Meski sudah direlokasi di samping Museum Kayu, puluhan pedagang - TopicsExpress



          

Meski sudah direlokasi di samping Museum Kayu, puluhan pedagang kaki lima (PKL) yang sebelumnya berjualan di lokasi Pasar Wadai mengaku waswas berjualan. Sejauh ini mereka mengaku belum mendapat izin secara langsung dari dinas terkait terkait penempatan di sepanjang Jalan Yos Sudarso. Salah seorang PKL, Slamet mengatakan pemindahan ini sangat merugikan usahanya. Sejak dipindah, omzet penjualanya mengalami penurunan. Slamet sendiri berjualan es buah. “Hasil berjualan ditempat sekarang jauh lebih sedikit dari pada tempat yang lama,” kata Slamet yang sudah menekuni usaha ini selama dua tahun. Koordinator PKL Taman Kota, Imam mengaku relokasi sementara ini membuat PKL waswas dalam berusaha. Dari sisi keamanan, Imam menyebut tidak mendapatkan jaminan. Dan sewaktu-waktu lokasi usahanya bisa saja dibubarkan. “Pedagang juga menyadari mereka berjualan tidak pada tempatnya bahkan mengganggu lalulintas sekitar tempat mereka berjualan,” kata Imam. Tapi apalah daya, dengan kondisi ini mereka hanya bisa pasrah. Selain tidak ada tempat lain untuk berjualan, secara lisan instansi terkait mengizinkan mereka berjualan di kawasan tersebut. Menghindari kesemerawutan, PKL juga berkerja sama dengan juru parkir (jukir) untuk mengatur lintas di kawasan tesebut. Pantauan Radar Sampit kemarin siang (9/7), keadaan taman kota sampit terlihat semerawut, apa lagi di tambah dengan adanya perbaikan Taman Kota Sampit. Hilir mudik kendaraan proyek dan kendaraan masyarakat cukup padat. Tepat di perempatan Jalan Yos Sudarso – Jalan S Parman kesemerawutan jelas terlihat. Arus lalu linta dari berbagi arah seperti tak terkendali. Sementara petugas yang diharapkan bisa mengatur kesemerawutan tak tampak terlihat. Sebelumnya Pemkab Kotim mengaku tidak punya pilihan lain terkait relokasi pedagang kaki lima (PKL) yang sebelumnya berjualan di lokasi pasar ramadan di Taman Kota. Penempatan PKL di sebagian jalan S Parman hingga Jalan Yos Sudarso menjadi pilihan terakhir. Lokasi tersebut dianggap lebih baik daripada menempatkan mereka di depan klinik Terapung seperti tahun lalu. “Sebenarnya itu pilihan terakhir, pada dasarnya kami juga tidak menginginkan penataan yang seperti itu, hanya saja ini nampaknya tidak ada pilihan lain, maka mau tidak mau dengan menyesuaikan kondisi sekarang, kita tata seperti itu dulu,” ungkap Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pengelola Pasar (Disperindagsar) melalui Kabid Pengelola Pasar Zulhaidir, Senin (8/7). Adapun pertimbangan penatan PKL yang ada saat ini, menurut Zulhaidir untuk menghindari kemacetan lalu lintas. Selain itu juga dampak dari perehaban taman kota. “Penataan seperti itu terpaksa kita lakukan, karena pertimbangannya kalau menutup jalan akses jalan akan mengganggu klinik yang ada didekat taman kota. Selain itu kalau misalnya ditaruh didepan klinik Terapung akan menggangu kendaran proyek yang keluar masuk,” kata Zulhaidir. Zulhaidir mengaku bahwa pedagang serndiri pun tidak menginkan penataan seperti itu, namun pihaknya terus memberi perhatian sehingga para pedagang mau sepakat akan penempatan itu. “Sebenarnya para pedagang juga tidak mau dipindahkan alasan mereka ditempat yang asal lebih hoki dan kondisinya lebih nyaman, tapi dengan keadan kondisi saat ini para PKL bisa ngerti dan mereka terima hasil kesepakatan itu,” ungkap Zulhaidir.
Posted on: Fri, 12 Jul 2013 14:05:58 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015