Motif para pembunuh berantai pada umumnya dikategorikan sebagai - TopicsExpress



          

Motif para pembunuh berantai pada umumnya dikategorikan sebagai visionary, mission-oriented, hedonistic (lust, thrill, comfort), dan power or control. Pelaku dengan motif visionary umumnya menderita psikosis yang memisahkan mereka dengan realitas, contoh kasus yang paling sering ditemui adalah pelaku yang beranggapan bahwa dirinya adalah orang lain, atau merasa disuruh membunuh oleh setan ataupun Tuhan. Pelaku dengan motif mission-oriented melakukan pembunuhan karena ingin “membersihkan dunia” dari manusia yang mereka anggap tidak diinginkan oleh dunianya, contoh kaum homoseksual, pekerja seks komersial, atau penganut agama tertentu. Pada umumnya mereka tidak psikosis, namun memiliki standar tertentu untuk membentuk dunia yang lebih baik versi mereka. Pembunuh berantai dengan motif hedonistic masih dibagi lagi ke dalam tiga kategori, yaitu lust, thrill, dan comfort. Pelaku dengan motif lust pada umumnya melakukan pembunuhan karena hasrat seksual. Fantasi berperan sangat penting terhadap pelaku dengan motif ini. Kepuasan seksual yang mereka dapatkan tergantung pada banyaknya siksaan, ataupun mutilasi yang dilakukan terhadap korban. Mereka biasanya menggunakan senjata yang memelukan jarak yang sangat dekat dengan korban, seperti tangan atau pisau. Pelaku dengan motif thrill menyukai perasaan yang muncul ketika melihat ekspresi korban ketika mereka menyakiti atau meneror korban mereka dimana kebanyakan korban merupakan orang asing yang tak dikenal. Mereka membunuh murni karena ingin membunuh, tanpa aspek lain seperti hasrat seksual. Pelaku dapat absen dari kegiatan membunuh mereka dan kembali lagi setelah mereka memperbarui cara membunuh dan metode yang dilakukan. Pelaku dengan motif comfort melakukan pembunuhan karena rasa nyaman yang ditimbulkan ketika membunuh. Biasanya korban adalah anggota keluarga sendiri atau kerabat dekat. Pelaku biasanya mengambil rentang waktu yang cukup lama untuk menghindari kecurigaan keluarga atau pihak berwenang. Mereka biasa menggunakan racun (paling sering digunakan : arsenic) untuk membunuh korbannya. Kebanyakan dari pelaku dengan motif ini merupakan wanita. Motif power/control menunjukkan bahwa pelaku pembunuhan melakukan aksinya untuk memperoleh perasaan “in total control´ atau memiliki kendali penuh atas korbannya. Biasanya mereka adalah korban kekerasan di masa kecil yang tumbuh dengan perasaan lemah, putus asa, dan ketidakmampuan dalam menjalani hidup sebagai orang dewasa. Banyak dari pelaku dengan motif ini melakukan kekerasan seksual terhadap korbannya, walaupun begitu pelaku dengan motif ini tidak bisa disamakan dengan pelaku dengan motif hedonistic karena kekerasan/pelecehan seksual yang dilakukan tidak didasari oleh hasrat seksual tapi oleh perasaan ingin mendominasi korban.
Posted on: Thu, 06 Jun 2013 08:37:07 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015