Mistaken Part 9-end Sebuah perpisahan entah itu sebentar atau lama - TopicsExpress



          

Mistaken Part 9-end Sebuah perpisahan entah itu sebentar atau lama pastilah terasa berat. Ketika kita terbiasa dengan kehadiran sesrorang dan tiba-tiba orang itu harus menjauh dari sisi kita. Perasaan kosong yang tiba-tiba menyergap. Tak mudah. Keadaan tak lagi sama. Meski kita masih orang yang sama. Rindu yang senantiasa menemani hari-hari kita. Begitu kuat pengaruh seseorang itu sehingga menimbulkan efek kerinduan yang menyesakkan. Dan itu pula yang kini Siwon rasakan. Dua bulan sudah berlalu. Harinya tak sama lagi. Hidupnya tak sama lagi. Ia paksakan dirinya dalam level workaholic paling tinggi. Setiap detik, jam, dan hari hanya ia gunakan untuk bekerja. Seharian mengurus cabang perusahaan baru. Tidak hanya dikantor tapi juga diapartemennya iapun masih bekerja. Menyibukkan dirinya itulah yang ia lakukan. Berusaha mengalihkan pikirannya dari kerinduaannya yang menyesakkan. Diam hanya akan membuatnya semakin mengingat istrinya. Hanya saja, tak semudah itu menghapus Shilla dalam pikirannya. Terlalu sulit. Kenyataanya meskipun ia sudah menyibukkan dirinya pun Siwon masih sangat merindukan istrinya. Dalam sela-sela kesibukannya pun bayangan Shilla masih bisa masuk pikiran Siwon dengan mudah. Siwon lagi-lagi gelisah dalam tidurnya. Ah tidak, bahkan ia belum sedikitpun tertidur. Ia sudah pejamkan matanya tapi ia masih tak bisa terlelap. “Neo gwenchana?” ucap Il Woo yang tiba-tiba memasuki kamar Siwon. Ia membawa segelas susu. Ia menyodorkannya pada Siwon tapi sedikitpun Siwon tak menyentuh susu itu. “Hey aku susah-susah membuatkanmu susu malah kau diamkan saja. Tidak sopan!” omel Il Woo. “Ah mianhae” ucap Siwon yang seolah tersadar dari lamunanya. Il Woo menyadari perubahan itu. entah kenapa ia merasa saat ini Siwon sedang memikirkan sesuatu. “Apa yang kau pikirkan?” Tanya Il Woo cemas. “Molla” “Molla? Lalu kenapa dari tadi kau diam? ada masalah?” “Molla” “Aish kau ini aneh. Molla molla molla. Tidak ada kata lain, huh?” “Molla” “Hya!” teriak Il Woo ketika Siwon terus mengulang kata molla. Membuat kupingnya gatal saja. “Aku benar-benar tak tahu Woo-ya. Hanya saja aku merasa akan terjadi sesuatu” “Mwo?” “Ya aku merasa sesuatu akan terjadi. Something is coming” “What kind of thing?” “I don’t know yet” ucap Siwon sambil menghela napasnya. Ia sendiri juga tak tahu kenapa sedari tadi ia gelisah. Ia juga tak tahu apa yang mengganggu pikirannya. Ia hanya merasa perasaannya campur aduk. Dan yang lebih membingungkan adalah ketika ia sangat merindukan istrinya sekarang. Sangat amat sangat merindukannya. “Ya sudahlah. Lebih baik kau tidur saja. Besok ada meeting penting dengan Mr. Smith.” “Ne araseo. Gomawo Woo-ya” “Ehm” *** “So I hope we’ll be a good partner Mr.Smith” ucap Siwon di akhir meeting dengan Mr. Smith, rekan bisnisnya di Paris. “I hope So Mr.Choi” “Tell us if everything goes wrong so we can fix it” “Of course I will” “ Merci Mr. Smith” “ De rien Mr.Choi” kedua rekan bisnis itu kemudian saling berjabat tangan dan mengulas senyum satu sama lain. Siwon kemudian langsung menghembuskan napasnya begitu Mr.Smith berpamitan. Ia longgarkan sedikit dasinya. Ia intip jam yang melinggar di pergelangan tangannya. Jam 5 sore. Argh “Kau lelah?” ucap Il Woo. “Lumayan. Keundae, darimana saja kau? Kulihat kau tidak ada saat rapat panjang tadi?” ucap Siwon penasaran. Ya memang tadi Il Woo sempat menghilang saat rapat. “Na? ehm..hanya mengurus masalah kecil tadi” “Masalah? Apa?” “Kau akan segera tahu nanti. Kkaja kita pulang!” ucap Il Woo kemudian segera menarik tangan Siwon untuk bangkit dari kursinya. “Hey! Aku masih ada pekerjaan Woo- ya” tolak Siwon tapi Il Woo tak peduli. “Selesaikan nanti saja. Sekarang pulang! Aku punya kejutan untukmu” “Mwo?” “Ikut saja. Ppali!” *** Siwon mulai memasuki apartemen yang ia tingali bersama Il Woo. Tapi begitu ia masuk apartemen ia merasakan ada hal yang aneh. Pertama, lampu apartemen sudah menyala. Padahal biasanya lampu baru menyala saat Il Woo dan Siwon pulang. Kedua, ia mencium bau masakan. Memangnya siapa yang memasak? Dan ketiga, ia merasa hatinya bermalasah sekarang. Tanpa alasan yang jelas ia merasakan debaran-debaran aneh. Ia juga tak tahu kenapa.’ Siwon mulai melangkahkan kakinya masuk lebih jauh ke dalam apartemennya. Hingga kini ia berhenti di meja makan. Dan pemandangan di depannya membuatnya semakin mengerutkan keningnya. Sudah ada makan malam? Siapa yang menyiapkan? “Woo-ya kau yang menyiapkan makan malam?” Tanya Siwon penasaran. Il Woo hanya tersenyum aneh. Membuat Siwon hanya menatapnya penuh tanda Tanya. “Oppa..” sebuah suara lembut berhasil masuk begitu saja dalam pendengaran Siwon. Oh God. Suara itu? aish, apa aku menjadi tidak waras karena merindukannya? Hingga suaranya pun merasuki otakku sekarang? “Oppa..” lagi suara itu terasa begitu nyata. D amn. Shilla-ya berhenti merasuki otakku. “Oppa.. Siwon Oppa” DEG Siwon merasakan kini detak jantungnya tak menentu. Darahnya serasa memanas. Apa ini hanya dalam pikiranku..atau? Siwon perlahan membalikkan badannya. Ia sedikit takut sebenarnya. Takut kalau semua suara itu hanya halusinasi belakanya saja. Tapi ternyata tidak. Ia bisa melihat kini sosok yang dua bulan ini sangat ia rindukan. Shilla-ya? Siwon hanya memandang Shilla kosong. Melihatnya seperti ini benar-benar membuat hatinya sedikit lega. Dia datang? Apa itu artinya kalau dia.. “Hyung!” sebuah suara lagi kini menyapanya. Siwon tahu betul siapa pemilik suara itu. dan benar saja pemilik suara itu kini sudah berdiri disamping Shilla. Minho-ya.. siwon masih menatap kedua orang yang ia cintai itu dalam keterkejutannya. Minho hanya mengulas senyumnya. Dan Shilla? Sama seperti Siwon ia juga hanya memandang Siwon dalam diam. tunggu dulu.. mereka bersama? Apa itu artinya kalau Shilla memilih Minho? Seketika Siwon merasakan kekecewaan merasuk dalam dadanya. Dan itu terasa sangat menyesakkan. Demi Tuhan bahkan aku belum siap untuk ini. Haruskah secepat ini? Minho berjalan mendekati Siwon. Dan sejurus kemudian ia melayangkan pukulan pelan pada kepala kembarannya itu. “Aw! Hya!” ringis Siwon. “Kau ini keterlaluan Hyung. Dua bulan dan kau sama sekali tak menghubungiku? Saudara macam apa kau, huh?” tuntut Minho. Siwon hanya tersenyum singkat. “Mianhae. pekerjaanku terlalu menyita waktu” ucap Siwon sekenanya. Minho menatapnya sekilas kemudian memeluk kakak kembarnya itu. “Bogoshipeo Hyung” “Nado Minho-ya” “Hey sudah-sudah acara temu kangennya. Aku lapar” ucap Il Woo yang mengundang kekehan dari tiga manusia di sampingnya itu. keempatnya kemudian mengambil spot masing-masing di meja makan. Siwon duduk di depan Shilla. Dengan jelas Shilla dapat melihat wajah suaminya yang selama dua bulan ini begitu ia rindukan. Hanya saja kini ia memandang suaminya itu dengan pandangan miris. Suaminya itu jauh dari kata baik. Wajah tirus dengan tubuh yang mengurus. Dan lagi ia seperti tak terurus. Shilla bisa membayangkan kalau hari-hari Siwon di Paris pasti tidaklah mudah. Sementara Siwon kini larut dalam pikirannya sendiri. Memikirkan kenapa Minho dan Shilla bisa datang menemuinya di Paris. Ia ragu untuk menyimpulkan. Ia takut untuk mengetahui bahwa kemungkinan Shilla telah memilih. Dan itu bukan dirinya. Ia tak siap, meski selama 2 bulan ini ia sekuat tenaga untuk mempersiapkan saat hari ini tiba. Tapi tetap saja ia tak siap. “Hey! Kenapa hanya berdiam diri? Palli mogo!” Ucap Il Woo sedikit mencairkan kecanggungan yang tercipta. Tapi tetap saja ketiganya hanya makan dalam diam. larut dalam pikiran masing-masing. “So, Woo-ya ini yang kau maksud dengan kejutan untukku?” Tanya Siwon ketika ia sudah bisa mengendalikan dirinya. Bukan saatnya untuk terus bersedih, itu pikirnya. “Ehm” “Keundae bagaimana kau tahu kalau Minho dan Shilla akan mengunjungiku?” Tanya Siwon seolah menyelidik. “Kau salahkan saja Minho. Dia menghubungi di tengah rapat. Makanya tadi aku menghilang saat rapat.” Aku Il Woo. Siwon hanya tersenyum singkat. “Ah aku sudah selesai. Gomawo Shilla-ya makanannya” ucap Il Woo riang. Ia kemudian menarik kursinya dan bergegas menuju kamarnya. Minho mengekor di belakangnya. Shilla juga bangkit dari duduknya. Ia membereskan sisa piring yang Minho dan Il Woo tinggalkan begitu saja. Awalnya Siwon juga ingin ke kamarnya tapi ia urungkan niatnya mengingat ia kasihan jika Shilla yang harus membereskan semuanya. “Oppa biar aku saja. Kau istirahatlah” tolak Shilla halus. Siwon menggelengkan kepalanya. “Aku tuan rumahnya kan disini? Sini biar kubantu” Tuan rumah? Shilla hanya bisa pasrah. Meskipun dalam haitnya terselip sedikit kecewa. Entahlah tapi kata tuan rumah seakan menandakan kalau Shilla ini orang asing. Mereka membereskan meja makan dalam diam. tak ada satupun kata yang terlontar. Kecanggungan itu jelas sekali terjadi. “Woah sudah rapi rupanya?” ucap sebuah suara menginterupsi. Il Woo. Ia memandang Shilla dan Siwon dengan tatapan yang sama sekali susah diartikan. “Oya Minho sepertinya sangat kelelahan jadi dia sudah tertidur pulas di kamarku.” Terang Il Woo berikutnya. “Aish anak itu.” “Ehm.. dan karena apartemen ini Cuma ada 2 kamar jadi kurasa sudah jelas kan?” ucap Il Woo tak jelas. Baik Shilla dan Siwon mengerutkan keningnya bingung. “Itu artinya kalian harus sekamar.” “Mwo?” kaget Shilla dan Siwon. “Aish memangnya ada yang salah dari ucapanku? Kalian masih suami istri. Dan lagi pula hanya tinggal 1 kamar yang tersisa. Dan itu kamarmu Won-ah. Kau tidak akan mungkin membiarkan Shilla tidur di sofa kan? Dan jangan berpikiran kau sendiri yang akan tidur di sofa. Aku tidak mengijinkan” “Keundae Woo-ya..” “Sudah ya sudah malam. Jaljayo” ucap Il Woo cepat kemudian ia melengos menuju kamarnya. Senyum jahil terkembang begitu saja dari bibirnya. Sementara itu Siwon dan Shilla sama-sama canggung. Ucapan Il Woo bagaimanapun ada benarnya. Mereka masih suami istri, tak peduli seberapa pelik masalah yang mereka hadapi kini. “Kkaja. Kurasa kau juga sudah lelah” ucap Siwon pasrah. Ia kemudian menarik tangan Shilla memasuki kamarnya. “Istirahatlah. Aku juga lelah ingin istirahat” ucap Siwon lagi saat keduanya sudah memasuki kamar. Siwon kemudian merebahkan dirinya di ranjang. Sementara Shilla masih berdiri canggung di samping ranjang. “Hey, kau tak mau tidur? Kau tak lelah?” Tanya Siwon lagi. Pada akhirnya Shilla perlahan mendekati ranjang dan merebahkan dirinya di samping Siwon. Mereka saling beradu punggung. Tak ada suara yang terlontar. Kecanggungan itu masih tercipta. Mereka suami istri tapi seolah kini menjadi orang asing. *** Siwon mengucek matanya kasar saat sebuah dering ponsel membangunkannya. Ia masih belum sepenuhnya sadar kalau kini di sebelahnya terbaring Shilla yang juga ikut terbangun karena dering ponsel Siwon. “Yoboseyo” ucap Siwon sedikit malas. “Won-ah kau sudah bangun?” ucap suara di seberang sana. “Woo-ya? Kenapa menelepon kenapa tidak langsung membangunkanku?” “Aku tidak ingin mengganggumu” ucap Il Woo jahil di seberang sana. “Mengganggu? Apa maksud..” ucapan Siwon terputus ketika ia sadar kalau ia tidak sendiri di kamarnya itu. ia bisa melihat kini Shilla tengah memandangnya dengan kening yang berkerut. Damn! Aku bahkan lupa ada Shilla disampingku. Kupikir semalam hanya mimpi “Won-ah nikmati hari liburmu hari ini. Ajaklah Shilla jalan-jalan” “Mwo? Apa maksudmu Woo-ya?” “Aku sudah di kantor. Kau aku liburkan hari ini, kekeke” “Mwo? Hya! Keundae..” “Tenang saja pekerjaanmu sudah di handle Minho. Wajah kalian sama jadi kurasa karyawan lain tak akan ada yang tahu. Kau tenanglah. Dan nikmati harimu. Selesaikan masalahmu. Entah itu akan berakhir bahagia atau sebaliknya, tapi selesaikanlah masalahmu. Araseo? Annyeong!” ucap Il Woo cepat kemudian menutup telponnya. “Hya! Woo-ya! Hya.. aish!” “Waeyo Oppa?” Tanya Shilla penasaran. Siwon memandangnya sekilas kemudian menghela napasnya panjang. Il Woo benar. Aku harus menyelesaikan masalahku. *** Siwon berjalan beriringan bersama Shilla. Keduanya hanya terdiam satu sama lain. Mereka hanya terus berjalan menyelusuri taman Luxembourg yang berada di pusat kota Paris itu. “Tempatnya indah Oppa” ucap Shilla memecah keheningan. “Kau suka?” “Ehm” ucap Shilla kemudian membubuhkan senyumnya. Membuat Siwon sedikit terkesiap. Ini senyum pertama yang Siwon lihat semenjak kemarin kedatangan Shilla. Senyum itu.. akankah aku bisa melihatnya lagi? Aku merindukannya. Keduanya kini duduk di bangku taman. Dengan satu sama lain hanya duduk dan pandangan yang lurus ke depan. Tak ada yang berani menatap wajah satu sama lain. mereka takut. “Eoma dan Appa sehat kan?” kini Siwon yang bersuara. Shilla hanya mengangguk singkat. “Kau juga kan?” Tanya Siwon singkat. Entahlah kenapa kini rasanya susah untuk berucap satu kalimat yang utuh dan lengkap. Hanya potongan- potongan kalimat singkat yang terlontar. “Ehm.” “Minho kurasa menjagamu dengan baik” ucap Siwon sedikit getir. “Ehm kurasa begitu” Jadi benar? Itu artinya… Siwon tersenyum pahit. “Tak kusangka kau akan memutuskan secepat ini Shilla-ya” Shilla menolehkan kepalanya. Menatap Siwon yang masih menatap lurus ke depan. Dia tahu? “Hah, pada akhirnya hari ini akan datang kan? Pada akhirnya kau akan bersama orang yang kau cintai. Pada akhirnya aku harus…” Ucapan Siwon terhenti ketika Shilla menempelkan jarinya tepat di bibir Siwon. Memaksanya untuk menghetikan ucapannya. “Ijinkan aku untuk bicara, ne? ijinkan aku untuk menjelaskan semuanya. Dengarkan ceritaku dulu” ucap Shilla kemudian. Siwon memandangnya ragu. Menjelaskan kalau kau memilih Minho? Kenapa rasanya sekarang sudah begitu menyakitkan saat kau sendiri belum menjelaskannya Shilla-ya “Mianhae kalau selama ini aku bukan istri yang baik untukmu. Bahkan telah membuatmu terluka. Istri yang tak tahu siapa yang ia cintai. Mianhae Oppa. Keundae.. sekarang ijinkan aku mengungkap semuanya” Siwon hanya terdiam. Ia tak memungkiri kalau kini hatinya sangat was-was. Membayangkan kalau hari ini adalah mimpi buruknya, ia tak sanggup. “Benar kalau aku mencintai salah satu diantara kalian. Bahkan aku juga salah mengira siapa yang kucintai hingga akhirnya semua berakhir seperti ini. Tapi kini aku yakin Oppa bahwa dari dulu sampai sekarang aku hanya mencintai orang itu. orang yang berhasil merebut hatiku pada pandangan pertama.” Minho kah? God, kenapa rasanya sekarang aku tak akan sanggup mendengar lanjutan ucapannya. “Kau tahu dimana pertama kali aku bertemu dengannya Oppa?” Siwon hanya menggeleng lemah. “Pertemuanku dengannya bahkan hanya sebuah kebetulan. Siapa yang menyangka kalau aku bertemu dengannya di subway” terang Shilla lagi. Siwon sedikit terkesiap. Subway? “Pria tampan itu dengan baiknya memberikanku tempat duduknya. Aku tahu saat itu subway sangat penuh, hingga aku tak mendapat tempat duduk. Keundae, geu namja.. dia memberikanku kursinya, dan merelakan dirinya sendiri berdiri. Saat itu aku terkagum dibuatnya, jarang sekali ada namja gentle sepertinya sekarang ini. Mungkin terlihat bodoh, tapi aku langsung kagum, ah ani, aku bahkan mencintainya saat itu juga. love at first sight. Kurasa begitu. terlalu naïf mungkin, ketika aku mencintai orang yang bahkan tak kutahu namanya, tapi aku hafal betul wajahnya.” Siwon kembali terkesiap. Ia ingat betul setiap detail kejadian itu. membekas dengan baik dalam memorinya. “Kau tahu siapa orang itu? apa kau ingat? Apa kau ingat kau pernah memberikan kursimu untuk seorang gadis waktu itu?” Siwon menatap Shilla tak percaya. Jadi selama ini.. “Tapi bukankah kau lebih dulu mengenal Minho?” akhirnya Siwon angkat bicara. “Ani. Aku salah. Kukira awalnya juga aku mencintai Minho Oppa. Tapi aku salah. Aku bukan salah mengira kau adalah Minho Oppa, tapi sebaliknya. Aku mengira Minho Oppa adalah dirimu. Namja yang begitu mudah membuatku jatuh cinta.” “Lalu Minho?” Shilla tersenyum singkat. “Dia sudah tahu. Dan dia menerimanya” “Mwo?” Flashback one month ago “Sebenarnya..aku.. sudah memikirkannya. Dan aku rasa aku tahu siapa orang yang benar-benar kucintai.” “Geu..geuraeyo?” ucap Minho ragu. Ia menatap Shilla dalam. “Ehm” “Nu..nuguya?” ucap Minho takut. Shilla hanya memandangnya ragu. “A..aku..” Shilla menatap Minho cemas. Ia ragu, tapi toh ia harus mengatakannya cepat atau lambat. “Mianhae Oppa” ucap Shilla singkat. Tapi Minho sudah bisa menebak kemana arah pembicaraanya setelah ini. Kata maaf itu terasa begitu menusuk sekarang. “Tapi aku… aku..” Minho menarik Shilla dalam dekapannya. Kemudian mengelus puncak kepala Shilla. “Araseo. Kau memilihnya?” ucap Minho lembut. Meski kini rasanya hatinya tengah terluka sekarang. Shilla hanya mengangguk singkat dalam dekapan Minho. “Mianhae Oppa.. hanya saja aku..” “Gwenchana. Aku mengerti” “Mianhae jeongmal Mianhae Oppa..” Shilla terisak dalam pelukan Minho. Meski ia sudah yakin dengan perasaannya tapi tetap saja ia merasa bersalah terhadap Minho. Bagaimanapun ia menyayangi Minho. “Hey uljimara! Kau ini cengeng sekali” “Aku hanya merasa bersalah Oppa. Mianhae” “Sudah kubilang kan gwenchana? Aku baik-baik saja. Tidak sepenuhnya baik-baik saja mungkin tapi aku lega. Karena pada akhirnya kau memilih. “ ucap Minho bijak membuat Shilla semakin terisak dalam pelukannya. “Sudah ya jangan menangis lagi. Hapus air matamu.” Titah Minho. Shilla melonggarkan pelukannya dan perlahan menghapus air matanya. “Aku… ingin ke Paris Oppa” ucap Shilla lirih. Membuat Minho sontak mengalihkan pandanganya kea rah Shilla. “Mwo?” “Kurasa aku harus menemuinya. Aku merindukannya” aku Shilla. Minho tersenyum singkat. “Aku temani” “Eh? Tak perlu Oppa” “Aku tak mungkin membiarkanmu sendiri. Lagipula aku ingin memberi pelajaran pada manusia sombong yang tak pernah menghubungi saudara kandungnya ini” “Jinja?” “Ehm. Tapi tidak dalam waktu dekat, ne? aku harus mengurus beberapa urusan di perusahaan. Tapi setelah itu aku janji akan menemanimu” “Gomawo Oppa” End of flashback Siwon masih terpaku di tempatnya. Semua yang Shilla ceritakan benar- benar tak pernah ia duga sebelumnya. Ia memandang Shilla kosong, meski begitu ia tak bisa menyembunyikan air mata yang rasanya kini hendak berontak dari pertahanannya. Membuat Shilla menjadi khawatir dibuatnya. “O..Oppa gwenchana?” Tanya Shilla khawatir. Tapi Siwon sama sekali tak meresponnya ia masih memandangnya kosong. Hingga akhirnya Siwon memeluk Shilla. “O..oppa?” Shilla terkejut dengan pelukan tiba-tiba Siwon. “Saranghae Shilla-ya” ucap Siwon yang kini memeluknya semakin erat. Shilla mau tak mau melingkarkan tangannya, membalas pelukan Siwon. Bagaimanapun Shilla sangat merindukan dekapan ini. Ia merindukan rengkuhan protektif Siwon yang rasanya sudah sekian lama tak ia dapatkan. “Nado saranghae Oppa” “Bogoshipo, nan jeongmal bogoshipo” ucap Siwon frustasi. Shilla tak menjawab tapi ia semakin mengeratkan pelukannya. Cukup sebagai jawaban kalau ia juga merindukan suaminya ini. Siwon melepas pelukannya. Membuat Shilla sedikit kecewa dibuatnya. Kalau boleh jujur ia ingin terus-terusan dalam rengkuhan Siwon. “Aku benar-benar merindukanmu. Dua bulan ini rasanya membuatku nyaris gila. Saranghae” ucap Siwon lagi. Ia kemudian mendaratkan kecupan yang cukup lama di kening Shilla. Shilla hanya bisa memejamkan matanya ketika sentuhan yang sudah lama ia rindukan itu terasa begitu hangat. “Oppa kau jahat. Kau tega sekali dua bulan tak menghubungiku. Tak tahukah kau kalau aku nyaris gila tanda kabar darimu?” protes Shilla. Siwon terkekeh pelan. “So sorry babe. I’m just too frustrated with all of this.” Ucap Siwon kemudian memeluk Shilla lagi. Shilla semakin membenamkan wajahnya di dada bidang Siwon. Membuatnya bisa merasakan detak tak menentu dari balik kemeja Siwon. “Gomawo karena sudah memilihku” ucap Siwon tulus. Ia memberikan senyumannya untuk Shilla. “Aku rindu senyummu Oppa” ucap Shilla dan kemudian membalas senyuman Siwon. Siwon menatap kedua mata Shilla dalam. Seperti tertarik magnet, perlahan ia mendekatkan tubuhnya ke arah Shilla. Mempersempit jarak diantara mereka. Dan ketika mereka sama- sama bisa merasakan hembusan napas masing-masing, Shilla dan Siwon sama-sama memejamkan matanya. Detik berikutnya ketika mereka sudah siap untuk untuk saling bersentuhan sbuah dering ponsel mengagetkan mereka. Membuat keduanya sontak menarik diri. Damn this call. “Hello” ucap Siwon sedikit marah. “Hey! Kenapa kau?” ucap suara di seberang sana. “Woo-ya? Hya! Mengganggu saja” umpat Siwon. “Mengganggu? Hya! Apa yang kalian lakukan? Jangan katakan kalau kalian…” “Aish jangan berpikiran macam- macam. Untuk apa kau telepon?” “Hahaha. Tak perlu marah Won-ah. Justru aku menelepon untuk memberimu kabar bahagia” “Kabar bahagia?” “Ehm” “Mwo?” Tanya Siwon penasaran. Di seberang sana Il Woo hanya terkekeh geli. “Ppalli kau ke bandara sekarang!” Perintah Il Woo. “Mwo? Untuk apa?” “Aku tunggu kau di bandara sejam lagi Hyung. Ppali tidak ada waktu lagi” ucap Minho yang kemungkinan sudah merebut ponsel dari tangan Il Woo. “Minho? Keundae wae?” “Aku dan Il Woo sudah membereskan kopermu dan Shilla” “Mwo? Kalian mengusir kami?” ucap Siwon tak percaya. “Ani. Kami sudah mempersiapkan paket bulan madu ke Venice untuk kalian. Kurang baik apa aku, huh?” “Bulan.. MWO?” “Tak usah berlebihan” “Keundae Minho-ya aku..” “Tak usah minta maaf kalau itu yang ingin kau katakan. Aku sudah ikhlas untuk semuanya Hyung. Jadi cepatlah ke bandara. Paket bulan madu menantimu” “Keundae..” “Jangan banyak tapi. Ppalli Hyung. Waktumu tinggal 50 menit lagi sebelum pesawat berangkat” “Mwo? Hya! Yobosoye yoboseyo?” teriak Siwon frustasi ketika Minho dengan seenaknya menutup sambungan teleponnya. Membuat Siwon hanya bisa mengumpat kesal. “Oppa waegurae?” Tanya Shilla khawatir. Siwon melirik Shilla kemudian menarik tangan Shilla cepat. “Oppa kita mau kemana?” “Bulan madu.” Jawab Siwon singkat. “Eh?” “Nanti aku jelaskan. Sekarang kita harus bergegas ke bandara” “Keundae..” “Tenanglah. Kau mencintaiku, Ne?” “Keureom.” “Kalau begitu ikuti kataku. Saranghae Shilla-ya. Lets go to our honeymoon” ucap Siwon kemudian menarik Shilla dan menggendongnya,membawanya lari dalam gendongannya. “Aw.. Oppa turunkan aku!” “Shireo!” ucap Siwon dan membawa Shilla lari. Entahlah, tapi mereka hanya tak bisa menahan bahagia mereka. Semua derita dan kejadian yang cukup menyesakkan toh pada akhirnya membawa mereka pada kebahagiaan mereka. When you mistaken somebody you love what will you do? Give up or hold on? Shilla will choose to hold on. Yeah hold on. ~FIN~
Posted on: Mon, 26 Aug 2013 13:42:14 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015