Saat mengabdi sebagai prajurit TNI - Saya belajar bahwa banyak masalah yang dihadapi oleh bangsa kita, sesungguhnya adalah masalah lapangan. Masalah yang memerlukan tindakan yang cepat, tepat dan tegas. Jangan kita mengubur kepala kita di dalam pasir pujian dan hidup di alam mimpi. Masih banyak masalah yang harus kita hadapi dan selesaikan. Kita harus menjadi bangsa yang berani menghadapi kenyataan, berani turun ke lapangan dan menghadapi masalah. ----------------------------- Saat mengabdi sebagai prajurit TNI, ada kalanya saya harus melompat dari pesawat terbang untuk sampai ke medan. Terjun payung mendidik saya agar teliti, berani, menghargai orang lain, dan menghargai alam. ------------------------------------- Jaman dahulu, untuk melawan musuh terberat kita pada kala itu, senjata kita adalah senapan, helikopter, dan kemampuan hidup di hutan belantara. Jaman sekarang, musuh terberat kita adalah penjahat-penjahat berdasi diantara bangsa kita sendiri, bahkan mungkin di keluarga/lingkungan kita sendiri. Musuh terberat kita adalah para koruptor yang hobi mengambil dan memboroskan uang rakyat - dan para komprador yang hobi menjual kekayaan negara ke luar negeri. Untuk melawan mereka, kita perlu senjata baru: orang-orang yang idealis, bersih, jujur, dan tegas, yang mampu menjadi pemimpin di berbagai tingkatan pemerintahan Republik Indonesia. Kalau perlu kita turun lagi ke hutan-hutan, desa-desa untuk mencari orang-orang seperti ini untuk babat habis koruptor, babat habis komprador. Inilah perjuangan kita. (Prabowo Subianto)
Posted on: Sat, 07 Sep 2013 15:55:29 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015